Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lumbang Lanong, Bisakah Chaotisme Membunuh Prinsip Dualisme?

7 Juli 2016   14:00 Diperbarui: 7 Juli 2016   15:49 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengantar

Suatu waktu seorang guru seni rupa dihadapkan kepada harus menilai lukisan lukisan hasil karya anak anak kecil-anak TK,sang guru pusing 7 keliling karena rata rata lukisan anak anak itu mirip lukisan ‘abstrak’,banyak sisi ‘chaotik’ nya,secara keseluruhan nampak kacau balau.untunglah sang guru ini bijak dan cerdas,diantara lukisan lukisan yang nampak kacau itu sang guru masih bersedia mengamati secara seksama dan ia menemukan suatu pola tertentu yang ingin digambarkan sang anak; ada yang ingin melukis pemandangan,ada yang ingin melukis hewan-kapal terbang-pepohonan dlsb.intinya sang guru masih bisa melihat suatu ‘desain’ dibalik ‘kekacauan’-tidak mutlak melihat lukisan itu sebagai ‘chaos’

Ada banyak orang dewasa-bukan anak anak yang menangkap adanya fenomena chaotisme di luar angkasa nun jauh disana seperti tumbukan antara benda benda langit-meteor berjatuhan, atau berbagai bentuk kekacauan di bumi tempat manusia hidup sehingga misal musim hujan dan musim kemarau sudah sulit di prediksi lagi ada pula yang menemukan kecacatan pada diri manusia dan secara revolusioner lalu mendeskripsikan alam semesta ini sebagai wujud ‘chaos’ (!) Rupanya ia tidak seperti sang guru senirupa itu yang masih bisa melihat dari dua sisi,dan dapat menemukan suatu desain diantara yang nampak kacau

Karena alam semesta tentu bukanlah seperti ‘lukisan abstrak’ hasil karya anak TK,terlalu riskan menyebut satu saja misal : wujud manusia yang nampak terdesain hingga ke urat urat syaraf nya yang terkecil sebagai hasil karya asal asal an dan wujud 'chaos'

Lalu apa yang membuat alam semesta ini atau secara lebih luas : kehidupan ini, nampak sebagai wujud terdesain sehingga diantara fenomena yang nampak kacau itu manusia masih dapat menangkap adanya ‘kerangka’

Agama mengungkap adanya hukum kehidupan pasti sebagai ‘kerangka’ kehidupan secara keseluruhan dimana manusia misal sebagai contohnya terkungkung didalamnya : mengalami sebab-akibat,hidup dan lalu mati,merasakan derita disamping bahagia,sehat disamping sakit,ditempatkan di dunia untuk lalu dibawa ke alam akhirat,merasakan ke fanaan disamping kelak kebahagiaan

Dan dalam diri manusia ada alat penangkap ‘kerangka’ dualistik itu yaitu AKAL yang diciptakan istimewa-khusus untuk dapat menangkap adanya ‘grand konstruksi’ alias kerangka besar kehidupan itu dimana kepada kerangka dualistic itulah dan bukan kepada ke chaos an akal menyandarkan diri

………………………………………………………………..

Bagaimana sikap manusia terhadap prinsip dualisme

Seseorang atau mungkin banyak orang masih ada yang menolak mati matian konsep dualisme dengan mengungkap adanya obyek yang samar-absurd-cacat-kacau-abu abu-tak jelas-‘shades of grey’ yang dianggap diluar atau bukan bagian dari konsep dualisme.tetapi dalam kehidupan nyata akan terbukti penolakan itu hanya lah ‘teoritis’ alias hanya sekedar teori belaka karena dalam kenyataannya yang akan dipakai dalam berfikir-dalam mengkonsep serta merumuskan segala suatu ternyata adalah selalu instrument instrument konsep dualism.

(Pertanyaan pertanyaan : bisakah kita mengenal konsep ‘ilmu pengetahuan-kebenaran-kebaikan’ tanpa ada konsep dualisme sebagai tiang-konstruksi-kerangka nya ? Bisakah ilmu pengetahuan-konsep kebenaran ber kerangka kekacauan-ketak jelasan-keserba relatifan-chaotisme ? Bisakah chaotisme-kekacauan membangun ‘rasionalisme’ ? Bisakah rasionalitas bersandar pada kekacauan-ketakpastian ? )

…………………………………………………………

Kita mulai dari konsep benar-salah,baik-buruk sebagai prinsip dualisme yang paling mendasar

Ketika seorang hakim mengetuk palu untuk memutuskan perkara maka biasanya ia akan berkata : ‘anda bersalah dan dihukum 10 tahun !’ .. Bayangkan apabila ia memutus perkara dengan konsep yang tidak jelas misal berkata : ‘anda bersalah sekaligus tak bersalah’.lalu bila sang terdakwa tidak diputuskan bersalah atau tak bersalah lalu bagaimana sang hakim akan memberi putusan yang pasti. Apakah pengadilan akan orientasi pada putusan yang abu abu-samar-tak jelas ?

Demikian pula dalam dunia pendidikan,bayangkan apabila manusia tak mengenal konsep benar-salah. Seorang murid di luluskan karena ia dinilai dapat menjawab soal ujian kebanyakannya dengan benar dan sebaliknya yang tidak lulus karena memberi jawaban yang kebanyakan salah.hal hal yang samar-absurd-tak jelas tentunya tidak akan bisa menjadi patokan atau parameter dalam dunia pendidikan

Demikian pula dalam konsep pendidikan akhlak-moral-etika manusia akan diajari perihal konsep baik-buruk dan tidak akan diajari konsep konsep yang samar-tidak jelas-abu abu

Itulah dualisme menjadi kerangka dari tegaknya dunia hukum serta dunia pendidikan

Dalam kehidupan bermasyarakat maka konsep yang jelas dan tegas alias 'konseptual' itulah yang akan dipakai bukan yang abu abu apalagi chaos,ketika diadakan pertandingan olah raga maka konsep yang dipakai adalah dualisme menang-kalah,ketika hendak mendata penduduk atau membuatkan KTP nya maka konsep dualism yang dipakai adalah jenis kelamin laki laki atau perempuan bukan identitas yang tak jelas,bila seseorang tengah berduka maka hal yang didambakannya adalah merasakan sukacita bukan perasaan yang tidak jelas atau samar atau perasaan kacau

Makna ‘dualisme’ mengandung arti bahwa didalamnya terdapat muatan muatan-konsep konsep-entitas-entitas yang dapat ditarik kepada dua kutub yang secara jelas berbeda dan atau berlawanan, misal : benar-salah,lelaki-wanita,bahagia-derita,teratur-kacau,cacat-sempurna,gelap-terang dlsb. Memang ada hal-obyek-wujud yang nampak samar-chaos-kacau-tak jelas-absurd-shades of grey tetapi dalam membangun konsep-rumusan-ilmu pengetahuan manusia tentu berpegang pada hal yang jelas-pasti-permanen.

Secara keliru manusiapun ada yang menyalah fahami fenomena chaos-kekacauan-kecacatan-absurditas sebagai ‘pembunuh’ dualisme padahal semua itu adalah pasangan dari keteraturan-kesempurnaan-kejelasan.sebab kita dapat memahami apa-bagaimana itu ‘teratur’-‘jelas’-‘sempurna’-‘tertata’ karena sebelumnya kita pernah menangkap yang kebalikannya.sebagaimana, bagaimana manusia bisa tahu-faham apa itu ‘bahagia’ kalau belum pernah merasakan penderitaan ? Bagaimana kita dapat memaknai ‘terang’ apabila belum mengalami kegelapan ?

Bahkan pencetus teori ‘chaos’ pun bisa mendeskripsikan chaotisme karena sebelumnya ia pernah berpengalaman melihat wujud yang teratur-tidak kacau.jadi dualisme adalah sebuah keniscayaan bagi akal fikiran untuk bisa memahami segala suatu,tanpa ada dualism maka bagaimana akal dapat bekerja ?

Itulah konsep dualisme adalah ‘benang merah’ diantara ketak jelasan-ke samar samar an,kerangka bagi akal dalam merumuskan konsep konsepnya.bayangkan bila tak ada konsep dualisme yang jelas-tegas-terang benderang.artinya akal akan selalu mencari nilai dualism yang jelas dan terang benderang diantara hal hal yang absurd-tak jelas sebab eksistensi akal tak bisa berpijak pada hal hal yang absurd-tak jelas-chaos

Ketika kita diminta menggambarkan definisi manusia maka salah satu yang digunakan adalah definisi jiwa-raga karena manusia adalah makhluk yang terdiri dari dualism jiwa-raga.ketika seorang laki laki ingin mencari pasangan sebagai teman untuk mengarungi bahtera rumah tangga maka yang akan dicarinya adalah manusia yang memiliki identitas yang jelas yaitu : wanita,demikian pula sebaliknya wanita akan mencari yang identitasnya jelas yaitu : lelaki,bukan mencari yang identitasnya tak jelas misal laki laki bukan wanita bukan

Konsep ‘kebenaran’ itu dapat dibangun atau difahami oleh manusia oleh karena berpijak diatas konsep dualism dengan benar-salah yang jelas dan tegas,konsep kebenaran tentu tak bisa berdiri diatas atau berangkat dari sesuatu yang tak jelas-yang serba samar.demikian pula dengan konsep ‘ilmu pengetahuan’ ia dibangun oleh dualisme benar-salah yang jelas dan tegas dan kita tak akan pernah mengenal konsep ‘ilmu pengetahuan’ apabila segala suatu obyek itu tidak dapat didefinisikan secara jelas benar-salah nya- perbedaan serta perbandingannya dengan obyek lainnya

……………………………………………………………

Dualisme itu ada yang berada di dunia fisik seperti lelaki-perempuan,gelap-terang-panas dingin ataupun yang berada diwilayah metafisis seperti benar-salah,baik-buruk,sebab-akibat,bahagia-derita,dlsb.walau diatara semua itu terdapat wilayah samar-abu abu-shades of grey tetapi semua wujud ketakjelasan itu tak melenyapkan dualisme yang terang dan jelas. Ada pula bagan dari prinsip dualisme yang memiliki dua kaki : satu berpijak di dunia materi-fisik satu di dunia non materi-metafisik misal : dunia-akhirat, fana-abadi, jasad-roh dlsb.

Tetapi masalahnya adalah : pengetahuan tentang dualism itu tidak cukup hanya diketahui keberadaannya sebagai entitas entitas yang ada dalam realitas melainkan kita harus memahami makna nya bagi akal fikiran,ini yang terpenting (!) Karena mesti difahami bahwa akal fikiran tidak akan tegak tanpa adanya konsep dualisme.ibarat kereta api beroda dua yang hanya bisa berjalan bila berdiri diatas rel ganda maka demikian pula cara berfikir akal hanya dapat berjalan diatas rel prinsip dualism bukan diatas hal hal yang samar-abu abu-tidak jelas-wilayah shades of grey.jadi prinsip dualisme adalah rel bagi eksistensi akal

Sehingga konsep konsep yang dapat direkonstruksi oleh akal dan lalu dijelaskan secara rasional adalah konsep konsep yang didalamnya memiliki konstruksi dualism yang jelas sehingga benar-salah nya dapat diterangkan secara jelas.sedang ‘konsep ganjil’ adalah konsep yang tidak bisa dijelaskan secara rasional karena didalamnya tidak terdapat konstruksi dualism yang jelas dan memadai.contoh pernyataan ‘wujud terdesain bisa terjadi secara kebetulan’ tentu tidak memiliki muatan prinsip dualism yang memadai untuk bisa disebut jalan fikiran rasional

Sehingga upaya pelenyapan atau pengabaian terhadap adanya konsep dualism itu dapat melenyapkan karakter cara berfikir akal yang dualistiks-sistematik-mekanistik.adanya faham faham yang mengacu pada prinsip relatifisme-nihilisme-pluralisme-subyektifisme-individualisme dalam dunia filsafat kontemporer itu adalah akibat pengabaian manusia terhadap adanya konsep dualism,sedang pemahaman terhadap adanya konsep dualism akan membawa pemahaman terhadap adanya bentuk kebenaran yang terstruktur-konstruktif-sistematis-rasional

Dan hukum kehidupan pasti yang mengkonstruk realitas itu pun dibangun oleh instrument dualism dimana dalam kenyataan sebagai contohnya manusia di setting menjadi makhluk yang hidup tetapi harus mati,disetting harus merasakan antara sehat dan sakit,mengalami masa muda dan masa tua,hidup di dunia tetapi juga di akhirat,makhluk yang membuat sebab tetapi yang niscaya menuai akibat

……………………

Anda masih berfikir untuk membantahnya ? … maka keluarlah dari segala suatu yang di konstruks oleh prinsip dualism semisal ‘ilmu pengetahuan’-‘konsep kebenaran’-‘hukum’-‘logika’ dan masih teramat banyak lagi konsep konsep yang dapat masuk kedalam akal fikiran anda

………………………………

Hubungan agama-prinsip dualisme

Agama Ilahiah adalah institusi yang konsep kebenarannya dibangun oleh prinsip dualisme atau bangunan yang konstruksinya adalah prinsip dualism, itu sebab agama dapat direkonstruksi oleh cara berfikir akal dan dapat dijelaskan secara rasional (walau ada sisi lain yang hanya dapat dihayati oleh pengetian hati).sedang pemikiran pemikiran yang ada dalam institusi filsafat ada yang dapat direkonstruksi oleh cara berfikir dualistik dan diterangkan secara rasional berdasar prinsip dualisme dan ada yang tidak, artinya; ada pemikiran yang rasional dan ada yang ganjil menurut cara berfikir akal dualistik

Dan Ibarat layang layang yang dapat terbang karena memiliki kerangka,gedung yang dapat berdiri tegak karena memiliki kerangka konstruksi besi beton maka itulah realitas itu dapat tegak dan tidak menjadi chaos-awut awutan karena ia memiliki kerangka dimana kerangka itulah yang diungkap agama dan dideskripsikan sebagai 'hukum kehidupan pasti'.atau dengan kata lain,dunia fisik-metafisik disatukan oleh kerangka yang sama sehingga kita bisa memahami dunia metafisik secara rasional dengan bercermin pada dunia metafisik demikian pula sebaliknya kita dapat memahami apa-bagaimana di dunia fisik dengan bercermin pada konstruksi yang ada di dunia metafisik.dan tahukah anda bahwa 'kerangka' itu dibangun oleh atau dari rangkaian demi rangkaian prinsip dualisme ?

Dan itulah sejak era posmo datang maka kecenderungan cara berfikir dualistik-systematik-terstruktur-konseptual itu secara perlahan tersingkir dari dunia filsafat dan yang dikedepankan oleh para failosof kontemporer adalah cara berfikir yang orientasi pada relatifisme-parsialisme-nihilisme-materialisme-keunikan-individualisme-pluralisme sehingga cara pandang demikianpun perlahan menjadi 'world view' dan mungkin seringkali sudah ada tersimpan dalam alam fikiran orang orang tertentu tanpa mereka sadar darimana sumber nya,sehingga di zaman ini upaya menggambarkan kebenaran secara tertata-terstruktur-konstruktif sesuai prinsip akali (yang bertujuan mendeskripsikan bentuk konsep kebenaran mutlak-menyeluruh-menyatu) pun menjadi sulit difahami oleh orang orang tertentu yang sudah bersudut pandang pos mo-sudah memakai (atau dipakaikan ?) Kacamata relatifisme-kacamata pluralisme-kacamata individualisme dlsb 'kacamata kacamata' yang disediakan dunia pemikiran kontemporer.efeknya menerangkan agama dengan menggunakan prinsip prinsip akali pun juga sudah sulit masuk kedalam alam fikiran orang orang tertentu

Idem dengan yang terjadi di dunia sains,setelah sains masuk ke era fisika quantum tidak sedikit saintis yang berfikiran chaotik,mereka melihat fenomena ketakpastian di dunia sub atom lalu berfikir chaotik dengan misal menyatakan bahwa mekanika klasik ala Newton telah runtuh padahal sebagaimana realitasnya mekanisme alam semesta sebagaimana yang digambarkan Newton hingga hari ini tidaklah runtuh,sudut pandang mekanika quantum hanya hanya melihat dari sudut pandang lain yang berbeda dengan sudut pandang Newton yaitu sudut pandang partikel-sudut pandang bagan terkecil bandingkan dengan Newton yang melihat dari sudut pandang garis besar dan menyeluruh

Demikian pula dengan saintis semisal Mr Dawkins and Mr Hawking yang melihat fenomena chaotik di alam semesta tetapi ujung ujuangnya malah menjadi cenderung berfikir atau bersudut pandang chaotik dengan menyatakan bahwa 'alam semesta pada dasarnya chaotik' (bagaimana dari yang dasarnya chaotik bisa bermunculan wujud wujud terdesain semisal manusia-binatang dlsb,mister ?) ..atau anggapan 'tidak memerlukan sang desainer atas alam semesta seperti ini (yang nampak terdapat fenomena chaotik itu)',padahal fakta adanya nampak chaotik itu tak seharusnya membuat cara berfikir menjadi chaotik sebab wujud wujud terdesain itu masih bertebaran di alam semesta seputar bumi tempat manusia hidup termasuk salah satunya wujud fisik manusia yang tidak chaotik itu

...................................

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun