Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Peristiwa dan kacamata sudut pandang manusia

18 November 2015   20:41 Diperbarui: 19 November 2015   16:13 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

..

Ada banyak peristiwa besar yang terjadi disepanjang sejarah kehidupan umat manusia dan biasanya manusia mencatatkan peristiwa peristiwa besar dan penting untuk diingat itu dalam buku buku sejarah yang kelak dapat dibaca-dipelajari dan didalami secara berulang ulang oleh generasi demi generasi.tiap peristiwa yang terjadi biasanya merupakan suatu yang unik dan memberi kesan tersendiri sebab tidak dapat terjadi berulangkali secara persis sama

Dan hari ini atau pekan ini di berbagai belahan bumi,peristiwa besar yang mengguncang dunia dan yang mungkin akan tercatat sebagai sejarah dunia mungkin sedang atau telah terjadi.kita dapat menyaksikannya secara langsung melalui media yang mengemas acara khusus untuk menayangkan peristiwa besar yang sedang atau barusaja terjadi,misal melalui tayangan ‘breaking news’.dan kita yang hidup sebagai generasi saat ini tentu menjadi saksi dari suatu peristiwa yang terjadi saat kita masih hidup, dan tentu bisa merasakan bagaimana kesan dari suatu peristiwa yang sedang atau baru saja terjadi, misal,perasaan emosional-mencekam-menakutkan-mengharukan,atau sebaliknya perasaan gembira-penuh sukacita.

Ya,peristiwa demi peristiwa bergantian datang silih berganti seperti sebuah adegan sandiwara yang menanti untuk dihadirkan satu persatu.yang akan kita permasalahkan disini-dalam artikel ini adalah; suatu peristiwa tentunya terekam sama persis oleh mata lahir kita semua apapun agama ataupun ideologinya tetapi kacamata sudut pandang kita terhadap suatu peristiwa itu ternyata tak selalu sama-bisa berbeda beda-beraneka ragam dan bahkan dapat berlawanan satu sama lain.jadi suatu peristiwa atau suatu sejarah tertentu melahirkan  beragam kacamata sudut pandang.dan manusia mengungkapkan kacamata sudut pandangnya itu melalui berbagai cara,ada yang melalui khotbah-acara debat TV-sekedar obrolan diwarung kopi atau membuat opini di media baik resmi atau tak resmi,atau bahkan sebagiannya melalui demo. bahkan suatu media tertentu, stasiun televisi atau koran misal, mengupas peristiwa tertentu yang barusaja terjadi atau yang masih ‘hangat’ dibicarakan,untuk memperlihatkan bagaimana kacamata sudut pandang mereka terhadap peristiwa dimaksud atau mengundang orang orang tertentu untuk mengungkap kacamata sudut pandangnya

Mengapa kacamata sudut pandang manusia terhadap suatu peristiwa senantiasa cenderung tidak sama dan bahkan dapat berlawanan satu sama lain ? .. hal itu terjadi bukan karena dilatar belakangi oleh faktor yang bersifat fisik,karena secara fisik semua manusia memiliki struktur yang sama,sebab itu penglihatan dan pendengaran fisiknya misal,akan dapat sama,tetapi karena dilatar belakangi oleh suatu yang bersifat abstrak : agama-ideologi-filosofi-ilmu pengetahuan-intelektualitas dlsb.bahkan budaya dan adat istiadat pun dapat mempengaruhi cara pandang manusia,yang tentunya semua itu dapat berbeda antara satu dengan yang lain.entitas entitas yang bersifat abstrak itu dijadikan bingkai oleh manusia untuk meneropong peristiwa peristiwa tertentu dan lahirlah kacamata sudut pandang yang berbeda beda-beraneka warna

Bahkan entitas yang melahirkan kacamata sudut pandang yang dikategorikan besar seperti agama-filsafat-sains dapat terpecah menjadi beragam kacamata sudut pandang baru yang beraneka ragam,semisal dalam agama ada lahir banyak mazhab,dan dalam dunia filsafat lahir mazhab pemikiran yang berbeda beda demikian pula yang terjadi dalam sains.sehingga kacamata sudut pandang itu kecenderungannya adalah senantiasa membiak bukan berkurang,dan itu paralel dengan semakin membiaknya jumlah umat manusia

Nah,ketika kita berhadapan dengan beragam kacamata sudut pandang manusia yang beraneka ragam dan dapat berlawanan satu sama lain itu mungkin ada terbetik dalam ruang kalbu kita yang terdalam : mana sebenarnya yang hakikat nya benar dan mana yang hakikatnya salah ? .. sebab merupakan bawaan alami nurani apabila mempertanyakan hal hal se mendasar itu.dan tidak mudah untuk menjawab pertanyaan demikian,sebab berbicara tentang ‘hakikat’ berarti berbicara tentang ‘yang satu’ bukan ‘yang banyak’, artinya yang benar itu hanya mungkin ada satu,dan mustahil hal yang essensinya berlawanan satu sama lain semua bisa sama sama benar.tetapi apabila kita ingin mencari  atau mengembalikan persoalan ‘yang satu-yang hakiki-yang sesungguhnya’ pada manusia maka itu suatu yang nampak mustahil sebab sebagaimana banyaknya kepala manusia maka bisa sebanyak itupula pandangannya, artinya bila dikembalikan pada manusia tetap akan senantiasa melahirkan keragaman pandangan kembali

Dan saya pribadi tentu bukan dalam kapasitas mengungkap ini hakikatnya benar-ini hakikatnya salah dalam tiap persoalan yang saya temukan apabila saya mengatasnamakan pandangan saya pribadi sebagai manusia sebagai pijakannya

Sebab itu satu satunya jalan adalah mencari atau mengembalikannya pada Tuhan, tentu saja Tuhan yang satu,sebab logikanya yang satu akan melahirkan (pandangan) yang satu dan yang banyak akan melahirkan (pandangan) yang banyak  pula dimana yang banyak itu senantiasa berpotensi melahirkan pertentangan

Atau mungkin ada yang ingin menggugat pandangan saya dengan menyatakan bahwa kalau ‘hakikat’ itu hanya bisa disandarkan pada Tuhan maka ‘hakikat’ itu bisa banyak sebab manusia mengungkap serta menyembah tuhan yang berbeda beda.maka saya menyatakan bahwa pengertian ‘hakikat’ dalam artian ‘yang sesungguhnya-sejati-yang sebenar benarnya’ tetap mustahil ada banyak dimana yang satu berlawanan atau saling melenyapkan satu sama lain walau mengatasnamakan Tuhan yang berbeda beda sekalipun,sebab ‘hakikat hanya mungkin ada satu’ adalah sebuah postulat-hukum baku dalam dunia ilmu pengetahuan serta dalam konsepsi kebenaran tentunya.bahkan hal itupun berlaku mutlak termasuk ketika kita berbicara tentang persoalan wujud keberadaan Tuhan, maka suatu yang mustahil Tuhan itu ada banyak, dimana sebagai bukti logisnya;keselarasan wujud di alam semesta ini (seperti wujud fisik-psikis manusia atau wujud tatanan alamiah dibumi) mustahil dapat lahir dari tuhan yang berbeda beda sebab bila banyak maka masing masing bisa memiliki konsep-rancangan-tata aturan serta tentunya kehendak yang dapat berbeda beda dan berpotensi berlawanan satu sama lain

Lalu apa urgensinya saya menulis atau mengungkap hal seperti ini … bukankah keragaman adalah salahsatu filosofi utama serta ‘trend’ kaum posmo di era postmodernism,..bahkan andai essensinya saling berlawanan satu sama lain (mereka tak mempermasalahkan) ? .. dan tema seperti ini hanya akan dianggap kontra produktif dan mencirikan ‘kemunduran’ atau ‘kekunoan’ atau 'kebekuan' dalam pandangan mereka …

Hanya untuk mengikuti bisikan suara hati serta kejujuran dalam bermain logika… itu saja mungkin jawaban yang bisa saya ungkapkan ….. atau siapa tahu artikel seperti ini dapat membantu anda mencari cari ‘yang sesungguhnya benar’

 

  ……………......

 images : ulfiarahmi.wordpress.com

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun