Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Riwayat unik sang robot 'ajaib'

20 April 2014   16:18 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:26 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_332503" align="aligncenter" width="300" caption="images:fikri-it.blogspot.com"][/caption]

…….

Al kisah ada seorang ilmuwan super genius yang terobsesi membuat sebuah robot super canggih yang fikiran - gerakan serta tindakannya bisa disetting dan lalu dikendalikan sesuai dengan yang menjadi keinginannya. untuk merealisasikan ambisinya itu lalu ia pun mendesain program super canggih untuk kelak ia tanam kedalam sebuah chip yang akan dipasang dalam badan sang robot

Setelah jadi, robot itu memang bergerak dan bertindak persis sebagaimana desain program yang ia tanam dalam memorynya - yang menjadi cita cita dan keinginannya, dengan kata lain sang robot bisa secara penuh berada dalam kendalinya,dan kenapa bisa demikian (?) sebab cara berfikir sang robot telah diprogram tertata sesuai asas metodologi cara berfikir logic : sistematik-dialektik-matematik-mekanistik,ya cara berfikir sang robot disetting serba logic berdasar ilmu logika yang dipelajarinya diantaranya dari metode Aristotelesian bahkan hingga kepada hal hal yang serba detail, sehingga cara berfikir sang robot bisa selalu terukur secara pasti dan terukur, dan karenanya tindakan sang robot pun bisa selalu dikendalikan secara terukur pula.dengan kata lain dalam memory sang robot ditanam cara berfikir yang meniru cara berfikir akal manusia yang serba sistematik-mekanistik-matematik,sebuah system atau cara ‘berfikir’ yang serba terukur dan karenanya bisa dibaca serta bisa dikendalikan oleh sang pembuatnya.dengan kata lain ia selalu bisa membaca ‘jalan fikiran’ sang robot karena ia bisa mengukur secara pasti dan terukur apa saja yang ada dalam fikiran sang robot

(lain bila cara berfikir sang robot tidak bisa diukur secara pasti dan terukur maka ia - pembuatnya pasti tidak akan bisa membaca fikiran serta gerakannya dan juga tak akan bisa mengendalikannya !)

Tugas mekanis sang robot diantaranya adalah agar secara sistematik-mekanistik bisa memukul dan menendang orang orang yang sudah berada pada jarak tertentu dan itu di setting diantaranya untuk keperluan melumpuhkan maling yang masuk kedalam rumah.

Tetapi dalam uji coba ternyata sang robot itu masih memiliki kelemahan yaitu : ia bertindak tanpa memiliki ‘pengertian’ (!) .. karena ia ternyata memukul dan menendang siapapun termasuk sang bos - pembuatnya sendiri, lalu juga isteri bos dan anak anak serta teman teman sang bos,sehingga semua nya memar memar dipukul sang robot yang memang tidak memiliki ‘hati’ itu.

Lalu sang pembuat robot berfikir keras untuk memperbaiki kelemahan robot ciptaannya itu.lalu setelah ia belajar banyak tentang ‘cara berfikir hati’ dari ahlinya yang karakteristiknya ternyata berbeda jauh dengan karakter cara berfikir logic- cara berfikir systematik akal ala silogisme Aristoteles,maka dicobalah membuat program cara berfikir robot yang memiliki ‘pengertian’…dan setelah mengutak atik program nya untuk waktu yang sekian lama maka akhirnya ternyata ia ….. berhasil (!),….. rupanya dengan program ber basic cara berfikir sistematik ia tak berhasil membuat robot yang memiliki rasa cinta dan rasa hormat terhadap sang pencipta dan orang orang terdekatnya,sebab itu ia memakai program cara berfikir hati (pengertian),dan berhasil

Dan setelah di uji coba kan ternyata jalan fikiran sang robot kini memang berubah, tidak lagi datar - kaku - tak lagi berfikir serba systematik belaka,dengan kata lain kini ia bisa memiliki ‘pengertian’ (!),ia memukul dan menendang siapapun tetapi setelah dilihatnya yang didepannya adalah sang bos maka ia mengurungkan ‘niat’ nya memukul dan menendang,malah memperlihatkan rasa hormat,demikian pula ketika ia berhadapan dengan isteri sang bos-anak anak bos dan teman teman sang bos ….. dan sang pembuat robot itu puas hatinya sebab ia merasa telah bisa menyempurnakan hasil ciptaannya

Tetapi apa yang terjadi ketika kedalam robot itu telah ditanam chip yang didalamnya berisi konsep program (cara berfikir) ‘hati’ itu ….. suatu yang ternyata diluar dugaannya sendiri (!) … sebab pada suatu malam sang bos (pembuat robot) terkejut melihat sang robot seperti tengah duduk melamun dan seperti tengah merasa resah dan gelisah …. Ia menjadi seperti memiliki perasaan,… lalu nampak ia bangkit dari tempat duduknya dan melakukan tindakan-perbuatan yang tidak bisa lagi ia ukur - tidak bisa lagi ia perkirakan dan tentu tidak bisa lagi ia kendalikan (!)

Sang robot telah menjadi makhluk asing baginya,lalu … secara spontan sambil berteriak sang bos pun lari ketakutan (!) ……. ( sebab ia merasa sudah tak bisa lagi mengukur secara pasti dan terukur ‘jalan fikiran’ sang robot dan karena itu kini ia tak bisa lagi mengendalikannya ) …

……….

Ceritera diatas tentu hanya sekedar ‘dongengan’ semata yang nampak khayali.tetapi dari dongeng khayal itu kita bisa memperoleh pelajaran besar - bisa menarik sebuah ilmu pengetahuan tersendiri, tentang apa - bagaimana itu sebenarnya cara berfikir akal (logic) dan apa serta bagaimana itu cara berfikir hati (pengertian),serta bagaimana sebenarnya akal dan hati yang ditanam dalam diri manusia yang masing masing bekerja dengan karakter yang khas bisa menyatu padu secara harmonis ketika manusia berhadapan dengan suatu persoalan

Cara berfikir mekanistik-systematik-matematik yang meniru metodologi cara berfikir akal yang dikembangkan oleh para ahli fikir - filsuf sebenarnya bisa ditiru bahkan hingga ke tingkatan se rumit mungkin oleh para pakar hi tech khususnya para programmer pembuat software robot dan bisa diaplikasikan untuk membuat robot yang di setting sesuai keinginan pembuatnya,karena semua itu berbasis pada konsep cara berfikir yang BISA DIUKUR SECARA PASTI DAN TERUKUR.walau para pakar pembuat robot dari Jepang berusaha membuat robot berkarakter 'humanoid' yang bisa meniru aspek aspek yang bersifat manusiawi, tetapi mengapa manusia tak akan pernah bisa membuat robot yang bisa memiliki hati bahkan sampai dunia kiamat sekalipun (?)

Itulah keistimewaan hati yang berisi sesuatu yang unik yang tak bisa diukur secara pasti dan terukur bahkan oleh peralatan sains secanggih apapun bahkan hingga ke depannya sekalipun (!)

Itu sebab dalam al hadits Rasullullah pernah menyebut hati sebagai ‘sang raja dalam jiwa’ karena ia mengendalikan keseluruhan anggota termasuk mengendalikan sang akal-sang ‘perdana menteri’ yang pintar berfikir systematis,kemana arah akal berjalan itu lebih ditentukan oleh hati.itu sebab agama (Ilahiah) lebih mengutamakan mendalami ilmu ilmu yang mengedepankan cara berfikir hati (pengertian) seperti ‘hikmat Ilahi’,berbeda dengan filsafat yang lebih mengedepankan dan mengutamakan cara berfikir systematik- cara berfikir yang serba terukur, walau kelemahannya ya tentu saja kala filsafat sudah berhadapan dengan hal hal atau problem keilmuan yang sudah tak bisa lagi ditelusuri serta diselesaikan oleh cara berfikir serba terukur

Salah satu hasil dari cara berfikir hati yang kita kenal adalah ‘keyakinan’,sebab ‘keyakinan’ itu merupakan suatu yang natural-alami yang berproses dalam jiwa orang orang yang mencarinya tentunya,dan keyakinan merupakan penyatuan dari berbagai arah-dari berbagai fakta yang terkotak kotak ke satu titik pengertian.dan ‘keyakinan’ merupakan suatu yang tak selalu bisa diukur secara pasti dan terukur,sebab itu bahkan terkadang sulit untuk diungkap dengan kata kata dan atau bahkan bahasa

……………………………

Analogi diatas juga dimaksud untuk menyerang para pemikir-filsuf yang menafikan adanya cara berfikir hati dalam diri manusia dan menafikan adanya ilmu yang bersandar pada cara berfikir hati. Mereka yang selalu meniscayakan cara berfikir yang harus mutlak bersifat logic : tertata secara sistematik-mekanistik-matematik atau konsep yang bersandar pada cara berfikir yang harus selalu bisa diukur secara pasti dan terukur, lalu menolak hal hal yang sulit diukur oleh logika - oleh parameter berfikir yang terukur termasuk yang berasal dari ilmu ilmu Ilahiah semacam ilmu hakikat dan ilmu hikmat yang pendalamannya memang memerlukan cara berfikir hati yang mendalam (dan lalu memasukkan ilmu ilmu semacam itu ke dalam wilayah ‘mistik’-tidak memasukkannya sebagai bagian dari wilayah ilmu)

Analogi diatas juga sebagai pembuka bagi bahasan tentang adanya dua cara berfikir yang berbeda jauh antara cara berfikir akal dan cara berfikir hati,dan adanya dua ilmu yang berpijak pada dua cara berfikir yang berbeda itu,yaitu ilmu logika yang dikedepankan oleh para filsuf aliran rasionalist yang berpijak pada cara berfikir sistematik yang terukur dan ilmu hikmat yang diusung kitab suci yang lebih mengedepankan cara berfikir hati yaitu ‘pengertian’

Dan sebab mungkin di era kontemporer - era pos mo ada pemikir yang masih selalu mempermasalahkan dan mempertanyakan apa yang sudah difahami oleh (pengertian) hati manusia sebagai ‘kebenaran baku’ dan lalu berusaha men dekontruksi nya demi untuk agar makna makna nya bisa ‘ diukur’ dan ‘dikendalikan’ oleh jalan fikiran sang pemikir.(bisakah apa yang sudah menetap dalam hati manusia sebagai ‘keyakinan hakiki’ misal, di dekonstruksi mr.Derrida (?)

……………………………….

Anda tertarik untuk mendalaminya … dan bagaimana kelanjutan dari kisah diatas (?) …. tunggu dalam tulisan berikutnya ….

Tetapi sebelum kisah ini dilanjutkan saya mau bertanya terlebih dahulu kepada anda : Tuhan menciptakan kita manusia dengan menanam dalam diri kita akal dan hati,cara berfikir akal dan cara berfikir hati,nah coba bayangkan andai Tuhan menanam dalam diri manusia hanya akal semata tanpa hati (?) …

Sebab cara berfikir akal itu datar dan lurus seperti banteng atau seperti bulldozer yang menyeruduk apapun yang ada didepannya tanpa memiliki ‘pengertian’ apapun,nah cara berfikir hati lah yang membelokkan arahnya ke kiri atau ke kanan,menghentikannya atau meneruskannya,sehingga lahir konsep tentang ‘hati yang mengendalikan akal’ atau ‘cara berfikir hati yang mengendalikan cara berfikir akal’

…………

..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun