Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Rekonstruksi kebenaran (menyeluruh) (1)

29 Mei 2014   01:37 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:00 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

…

Kebenaran (menyeluruh) itu sesuatu yang memiliki banyak sisi - dimensi, analoginya di ibaratkan sebuah bangunan gedung besar yang memiliki banyak sisi dan orang bisa melihatnya dari sisi mana yang mereka kehendaki, orang bisa melihatnya dari sisi kiri-kanan-depan-belakang,atau orang bisa melihatnya dari sisi bagian luar atau dari sisi bagian dalam,dan pada tiap sisinya orang akan menemukan sesuatu yang tak ditemukan pada sisi yang lainnya,orang yang menelusur gedung itu pada sisi bagian dalamnya menemukan sesuatu yang tak ditemukan bila oang melihatnya dari sisi bagian luar. tetapi seluruh sisi yang dilihat manusia dari gedung itu adalah kesatupaduan bila kita hendak melihat gedung itu secara menyeluruh.dengan kata lain kita akan mengenal gedung itu secara menyeluruh dan menyatu andai kita bisa menyatu padukan semua sisi dari gedung itu yang telah ditemukan

Sehingga ‘keseluruhan’ adalah gabungan dari tiap sisi yang bisa ditangkap atau ditemukan oleh manusia, demikian pula dengan kebenaran,bila manusia ingin mengenal bagaimana sebenarnya wujud bentuk bangun keseluruhannya maka ia harus mengenal tiap sisi yang telah ditemukan manusia dan lalu berupaya menyatupadukannya (bukan mengkotak kotakkannya)

Sehingga bila di dunia ini ada orang yang ngotot beranggapan bahwa kebenaran adalah sesuatu yang sebatas dunia indera bisa menangkap dan atau memverifikasinya dan menafikan sisi lain dari kebenaran yang tak bisa dijangkau dengan pengalaman dunia inderawi (sisi yang bersifat abstrak - gaib) maka kemungkinan seumur hidupnya ia tak akan pernah bisa mengenal kebenaran yang bersifat menyeluruh dan kemungkinan hanya akan berputar putar hanya pada satu sisi saja dari kebenaran yang ia fahami (bentuk kebenaran empirik)

………………

Dengan kata lain salah besar kalau ada orang yang beranggapan kebenaran itu hanya memiliki satu sisi atau satu dimensi, misal hanya dimensi yang terverifikasi oleh pengalaman dunia inderawi sebab ada sisi lain dari kebenaran yang tak bisa diverifikasi melalui pealatan dunia inderawi tetapi bisa ditangkap oleh peralatan lain yang bersifat abstrak (akal - hati)

Tahukah anda bahwa sains - filsafat - agama adalah tiga institusi besar yang sebenarnya menelusur kebenaran pada sisi yang berbeda beda. sains menelusur kebenaran pada sisi bagian luarnya sebatas yang bisa ditangkap dan diverifikasi oleh kekuatan dunia indera dengan bantuan peralatan sains tentunya,filsafat menelusur sisi dari kebenaran yang tentu saja yang sebatas akal fikiran manusia bisa menjangkaunya, karena filsafat tentunya hanya berpegang pada kekuatan akal bukan bersandar pada kitab suci,sedang agama menelusur kebenaran pada sisi terdalamnya terutama yang berhubungan dengan hakikat serta hikmat (makna tedalam) dari segala suatu yang ada dan terjadi

Tetapi mengapa masih ada orang yang cenderung bersifat membenturkan antara satu dengan yang lain daripada berupaya menyatu padukannya,misal cenderung membenturkan deskripsi sains dengan agama hanya gara gara kasus kasus yang sebenarnya lebih merupakan fitnah dan kesalah fahaman manusia (?)

………………..

Salah besar bila ada yang beranggapan bahwa kebenaran adalah sesuatu yang sebatas apa yang bisa ditangkap dengan dunia panca inderawi,salah besar pula bila ada yang beranggapan bahwa kebenaran adalah sesuatu yang sebatas bisa digapai oleh kemampuan akal fikiran berlogika sementara pean dai hati dikesampingkan, padahal dalam hati lah manusia merangkum dan mendalami essensi dari keseluruhan yang ditangkap oleh dunia inderawi dan akal fikirannya

Salah besar pula bila ada yang beranggapan bahwa kebenaran adalah sesuatu yang sebatas sains bisa mengungkapkannya atau sesuatu yang sebatas akal fikiran para filsuf bisa menangkap dan memahaminya sebab tentu saja ada sisi dari kebenaran yang tak bisa diungkap melalui instrument sains serta kekuatan akal fikiran manusia belogika

......

Ilmu adalah peralatan penelusur kebenaran,dan karena kebenaran itu memiliki banyak sisi - dimensi maka ada berbagai bentuk ilmu yang menelusuri kebenaran pada berbagai sisi - dimensinya

1.ilmu empirik

Yaitu bentuk ilmu yang menelusur kebenaran pada sisi bagian terluarnya melahirkan pengenalan terhadap apa itu ‘kebenaran empirik’ yaitu bentuk kebenaran yang bisa ditangkap atau bisa diverifikasi melalui pengalaman dunia inderawi,ini adalah bentuk kebenaran yang ditelusuri para scientist.dalam pandangan agama bentuk ilmu serta kebenaran sepeti ini baru merupakan tahapan awal dari pejalanan panjang ilmu pengetahuan,(bukan tahapan terakhir)

2.ilmu sari’at

Yaitu bentuk ilmu yang menelusur dimensi kebenaran yang dibangun oleh pinsip sebab - akibat (hukum kausalitas),sebagai contoh : sebuah peristiwa - kejadian ditetapkan sebagai 'akibat' dari sebuah 'sebab' tetentu,atau suatu sebab akan dicari dari akibat yang telah diketahui,atau sebuah sebab di susun-direncanakan-dibuat untuk melahirkan akibat sebagaimana yang diinginkan

Dalam prakteknya di dunia filsafat konsep ilmu ini dimasukkan sebagai bagian dari metodologi berlogika,dan dalam ranah agama ilmu sari’at menyatu dengan ilmu fiqih atau ilmu pengantar beramal - beribadat,sebagai petunjuk bagaimana membuat sebab sebab yang baik dan benar - yang dikehendaki Tuhan sebagaimana dicontohkan Rasul untuk memperoleh akibat yang baik dan benar,baik itu di dunia maupun di akhirat

Ilmu sari'at menjelaskan mekanisme hukum kehidupan (sunnatullah) dengan pinsip sebab - akibat sehingga mekanisme hukum kehidupan bisa difahami secara logis.misal, sebab di dunia ada benar-ada salah,ada kebaikan-kejahatan dan lalu ada orang yang berbuat benar dan yang berbuat salah,yang berbuat baik dan yang berbuat jahat maka sebagai akibatnya Tuhan membuat konsep balasan-pengadilan akhirat untuk memberi akibat yang baik bagi yang membuat sebab yang baik dan untuk memberi akibat yang buruk bagi yang membuat sebab yang buruk-salah

3.ilmu logika

Bentuk ilmu yang menelusur kebenaran yang bisa tertangkap dan terfahami oleh cara berfikir logika akal yang sistematik,melahirkan pengenalan terhadap bentuk ‘kebenaran rasional’.tetapi dalam wilayah logika ‘kebenaran’ masih bisa ‘banyak dan beragam’ sebab hasil berlogika dari berbagai kelompok manusia yang bebeda ternyata tidak selalu melahirkan kebenaran yang serba seragam -menyatu - disepakati bersama, tetapi bisa melahirkan sesuatu yang berlainan dan bahkan bisa berlawanan satu sama lain, sehingga solusi ilmiahnya manusia harus mengenal bentuk ilmu serta kebenaran lain yang derajatnya lebih tinggi ketimbang ilmu serta kebenaran berdasar logika

4.ilmu hakikat

Bentuk ilmu yang menyatukan semua sisi dari kebenaran yang ditemukan manusia pada satu muara terakhir yang tertinggi - terdalam paling mendasar, sehingga pada wilayah ini kebenaran akan dilihat sebagai suatu yang berasal dari yang satu dan atau dikembalikan pada yang satu.bentuk ilmu yang melahirkan pemahaman terhadap apa itu ‘kebenaran hakiki’ dan merupakan bentuk kebenaran yang sering digunakan sebagai parameter untuk menghakimi beragam bentuk ‘kebenaran’ (tanda kutip : belum tentu benar) yang berbeda beda yang berasal dari isi kepala manusia yang berbeda beda (untuk dinilai mana yang ‘hakikat’ nya benar dan mana yang ‘hakikat’ nya salah

5.ilmu hikmat (ilmu makna - pe makna an yang bersifat Ilahiah)

Bentuk ilmu yang menelusur bentuk kebenaran yang sudah menyeberang ke wilayah pengertian Ilahiah karena merupakan bentuk ilmu yang menelusur kebenaran berdasar maksud tujuan yang bersifat Ilahiah, misal : seseorang berupaya mendalami hikmat (makna tedalam) dari musibah yang dialaminya,artinya ia berupaya mendalami maksud tujuan Ilahiah dengan musibah yang dialaminya itu.sebab itu ilmu ini secara kejiwaan dianggap sebagai bentuk ilmu yang mengkomunikasikan batiniah manusia dengan Tuhannya, dan melahirkan pemahaman terhadap 'kebenaran berdasar hikmat'

……………

Dengan kata lain adanya berbagai bentuk ilmu itu melahirkan berbagai bentuk kebenaran yang merupakan sisi demi sisi tersendiri dari kebenaran yang bersifat menyeluruh,seperti : kebenaran empirik - kebenaran rasional - kebenaran hakiki - kebenaran maknawiah atau kebenaran berdasar hikmat

Dalam bangunan konstruksi kebenaran menyeluruh semua bentuk ilmu serta kebenaran sebagaimana dipaparkan diatas itu adalah sisi sisi yang harus disatu padukan bukan untuk dibenturkan satu sama lain.nah sekarang masalahnya adalah : bagaimana menyatu padukan atau memahami berbagai bentuk ilmu dan kebenaran itu secara menyatu padu (?)

Sebab kecenderungan manusia adalah cenderung memahami ilmu serta kebenaran secara terkotak kotak-parsialistik.salah satu bentuk pengkotakkan yang paling radikal adalah mengkotakkan bentuk kebenaran yang ditelusur sains dengan kebenaran yang dideskripsikan agama,sebagian bahkan menganggapnya sebagai tidak saling berhubungan atau masing masing dianggap berada pada dua kotak yang terpisah jauh yang tidak berhubungan sama sekali

Padahal sains menelusur kebenaran pada sisi bagian terluarnya sedang agama menelusur kebenaran pada sisi terdalamnya karena agama memandang sisi bagian luar dan sisi bagian dalam itu adalah dua sisi yang saling berhubungan satu sama lain.dengan kata lain sebagai contoh, agama memandang bahwa semua realitas empiris (sisi lahiriah) yang ditemukan sains itu sebenarnya memiliki hakikat dan hikmat (sisi abstrak) tersendiri

(bersambung) …

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun