Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menjelang Hari Lebaran, Riweuh?

24 Juli 2014   18:21 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:21 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1406178340449674597

[caption id="attachment_349466" align="aligncenter" width="300" caption="www.ciputranews.com"][/caption]

..

‘Lebaran asa ku riweuh pipikiran ,can meuli baju barudak,can meuli kueh,daging hayam,can mikiran jang biaya mudik ’ .. itulah realitas sosial di masyarakat bawah yang sudah biasa saya dengar sejak zaman dahulu kala bahkan sejak saya masih kecil,mengapa menjelang bulan puasa tiba dan saat menjelang tibanya hari lebaran pikiran manusia malah cenderung menjadi ‘riweuh (?)

Menjelang bulan puasa tiba para pelaku ekonomi memanfaatkannya untuk menaikkan harga bahan bahan kebutuhan pokok,membikin ketegangan tersendiri khususnya bagi para ibu ibu yang harus menyiapkan budaya 'munggahan' menyambut tibanya bulan puasa .. lalu saat saat menjelang lebaran tiba ketegangan mulai datang khususnya bagi masyarakat yang ekonominya pas pasan sebab yang dipikirkan bukannya  lagi 'final' ibadah puasa tetapi kebutuhan kebutuhan duniawi saat lebaran tiba

Sebuah anomali yang tak terasa mungkin,sebab bayangkan apakah di zaman Rasul dan para sahabat sebagai para teladan generasi pertama yang mencontohkan bagaimana ibadah puasa harus dijalani oleh kaum muslim mengalami hal serupa dengan kaum muslim saat ini yaitu mengalami ‘riweuh’ menjelang tibanya hari ‘lebaran’ … bukankah seharusnya (kalau melihat contoh teladan), maka makin dekat ke saat saat ‘puncak’ seharusnya manusia yang berpuasa makin merasakan ketenangan dan ketenteraman hati sebagai cermin ruhani yang makin berkualitas …(?)

Sebab ibadah puasa di bulan Ramadhan itu sejak awal hingga akhirnya adalah sebuah rangkaian ritual ibadah batiniah bertahap yang tiap fase nya memiliki nilai yang tersendiri di mata Tuhan, yang puncak nya adalah saat saat menjelang hari raya dimana pada saat saat menjelang berakhirnya itu ada malam lailatul qadar sebagai malam istimewa yang harus dicari

Jadi seharusnya saat saat ibadah puasa menjelang berakhir yaitu dalam beberapa hari menjelang lebaran seharusnya manusia merasakan puncak kenikmatan spiritual karena itu adalah ‘final’ dari tahapan ibadah puasa ramadhan yang panjang,dan untuk menggapai tahapan kenikmatan spiritual di saat saat ‘final’ itu tentu saja fikiran harus focus - harus konsentrasi tak boleh dibikin ‘riweuh’ oleh urusan urusan duniawi yang tak ada hubungannya dengan essensi puasa

Pantas saja para saitan menjelang hari lebaran ini bukan alang kepalang sibuknya, hilir mudik kesana kemari membuat alam fikiran manusia jadi riweuh oleh urusan urusan yang bersifat duniawi yang bahkan sebenarnya tak ada hubungannya dengan essensi puasa,coba saja apa hubungannya petasan dengan ibadah puasa (?) .. malah membuat suasana menjadi bising ..

Saitan pasti akan sangat bersukacita bila alam fikiran manusia makin riweuh saat saat menjelang lebaran tiba sebab konsentrasinya kepada ibadah akan menjadi sirna apalagi kepada hal hal yang mendalam seperti menghayati makna puasa

Itulah,kita semua kaum muslim tentu sangat prihatin bila bulan puasa apalagi menjelang hari lebaran identik dengan bulan ‘riweuh’, dan coba lihat kalau kita mengamati media televisi khususnya ‘laporan mudik’ maka intensitas ‘riweuh’ itu malah terasa makin tinggi,apalagi kalau banyak yang celaka malah makin bikin tegang,padahal … apakah budaya mudik ini sudah ada dizaman nabi dan para sahabat (?) .. maksud saya mudik yang mengorbankan saat saat dimana seharusnya manusia merasakan puncak kenikmatan spiritual

…………….

*riweuh : kesibukan alam fikiran yang membikin tegang

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun