[caption id="attachment_362349" align="aligncenter" width="300" caption="www.drsamuelbledsoe.com"][/caption]
..
Pengertian ‘Tuhan personal’ memang hanya bisa di dalami-dihayati dan difahami secara utuh apabila ada disimpan-diletakkan dalam hati sebab apabila hanya ada tersimpan dalam isi kepala semata maka Tuhan akan seperti hanya ‘konsep mati’ semata
Tuhan personal adalah Tuhan yang hidup dalam hati bukan konsep mati yang hanya melekat atau tersimpan dalam memory otak.Tuhan personal adalah Tuhan yang aktual sebab ia hadir setiap saat-setiap waktu manusia mengingatNya bukan Tuhan yang tersimpan sebagai pengetahuan teologis yang menjadi bahan wacana semata.Tuhan yang aktual artinya Tuhan yang hidup abadi menyertai perjalanan waktu manusia bukan Tuhan dongeng masa silam yang diceriterakan oleh generasi yang telah tiada
Sebab itu Tuhan yang personal-pribadi yang hidup secara aktual dalam jiwa manusia terkadang sulit difahami oleh kaum intelektual yang hanya berbekal kemampuan intelektual - tidak menggunakan hati dalam upaya memahami Tuhan
Kaum intelek golongan skeptis termasuk didalamnya Karen Armstrong sering menilai bahwa konsep Tuhan personal itu suatu yang diciptakan oleh manusia masa silam,itu sebab mereka beranggapan bahwa di zaman yang dianggapnya sudah maju ini konsep Tuhan personal dianggap sebagai konsep yang sudah tidak cocok lagi
Saya membayangkan kalau suatu saat manusia sudah tidak lagi memiliki hati sudah tidak lagi memahami Tuhan sebagai ‘yang personal’ : yang maha hidup-yang maha pengasih-yang maha berkehendak, dan hanya menganggap Tuhan hanya sebagai hanya ‘konsep’ belaka,maka kelak tak akan ada lagi manusia yang akan berdo’a atau berharap kepada Tuhan,sebab buat apa meminta atau berharap kepada sesuatu yang hanya sebuah ‘konsep’ yang mati- impersonal (?)
Walau pemahaman Tuhan impersonal ini sulit masuk di akal sehat sebab berlawanan dengan fakta dan juga logika.berlawanan dengan fakta misal bagaimana mungkin Tuhan yang sekedar ‘konsep’ impersonal bisa memahami permasalahan yang menimpa bani Israel sehingga Ia menurunkan beragam tulah kepada Fir aun dan puncaknya membelah laut merah untuk menyelamatkan bani Israel dari kejaran Fir’aun. sehingga kalau konsep Tuhan impersonal ini di ungkapkan kepada bani Israel yang mengalami pengalaman real-empirik dengan Tuhan maka mungkin mereka akan menertawakannya
Dan akan nampak irrasional kalau dihadapkan pada fakta rasional bahwa adanya beragam bentuk wujud yang tertata di alam semesta ini (termasuk wujud fisik manusia) hanya mungkin ada-terjadi hanya apabila didesain oleh yang personal-yang hidup-yang berkehendak-yang memiliki fikiran,sebab mustahil ‘yang mati’-‘yang hanya sekedar konsep’ bisa mendesain dan mewujudkan segala suatu yang terdesain sehingga bisa mewujudkan alam semesta-kehidupan sebagaimana yang kita lihat dan amati
Ah,orang orang intelek memang terkadang tidak bersikap realistis dan juga tidak bisa berfikir rasional ketika mereka berbicara tentang Tuhan,mereka lebih banyak memainkan jurus cara berfikir spekulatif-hipotetip walau anehnya masih saja selalu mengklaim ‘ilmiah’-‘rasional’ (ilmiah-rasional dari segi konstruksi berfikir yang bagaimana ?)
Bisakah manusia - kaum intelektual membunuh Tuhan yang personal dan lalu menyisakan fosil nya berupa konsep Tuhan yang telah mati-impersonal sebagaimana yang telah dicoba dilakukan oleh Nietzhe (?) dan lalu diperkuat deskripsi Karen armstrong .. tentu sebatas hanya ber ilusi semata sebab bahkan sampai detik ini tak pernah ada yang bisa memastikan bahwa Tuhan personal telah mati ditangan Nietzhe sebagaimana tak pernah ada yang bisa memastikan bahwa Tuhan itu tidak ada
Kalau menurut saya Tuhan yang hidup hadir dalam perasaan orang orang yang terbuka pintu hatinya dan ‘mati’ dalam arti tidak hadir dalam hati orang orang yang memang tak memahami serta tak mengharapkan kehadiranNya. jadi seseorang menganggap Tuhan itu ‘mati’ bukan berarti Tuhan dalam artian yang sebenarnya memang mati tetapi hatinya yang mematikan Tuhan-membuang ingatan kepadaNya-membuang Tuhan dari dalam hatinya-tidak mau membuka hatinya untuk Tuhan,sehingga ‘Tuhan mati’ itu hanya anggapan orang yang membunuh hubungannya dengan Tuhan bukan mati dalam artian yang sesungguhnya karena dibunuh manusia
Bagaimana Tuhan bisa ada-hadir-hidup dalam hati-fikiran seorang Karen Armstrong misal kalau ia sendiri menganggap Tuhan hanya sekedar ide buatan manusia-bukan realitas
……………….
Bagaimana sikap kaum intelektual terhadap kematian Tuhan yang personal ini kita intip dari diskusi antara Ulil abshar dengan Budhy munawar rachman dari Jaringan Islam Liberal,DISINI
ULIL: Secara ringkas, apa yang ingin Armstrong katakan dalam buku Sejarah Tuhan itu?
BUDHY: Kalau dalam buku Sejarah Tuhan, dia ingin menegaskan bahwa dewasa ini, kepercayaan mengenai Tuhan personal sudah tidak cocok lagi. Dan itu sebenarnya sudah lama disadari agama Yahudi, Islam, dan Kristen Ortodoks. Lebih kurang, sudah terjadi seribu tahun pergulatan antara para teolog dan para mistikus yang mengkritik Tuhan personal. Namun demikian, di kalangan Kristen Barat kesadaran ini baru muncul belakangan, terutama sejak Nietzcszhe yang mengatakan Tuhan sudah mati (God is death). Sekarang, terjadi perdebatan kembali apakah konsep Tuhan personal itu masih bisa dipertahankan atau tidak.
ULIL: Apa yang dimaksud dengan Tuhan personal?
BUDHY: Tuhan personal adalah penggambaran bahwa Tuhan itu seperti manusia, dalam artian memiliki pribadi. Jadi Tuhan bukan prinsip. Menurut perspektif ini, Tuhan bukan suatu yang berada di balik alam dan meliputi semuanya. Biasanya, lawan Tuhan personal adalah Tuhan yang a-personal atau impersonal. Dalam sejarah, Tuhan yang impersonal ini banyak dibicarakan oleh para sufi. Tuhan para mistikus. Dan Armstrong mengatakan, bahwa masa depan Tuhan adalan persepsi kita tentang Tuhan. Tidak ada masa depan untuk Tuhan yang personal ini. Dia menggambarkan panjang lebar pada bab terakhir bukunya, mengenai prediksi masa depan Tuhan. Menurut dia, sejauh Tuhan masih digambarkan terlalu rasional —sebagaimana dalam teologi selama ini- selama itu pula kepercayaan kita mengenai Tuhan akan mengalami krisis dan selalu dipertanyakan kembali.
…………….
Apakah mereka (JIL) menyetujui konsep Tuhan personal yang dianggap telah mati .. untuk jelasnya silahkan tanyakan saja kepada mereka .. bila mereka bersetuju maka mereka pun tentu tak perlu lagi berdo’a atau berharap pada Tuhan yang dianggap telah mati
……………
Tanpa hati manusia memang tetap akan kesulitan dalam memahami Tuhan
................
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI