Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Manusia bukan Pavlov dogs (!)

25 Oktober 2014   20:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:45 737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

peterlachnewinsky.wordpress.com

…

Entah kenapa istilah ‘pavlov dogs’ sangat populer bukan saja di dunia ilmu psikologi tetapi juga merambah hingga ke alam pikiran para seniman musik rock sehingga pernah ada group musik yang diberi nama ‘Paplov dogs’.mungkin eksperimentnya itu yang dianggap ‘unik’ karena menggunakan anjing sebagai hewan percobaan tetapi tujuan akhirnya ternyata ditujukan bukan untuk menyelidik perilaku anjing semata tetapi ternyata digunakan sebagai landasan untuk membentuk teori psikologi yang menyelidiki perilaku manusia ! …. (mungkin fikir mereka yang merasa heran : bila yang hendak diselidiki adalah jiwa manusia maka,mengapa menggunakan anjing sebagai bahan eksperimen,..apakah anjing se level dengan manusia ?)

Eksperimen aneh Ivan pavlov

Ivan Pavlov membuat sebuah eksperimen dengan beberapa ekor anjing. dimana dari hasil eksperimennya itu diperoleh fakta bahwa ternyata anjing mengeluarkan air liur apabila diperlihatkan makanan. air liur yang dikeluarkan oleh anjing merupakan suatu stimulus yang diasosiasikan dengan makanan. Pavlov juga menggunakan lonceng dahulu sebelum makanan diberikan. dengan sendirinya air liurpun akan keluar pula.apabila perbuatan yang demikian dilakukan berulang-ulang, maka pada suatu ketika dengan hanya membunyikan lonceng saja saja tanpa makanan maka air liurpun akan keluar pula.

Dengan menggunakan anjing sebagai bahan eksperimen Ivan pavlov ‘sukses’ membuat sebuah landasan bagi teori psikologi aliran behaviorisme yang intinya bersendikan paradigma S-R, ‘stimulus-respon-stimulus-respon’ hasil eksperimennya dengan para anjing : bahwasanya seseorang akan memperlihatkan respon tertentu (sebagaimana yang diperkirakan sang psikolog-‘sesuai eksperimen’) apabila kepadanya diberikan stimulus stimulus atau rangsangan tertentu

Masalahnya, karena eksperimen diatas berlaku-terjadi pada anjing yang tentu saja karena ia tidak memiliki ‘kekuatan spiritual’ maka ia tidak kuasa menolak stimulus-stimulus yang diberikan oleh Pavlov,maksudnya,apapun yang diberikan pada anjing sebagai ‘stimulus’ yang sesuai seleranya-yang bersesuaian dengan hawa nafsunya maka sang anjing tidak memiliki ‘kekuatan spiritual’ untuk menolaknya,namanya juga :

14142191432055658643
14142191432055658643
imelda.coutrier.com

Maka kini pertanyaannya adalah,(kasarnya) : apakah Ivan pavlov hendak menyamakan atau memparalelkan manusia dengan anjing (?) .. atau apakah manusia sederajat dengan anjing dan atau anjing sederajat dengan manusia dimata Ivan Pavlov (?) .. sebab bila tujuannya hendak menyelidiki perilaku manusia,maka mengapa harus menggunakan anjing sebagai bahan eksperiment (?) .. apakah ia yakin bahwa apapun yang terjadi pada anjing sebagai hasil eksperiment akan terjadi demikian pula secara persis pada manusia (?) …

Misal,apakah bila manusia diberi stimulus stimulus yang menyenangkan rasa perasaan nafsunya seperti : harta-tahta-wanita dlsb.maka respon yang terjadi adalah akan persis sebagaimana respon yang diperlihatkan paplov dogs .. (tidak kuasa menolak karena yang bersangkutan tidak memiliki ‘kekuatan spiritual’) …(?)

Oh..tidak..tidak, tuan Pavlov … ternyata manusia tidak se simpel-tidak se sederhana seperti yang anda bayangkan sebagaimana yang telah terjadi pada anjing anjing percobaan anda.apapun stimulus yang anda berikan kepada manusia maka respon yang akan terjadi : tidak selalu dapat diperkirakan dan tidak selalu dapat dipastikan oleh para psikolog kelas dunia sekalipun,mengapa (?) .. ini jawabannya :

Manusia memiliki akal fikiran-hati nurani dan lebih dalam lagi : iman,dan karena memiliki perangkat spiritual itu maka manusia menjadi makhluk yang kompleks-yang fikirannya tidak mudah untuk diraba apalagi dijadikan bahan eksperiment kaum behaviorist.sehingga stimulus apapun yang diberikan kepada seorang manusia tak akan selalu melahirkan respon sebagaimana yang diperkirakan para psikolog

Begini saja,untuk menguji kesahihan teori psikologi Ivan pavlov jangan lagi menggunakan anjing sebagai makhluk percobaan atau jangan menggunakan pavlov dogs sebagai parameter,tidak pada tempatnya anjing dibuat cermin untuk mengkaji psikologi manusia yang jauh lebih kompleks ketimbang anjing.buat saja eksperiment dengan manusia yang memiliki karakter yang berbeda beda,misal,carilah dua golongan manusia yang memiliki isi hati - keyakinan yang berbeda,atau cari diantara manusia antara yang beriman dan yang tak beriman (cukup dua golongan itu saja yang dianggap mewakili) lalu beri sebanyak mungkin stimulus stimulus kepada mereka berdua,dan lihat hasilnya,.. apakah respon yang akan diperlihatkan dua golongan manusia itu akan selalu persis sama (?) … ketika orang beriman diberi stimulus stimulus yang merangsang rasa perasaan hawa nafsu mereka apakah secara otomatis mereka ‘menyergapnya’ sebagaimana Pavlov dogs bereaksi merespon stimulus (?) … padahal salah satu ciri orang beriman itu adalah kemampuannya mengendalikan apapun stimulus yang menggoda rasa perasaan nafsunya,sehingga orang beriman tidak bisa sembarang main ‘santap’ atau main ‘hantam’ stimulus yang datang.psikologi orang beriman mungkin agak sulit untuk bisa difahami oleh para behavioris aliran Pavlov, itu karena orang beriman memiliki saringan yang ketat ketika kepada mereka datang stimulus-stimulus yang menggoda rasa perasaan nafsunya

Demikian pula ketika manusia diberi stimulus ke dalam alam fikirannya berupa ideology-faham atau isme tertentu, apakah secara mutlak semua akan otomatis menerimanya sebagaimana Pavlov dogs tidak kuasa menolak stimulus yang datang kepadanya (?) ..oh tidak,juga tidak… sebab sekali lagi manusia itu makhluk yang memiliki akal fikiran-memiliki hati nurani dan lebih dalam lagi memiliki iman,sebab itu ia bisa menimang nimang baik buruk-benar-salahnya dan lalu bahkan bisa menolaknya andai ideology itu berlawanan dengan logika nya-dengan nurani nya dan atau dengan iman nya

………………………

Aliran behaviorisme ala Ivan Pavlov cenderung memandang manusia sebagai makhluk ‘mekanis’ yang bergerak hanya mengikuti stimulus tertentu,atau dengan kata lain penjelasan mengenai perilaku manusia hanya disandarkan pada adanya interaksi antara stimulus-respon-stimulus-respon,benarkah pandangan demikian (?) .. lalu apa fungsi akal dan nurani dalam jiwa manusia ketika kepada mereka datang stimulus stimulus yang merangsang rasa perasaan nafsunya  .. dalam bingkai teori behaviorisme ala Pavlov dimana kita meletakkan adanya proses berfikir yang mendalam dalam diri manusia seperti adanya pertimbangan-kebijaksanaan-perenungan sebagai efek atau akibat dari bekerjanya akal dan nurani dalam diri manusia (?)

Dengan kata lain,karena manusia memiliki hal hal yang tidak dimiliki anjing seperti akal-hati nurani dan lebih dalam lagi : iman itulah maka manusia mampu menolak atau bahkan memberontak terhadap stimulus tertentu yang berlawanan dengan logika akal-nurani atau imannya,walau stimulus itu sangat menggoda rasa perasaan hawa nafsunya

Atau,benarkah bila manusia diberi stimulus x akan mutlak berakibat y misal,…. hal itu belum tentu-tidak pasti-tidak mutlak … sebab manusia itu memiliki hati yang didalamnya teramat kompleks sehingga terkadang tak bisa diraba bahkan oleh para psikolog kawakan sekalipun

Ambil contoh, seorang lelaki diberi stimulus wanita cantik nan sexy dan respon yang diperoleh yang telah diketahui para psikolog behaviorist adalah : sang lelaki cenderung tergoda,tetapi, apakah hal itu akan selalu terjadi secara mutlak pada setiap lelaki manapun (?) .. pada orang orang tertentu yang tidak memiliki iman mungkin iya,tetapi pada orang yang memiliki iman yang kuat ternyata reaksinya tidak demikian sebab bisa jadi ia akan berhasil meredam keinginan hawa nafsunya dan berfikir seribu kali untuk tidak jatuh pada godaan

Atau,apakah teori behaviorisme ala Pavlov yang diberlakukan pada manusia akan selalu melahirkan sesuatu yang serba pasti dan terukur seperti serba pasti dan terukurnya respon para Pavlov dogs korban eksperimen Ivan Pavlov (?) …

Manusia makhluk yang  terlalu kompleks-rumit- tidak sesederhana-tidak serba mekanistik sebagaimana dibayangkan kaum behavioristik

……………………..


Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun