Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Artikel Utama

Infrastruktur dulu atau nyawa rakyat dulu (?)

19 November 2014   03:02 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:27 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14163255361568448030

[caption id="attachment_376415" align="aligncenter" width="562" caption="Ilustrasi (Kompas.com)"][/caption]

…
Analogi 1 :

Suatu saat seorang peternak tambak ikan tengah sibuk mempersiapkan pembangunan kolam kolam besar nan megah yang diperuntukkan bagi ikan ikannya yang jumlahnya sudah teramat banyak untuk menggantikan kolam kolam kecil yang dianggapnya sudah tidak refresentatif lagi bagi ikan ikannya…..tetapi sayang ia teramat focus pada pembangunan infrastruktur kolam ikan nya itu sampai lupa bahwa ikan ikan yang hendak diselamatkannya justru tengah berada di air yang sudah teramat keruh sehingga sebagiannya malah mati (!) … sang pengelola ikan telah melakukan kesalahan yang fatal, seharusnya antara membangun infrastruktur kolam dengan memperhatikan ikan dilakukan secara berimbang.dengan kata lain semua ikan ikannya harus DIJAMIN hidup aman terlebih dahulu sebelum infrastruktur itu dibangun

Analogi 2 :

Suatu saat ada seorang yang mengalami kecelakaan yang cukup parah dan orang orang disekitar lalu berkerumun hendak menolongnya tetapi mereka memerlukan kendaraan beroda empat untuk dapat membawanya kermah sakit.lalu secara kebetulan melintaslah sebuah yang sayangnya sudah butut-yang jalannya seperti terseok seok dan dengan terpaksa warga meminta kepada sang sopir untuk membawa korban kecelakaan ke rumah sakit,tetapi sang sopir meminta tolong kepada warga sekitar untuk memperbaiki mobilnya terlebih dahulu.lalu secara bergotong royong para warga memperbaiki mobil butut itu sampai lupa kepada si korban kecelakaan yang harus segera ditolongnya.dan setelah mobil dianggap telah selesai diperbaiki lalu semua secara bersama sama mendatangi sang korban kecelakaan yang ternyata sudah .. mati (!)

Analogi 3 : apabila ke sebuah rumah sakit datang seorang pasien yang mengalami kecelakaan lalulintas dan mengalami cedera sangat parah sehingga hampir mengalami sekarat maka, apakah para dokter harus mengoperasi kaki-tangan nya yang patah terlebih dahulu atau harus berupaya menyelamatkan nyawanya terlebih dahulu (?)

Analogi 4-5-6 dst silahkan buat dan bayangkan sendiri.dan semua analogi itu pada dasarnya dibuat untuk menjelaskan mana yang lebih urgent-mendasar antara persoalan nyawa dengan infrastruktur fasilitas penopang kehidupan makhluk bernyawa

Dan analogi analogi diatas nampaknya cukup tepat untuk menjelaskan argumentasi pemerintah yang ketika melakukan ‘penyesuaian harga BBM’ selalu berdalih ‘untuk keperluan membangun infra struktur’ bahkan mungkin mereka membayangkan infrastruktur yang serba megah-mewah...tanpa pemerintah sadari bahwa masyarakat kita secara keseluruhan bukanlah seperti masyarakat Eropa yang secara hampir merata telah mapan-sejahtera secara ekonomi.sebagian besar masyarakat kita bahkan sebelum BBM di naikkan pun sangat mungkin ibarat ikan yang tengah megap megap hendak mati atau seperti korban kecelakaan yang tengah hampir sekarat dan butuh pertolongan darurat

Dan pertolongan darurat bagi masyarakat miskin tentu bukan dengan membayangkan membangun infrastruktur yang serba wah dan megah terlebih dahulu karena itu tak akan secara langsung menolong nyawa orang orang miskin yang tengah sekarat secara ekonomi.kalau kondisi masyarakat kita secara ekonomi sudah mapan-sejahtera secara merata sekelas masyarakat Eropa saya pribadi akan bangga dengan infrastruktur yang serba wah dan megah yang direncanakan akan dibangun.tetapi kalau disana sini di seluruh pelosok negeri kondisi ekonomi masyarakat banyak yang masih rawan dan setengah sekarat atau kondisinya serba darurat maka ibaratnya ketika hendak menolong korban yang hampir sekarat apa kita harus menanti mobil bagus yang melintas dan menolak mobil butut (?) ..dalam keadaan darurat hal itu sangat tidak logis bukan …

Nah kalau pemerintah bijaksana maka sebelum berencana menaikkan BBM seharusnya banyak menimang-melihat-blusukan kesana kemari khususnya ke masyarakat bawah yang ekonominya masih dalam keadaan rawan.jangan mendongak atau melihat ‘keatas’ melulu : situasi ekonomi dunia-infrastruktur yang megah-kondisi perminyakan dunia dlsb.sementara kondisi dibawah tidak dijadikan pertimbangan

Dalam kondisi masyarakat yang masih banyak yang memprihatinkan yang saya fikirkan adalah; biarlah mereka dapat makan-dapat hidup dengan tenang-tenteram terlebih dahulu dan jangan ganggu ketenangan hidup mereka dengan membuat kebijakan yang ber efek melonjaknya harga harga.ya kalau kenaikannya tidak besar misal Rp.500 mungkin itu tidak akan begitu terasa,tetapi kalau sampai Rp.2000 …. ya Tuhan saya tak bisa membayangkan kesulitan apa yang akan dialami rakyat kebanyakan yang miskin-papa …

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun