Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

BBM naik,beban hidup terasa semakin berat

18 November 2014   17:37 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:30 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_376268" align="aligncenter" width="300" caption="TANGAN TANGAN TAK BERDAYA.anggia diputrablogdetik.com"][/caption]

…

Apapun perbincangan seputar masalah kenaikan BBM di TV One pagi ini baik yang memberi argumentasi menolak maupun mendukung masih tetap terasa hambar untuk didengarkan dan tetap terasa sulit melenyapkan bayangan menakutkan akan apa yang kemudian akan terjadi pada rakyat kecil kebanyakan termasuk saya sendiri tiap kali terjadi kenaikan BBM,perasaan shock itu yang saya rasakan sebab kenaikannya cukup besar,2000 rupiah sehingga perubahan yang akan terjadi saya bayangkan pasti akan cukup radikal.lagipula yang mereka (para nara sumber TV One) pikirkan dan bicarakan lebih banyak kondisi perminyakan dunia-situasi diluar dan pakar perminyakan lebih banyak berbicara masalah infrastruktur perminyakan dihulu bukan membahas kondisi yang dirasakan masyarakat bawah,tetapi itu wajar namanya juga pakar perminyakan,yang ada dikepalanya pasti hanya minyak dan minyak

Dan langkah kaki dipagi ini memang beda dengan hari kemarin,terasa sangat berat sekali,walau demi kelangsungan hidup kupaksakan juga untuk terus melangkah…

Dan sama seperti yang telah saya rasakan saya lihat roman wajah orang orang kebanyakan tak ada satupun wajah ceria yang saya temukan di jalanan-semua nampak berwajah lesu dan sebagian seperti menahan beban,dan seperti yang sudah saya perkirakan keluhan keluhan mulai saya dengar dari sana sini,dan tiap saya bertemu teman pun mereka mengeluhkan masalah kenaikan itu,tentu saja bukan dari mulut orang orang kaya tetapi dari rakyat kebanyakan yang sudah terbiasa hidup susah

Tetapi saya tidak tahu apakah yang diatas pernah memikirkan dan membayangkan apa yang lalu akan terjadi dibawah atau tetap lurus tegak hanya melihat ke atas - ke permasalahan yang ada diatas semisal permasalahan global dan lupa melihat kebawah (?)

Kalau kita melihat kepada wajah wajah para pengemis,gelandangan,pengamen,pemulung dlsb.kaum marginal yang tidak memiliki penghasilan tetap,atau kaum yang penghasilannya tidak menentu,mungkin kita tak akan dapat melihat raut wajah yang memperlihatkan perasaan apapun,seperti nampak datar … itu bukan berarti mereka tidak menderita atau tidak tertekan tetapi mungkin mereka sudah mati rasa, sebab mereka sudah tidak tidak memikirkan apa itu ‘bahagia’ atau apa itu ‘hidup sejahtera’ dan filosofi kehidupan lain yang idealis sebab hidup mereka mungkin sekedar asal bisa hidup-asal bisa menyabung nyawa bukan mengejar tujuan hidup yang ideal sebagaimana orang orang yang hidupnya normal-sejahtera.sebab itu percuma menanyakan apa dampak kenaikan BBM terhadap mereka mereka.sebab bila itu ditanyakan pada mereka ya bila mereka masih memiliki persediaan airmata mungkin mereka akan menumpahkannya dengan deraian airmata tetapi bila airmatanya sudah habis … (?)

Kalau apa yang saya tulis ini keliru silahkan lihat-survey-blusukan sendiri ke lapangan jangan hanya sekedar melihat atau membayangkan dari atas.yang menjadi permasalahan POKOK-INTI nya akibat kenaikan BBM yang ditakutkan sebagian orang sebenarnya sederhana dan mudah kita fahami : harga harga naik sementara penghasilan tetap-stagnan-sulit atau tidak bisa mengikuti (!) …. sebab itu bagi yang mudah mengejar atau mengikutinya mereka pasti tak akan mengalami shock atau permasalahan apapun.

[caption id="attachment_376256" align="aligncenter" width="300" caption="images : www.tempo.co"]

14162817051700697936
14162817051700697936
[/caption]

Tetapi,siapa yang berfikir sampai kesitu (?) ..apalagi kalau kebanyakan hanya melihat KE ATAS,kepermasalahan ekonomi global-ke APBN,ke masalah infra struktur dlsb.maka permasalahan yang saya ungkapkan seperti tertenggelamkan dan mungkin malah dianggap persoalan ‘sepele’ padahal ini menyangkut kehidupan banyak orang yang mungkin malah kebanyakan

*Sambungan dari :

http://sosbud.kompasiana.com/2014/11/17/mengapa-rakyat-kecil-takut-kenaikkan-harga-bbm--703951.html.DISINI

….

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun