[caption id="attachment_394061" align="aligncenter" width="300" caption="www.girlsfav.com"][/caption]
....
'Sesungguhnya pendengaran-penglihatan dan hati itu akan ditanyai' (Al-Qur'an-Al isra),..pertanyaannya : mengapa yang ditanyai adalah 'hati' dan bukan nya 'otak' yang merupakan peralatan berfikir yang sangat diagungkan oleh para cerdik cendikia-akademisi-intelektual-para saintis-para failosof sehingga ketika mereka merasa dongkol dengan apa yang mereka anggap kebodohan-keterbelakangan maka lazim keluar umpatan dari mulut mereka : 'gunakan otakmu' (!) atau 'use it' sambil menunjukkan gambar otak manusia,jarang yang mengumpat dengan kalimat 'gunakan hati nuranimu' (!).termasuk ketika saintis-failosof ingin menunjukkan bahwa dirinya tengah berfikir maka ia akan mengarahkan telunjuknya menunjuk ke bagian otak tidak ke bagian dada misal.itu semua menunjukkan betapa vitalnya 'otak' bagi orang orang tertentu sehingga bahkan saking dipuja dan diagungkannya 'otak' ada diantara mereka yang mungkin terbengong bengong kala dihadapkan pada deskripsi berdasar kitab suci bahwa ada peralatan berfikir lain yang fungsinya jauh lebih vital dan mendasar yaitu 'hati'.lalu merekapun menyerang konsep demikian dengan beragam argumentasi diantaranya ungkapan bahwa 'hati' hanya tempat segala suatu yang bersifat 'subyektif' sedang otak dianggap dapat melahirkan hal hal yang bersifat 'obyektif'.sehingga apa yang keluar dari hati selalu diparalelkan dengan hal hal yang 'subyektif' dan karenanya ditempatkan diluar wilayah ilmu pengetahuan obyektif dan lebih jauh lagi diluar dari wilayah kebenaran ilmiah
Dengan kata lain tak ada ayat yang berbunyi : 'sesungguhnya pendengaran-penglihatan dan otak itu akan ditanyai',tentu bukannya Tuhan menyepelekan peran otak sebagai tempat 'prosessing',tetapi hasil dari prosesing di otak itu pada akhirnya (disadari atau tidak) tetap akan mengendap-mengkristal-bermuara di hati,karena hati lah yang bisa menyaring semua obyek ilmu pengetahuan yang rumit-pelik-kompleks yang masuk kedalam otak dan mengerucutkannya kedalam pengertian-pengertian yang simpel-sederhana tetapi bersifat mendasar
Dan coba perhatikan filosofi-pandangan kaum materialist ilmiah paling kontemporer maka konsep 'hati' kemungkinan sudah tak ada lagi disana,tak perlu heran sebab untuk sekedar hanya menangkap dan menelusuri serta mengelola obyek atau hal hal yang serba bersifat empirik semata memang tak sampai membutuhkan dimensi berfikir yang lebih bersifat mendalam,(kaum materialist tak begitu memerlukan hati...?).... sedang hati-cara berfikir hati memang vital bagi orang yang ingin menelusuri kedalaman-hal hal yang bersifat essensial-mendalam,termasuk mendalami 'yang abstrak dibalik yang empirik'
...........................
Kembali ke pertanyaan diatas,mengapa Tuhan menanyai hati (dan bukan otak),ada berbagai kemungkinan jawabannya
1.karena hati adalah raja dalam jiwa manusia,pusat kendali jiwa,pusat pengertian, pusat kepribadian, sebagaimana diungkapkan dalam al hadits.dan kitab suci lebih banyak melukiskan karakter hati manusia ketimbang berbicara tentang unsur jiwa yang lain misal.dalam kitab suci ada digambarkan dengan jelas beragam karakter hati manusia; yang tulus ikhlas-yang taat-yang berserah diri-yang munafik-yang ingkar-yang buta mata hati,dlsb.kitab Mazmur Daud dan Amsal soelaiman adalah dua buah kitab yang secara khas harus lebih banyak menggunakan instrumet hati untuk mendalaminya dimana didalamnya ada banyak terdapat ungkapan bahasa hati seperti 'cinta'-'pengertian' dlsb.
2.karena kedalam hati lah pada ujungnya akan bermuara perjalanan panjang lika liku pengalaman hidup-pergumulan alam fikiran termasuk kompleksitas problematika yang manusia temukan dalam kehidupannya. dengan kata lain hati adalah tempat menyimpan atau mengendapnya 'essensi'-'saripati' dari segala suatu yang manusia temukan dalam kehidupannya.sedang otak itu ibarat mesin prosesing-tempat berjalannya proses-mekanisme-tempat berdialektika,tempat hal hal yang bersifat 'teknis'.dan essensi-saripati dari segala suatu itu mengendap dalam hati dalam bentuk pengertian pengertian serta 'keyakinan'
3.dengan kata lain,hati adalah tempat dimana keyakinan berada sedang otak adalah tempat dimana proses menuju yakin itu berjalan.semua yang berproses-yang ada-terjadi dalam otak lambat laun,awal akhir akan menetes ke dalam hati jua
4.karakter hati apabila menemukan hal-problem yang kompleks adalah cenderung memuarakannya-mengerucut pada hal-hal-konsep sederhana tetapi bersifat mendasar-essensial,sedang karakter otak cenderung memperlebar-memperluas bahasan sehingga terurai ke banyak bagan bahasan.karakter hati melihat sesuatu secara menyeluruh dan menyatukannya ke satu titik,karakter otak mengurainya dan menelusuri bagan per bagan nya.dengan kata lain fungsi hati untuk menangkap hal hal yang simpel-essensial,fungsi otak untuk menghadapi hal yang bersifat kompleks semisal matematika
5.otak adalah tempat berlogika-berdialektika sedang hati tempat untuk mendalami dan merenungi hakikat dan makna terdalam dari segala suatu
6.hati itu bersifat personal,memiliki kehendak,sedang otak itu (disadari atau tidak) adalah pelaksana dari apa yang ada dalam hati
Walau dalam kenyataannya bagaimana hati dan otak bekerja tentu saja secara otomatis hal itu berjalan secara  saling sinkron,tetapi ada manusia yang karakter berfikir hati nya lebih kuat-dominan dan ada yang karakter berfikir otak nya yang lebih dominan
................
Jadi apabila manusia ditanyai hal hal yang bersifat mendasar-prinsipil,maka (cara berfikir) hati yang akan menjawabnya,sebab cara berfikir hati itu to the poin,langsung ke pokok permasalahan,tidak cenderung berbelit belit
Akhirat adalah tempat persidangan seluruh umat manusia dari berbagai agama-golongan-profesi-ras bangsa dan tentu disana yang akan dipermasalahkan adalah hal hal yang bersifat prinsipil-mendasar sebab pengadilan akhirat bukan lagi tempat berdiskusi-berdialog-berdialektika atau mempermasalahkan hal hal yang bersifat 'teknis atau apalagi tempat berdebat sebagaimana ketika manusia masih berada di alam dunia.disana permasalahan sekompleks apapun akan dimuarakan pada benar-salah,baik-buruk yang simpel (dapat dimengerti akal fikiran semua kalangan) tetapi bersifat essensial.tentu saja dengan memakai konsep Ilahi sebagai parameter nya bukan lagi menggunakan konsep buatan manusia sebagai parameternya.karena apabila pengadilan akhirat memakai parameter buatan manusia maka benar-salah,baik buruk akan menjadi relatif,benar menurut system pemikiran failosof A tetapi bisa salah menurut system pemikiran failosof B dan seterusnya,sedang system pemikiran yang dibuat manusia itu banyak jumlahnya
Sekarang bayangkan apabila diakhirat manusia ditanyai Tuhan perihal sesuatu yang bersifat mendasar, mengapa dirinya tak beriman misal,maka apabila otak yang diberi kekuasaan dan kewenangan secara penuh untuk menjawabnya maka boleh jadi ia akan menyodorkan setumpuk dalil dalil dari para failosof atheis-agnostik ternama sebagaimana yang tertulis dalam buku buku tebal itu,tetapi bukankah pengadilan Ilahi itu bukan lagi tempat berdialektika serta berdebat sebagaimana ketika manusia masih tinggal di alam dunia(?)
Di akhirat manusia akan ditanyai 'to the poin',langsung ke akar permasalahan, langsung ke hal hal yang bersifat mendasar sehingga manusia tak akan punya waktu untuk menyusun seabreg argumentasi yang berbelat belit sebagai upaya membela diri atau sekedar untuk mencoba mengajak 'berdialektika' misal.bayangkan di dunia ini manusia menyusun seabreg argumentasi yang rumit-pelik-berbelit belit bahkan dihadirkan sebagai sebuah buku yang tebal dan berseri lagi,tetapi semua itu ujungnya bermuara pada satu hal yang bersifat mendasar bahwa yang bersangkutan menolak beriman kepada Tuhan misal.nah apakah argumentasi yang seabreg abreg itu akan dapat dihadirkan pula diakhirat (?)
Itu sebab dipengadilan akhirat Tuhan menanyai hati bukan otak tiada lain agar 'to the poin'-langsung ke akar permasalahan sebab bila otak yang diberi kesempatan untuk memberi pembelaan maka dapat kita bayangkan tiap yang ingkar akan berlari kesana-kemari ... kemari-kesana memainkan jurus jurus yang terkadang spekulatif,sebagai upaya agar yang dianggap salah dapat tampak 'benar' dan yang 'benar' agar bisa nampak 'salah'
Tetapi memang ada orang yang karakter berfikir hati nya lebih kuat-dominan dan ada orang yang karakter berfikir otaknya yang lebih kuat-dominan,bahkan ada orang yang intelek-brilian-genius-cerdas otaknya tetapi tidak memiliki hati (!) ..seperti dalam film...(ah lupa lagi..pokoknya karakter sang antagonisnya cerdas tapi tak ber nurani) ...walau di sisi lain banyak orang yang hatinya cerdas-mudah menangkap pengertian, tetapi kemampuan intelektualnya kurang,yang ideal mungkin yang berimbang tetapi tetap dengan menjadikan hati sebagai 'raja dalam jiwa'
................
Didalam otak terdapat semua apa yang diagungkan oleh para intelektual-cerdik cendikia,tetapi dalam hatilah kita dapat mendalami cinta-kasih sayang-kebahagiaan-keindahan dan hal hal mendalam lainnya
Otak bisa jadi 'seluas danau' tetapi sebagaimana ungkapan 'hati itu seluas samudera' ... hati manusia memang jauh lebih luas dan lebih dalam ...
...............
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H