manakala hati sedang menggebu gebu dan bergejolak, namun ia lebih memilih memendamnya,
Barangkali sakit hatinya sudah tidak bisa diutarakan kembali dan bimbang mengadu ke siapa?
meredam amarah saat hati mulai gelisah, gundah namun tiada pasrah sebenarnya tengah mencarimu dikala susah..
Remeh sebagai rumah yang dianggap ramah sudah asing baginya..
Jangan salahkan jika ia pergi perlahan tanpa selembar kabar tertera...
---
Demikian dan salam puisi
Baca juga: Puisi: Lelaki dan Sepotong Gorengan
Baca juga: Puisi: Layang-layang
Baca juga: Puisi: Sisakan untuk Disisihkan
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!