Mohon tunggu...
UI Bersatu
UI Bersatu Mohon Tunggu... -

Sebuah gerakan inklusif dan bisa diikuti semua elemen di Universitas Indonesia yang menolak kenaikan biaya kuliah. UI butuh duit, tapi haruskah mahasiswa yang dibebankan lebih banyak?

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

[Siaran Pers] Seru-Seruan UI Bersatu, Masuk UI Susah? Yak Benar!

9 Februari 2016   22:55 Diperbarui: 9 Februari 2016   23:16 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Nah, sesuai ajakan kita kemarin, hari ini “Seru-Seruan” di depan Stasiun UI selesai dilaksanakan. Meskipun hujan, semua orang yang ikut “Seru-Seruan” ga ada yang kabur. “Seru-Seruan” hari ini kita ngelakuin yang namanya Freezemob, Orasi, Deklamasi Puisi dan Nyanyi Bareng.

Sebagai pembuka aksi, hal pertama yang dilakukan adalah Freezemob oleh seluruh peserta. Kurang lebih 150 orang melaksanakan Freezemob serentak di depan Stasiun UI. Kenapa sih harus Freezemob? Jadi Freezemob itu adalah aksi yang dilakukan tanpa dialog dan tanpa gerakan. Freezemob dipilih karena Rektorat merumuskan rencana penaikan batas atas UKT dengan kata-kata mutiaranya: “we agree to differ!”, alias “kami sepakat untuk tidak sepakat!” 

Terus maksudnya tanpa gerakan apa? Tanpa gerakan berupaya menyimbolkan bahwa sejauh ini mahasiswa mencoba untuk menahan diri dan sabar dalam menanggapi isu ini. Namun, bukan berarti tidak melakukan apa-apa. Dalam rentang waktu tersebut upaya yang dilakukan oleh mahasiswa adalah jalan perundingan melalui Tim 6. Pada tanggal 2 Februari 2016 lalu, jalan perundingan telah berakhir. Perundingan terjebak pada ketidakterbukaan Rektorat dalam memahami gagasan mahasiswa. Oleh karena itu, gerakan yang lebih tegas menjadi pilihan saat ini.

Setelah Freezemob, beberapa orang yang turut dalam “Seru-Seruan” menyampaikan pendapatnya dengan orasi. Secara umum, apa yang disampaikan oleh seluruh orataor saat itu adalah ungkapan terkait sikap dalam isu penaikan batas atas UKT. Sikap tersebut teramu dalam tiga tuntutan yang disampaikan paska perundingan 2 Februari 2016 lalu. Setelah beberapa orasi, “Seru-Seruan” dilanjutkan dengan Deklamasi Puisi. 

Para deklamator tersebut merupakan peserta Sayembara Puisi yang pada hari minggu kemarin dibuka melalui akun UI Bersatu. Semangat yang disampaikan masih sama, menolak penaikan batas atas UKT untuk mahasiswa baru 2016.  

Aksi diakhiri dengan Nyanyi Bareng oleh seluruh peserta “Seru-Seruan”. Sempat ada beberapa lagu modifikasi yang lahir saat “Seru-Seruan” berlangsung. Salah satunya: 

“naik, naik, UKT naik, tinggi-tinggi sekali. Kiri-kanan, kulihat saja, banyak rakyat sengsara..a..a”

“mana dimana, mana kuliah bayar mahal, kuliah bayar mahal ada di kampus UI.. mana dimana, mana kuliah bayar mahal, kuliah bayar mahal ada di kampus UI”


Ohya, susah ya tadi masuk UI? Kalau tadi ada yang susah masuk UI karena macet, calon adik-adik kita nanti disusahin masuk UI karena mahal. Kalau teman-teman keluar UI susah karena macet, kalau senior kita disusahin keluar UI karena nunggak bayar kuliah. Andai tidak ada rencana penaikan UKT, sungguh kesengsaraan ini tidak akan kita rasakan bareng-bareng. 

Kira-kira begitulah “Seru-Seruan” kita hari ini, sebenarnya sih masih banyak yang mau diceritain. Cuma kepanjangan, nanti jadi novel. 

Kalau gitu langsung aja berikut sikap UI Bersatu:
1. Menolak segala bentuk penaikan biaya kuliah
2. Menolak biaya pendidikan mahasiswa sebagai penerimaan terbesar UI
3. Menuntut Universitas Indonesia mengoptimalkan penerimaan selain biaya pendidikan

Nah, buat kamu yang mau ikutan “Seru-Seruan” dan memiliki ide yang lebih seru, sampaikan aja ya lewat akun resmi UI Bersatu di (http://line.me/ti/p/%40jxq2957t). Kalau masih ada yang kepo dan mau tau banget tentang apa sih sebenernya perjuangan kita ini, cek aja di http://www.kompasiana.com/uibersatU

UI Bersatu
#YakaliNaik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun