Mohon tunggu...
Unnu Hartomo
Unnu Hartomo Mohon Tunggu... Wiraswasta bidang engineering -

Design engineer with mechanical engineering background.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Inovator Lokal sebagai Penentu Spesifikasi Produk atau Sekedar Makelar Produk Asing?

27 Februari 2018   07:59 Diperbarui: 27 Februari 2018   11:47 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
randy.newairplane.com


Banyak pihak yang selalu memprovokasi: "Kita bangsa Indonesia harus bisa membuat suatu produk lokal yang 100% komponen-komponen dasarnya dari dalam negeri". Apakah itu penting? Bisa ya, bisa tidak, tergantung dari sudut mana kita memandang, karena dari segi ekonomi, baik diproduksi secara lokal ataupun sekedar sebagai makelar produk asing yang produknya notabene impor, semuanya bisa memberikan nila tambah ekonomi.

Namun secara umum adalah sulit jika kita hanya berusaha mencari kebanggaan diri dengan mengejar produk yang 100% dibuat lokal di Indonesia, terutama untuk produk yang membutuhkan keilmuan di bidang teknik. Hal ini akan menjadi semu kalau kita bangsa Indonesia bukanlah penentu atau perancang dari spesifikasi suatu produk lokal yang dihasilkan. Kalau hanya memproduksi komponen-komponen suatu produk, tetapi penentu spesifikasi dan yang men-design tetap pihak asing, maka dapat dipastikan pengembangan produk lokal tersebut akan ditentukan oleh pihak asing, kita bangsa Indonesia hanya sebagai pekerja untuk memproduksi  dan tempat jualan produk mereka, walaupun pasarnya juga untuk ekspor ke mancanegara.

Produk lokal seharusnya tidak haram juga memakai komponen dari luar negeri, misalnya 40% komponen lokal dan sisanya dari industri di luar negeri (seperti China, Jepang, Jerman dan lain-lain).  Hal terpenting adalah kitalah yang menentukan fungsi dan spesifikasi teknik yang diperlukan dari komponen-komponen produk tersebut atau bisa dikatakan kitalah pemilik dan penentu teknologi, serta yang men-design produk lokal tersebut dengan pemasok/vendor komponen bisa dari mana saja, dalam maupun luar negeri. Suatu produk yang akan dibuat tidak harus dipaksa harus memakai komponen lokal dengan presentase tertentu apabila belum tersedia supplier lokal, karena jika dipaksakan akan membutuhkan waktu, tenaga dan biaya yang dapat mempengaruhi nilai ekonomi produk yang akan dihasilkan.

Para innovator di dalam negeri harus diberi kemudahan, kebebasan dan perlindungan hukum agar mereka dapat berkreasi menghasilkan suatu trobosan produk yang bisa diproduksi di dalam negeri. Trobosan ini bisa saja berupa produk dari perpaduan berbagai komponen yang di produksi lokal maupun dari mancanegara. Dari semua perpaduan komponen-komponen inilah akan dihasilkan produk yang di- design oleh innovator dalam negeri. Mereka akan bebas mengembangkannya untuk menghasilkan produk dengan kualitas terbaik atau bahkan bisa mengembangkan produk-produk lain yang merupakan turunan dari produk induk.

Para innovator inilah yang menentukan bentuk, fungsi dan spesifikasi teknik dari produk tersebut. Tidak harus dari vendor lokal, tapi komponen produk tersebut bisa dipasok dari vendor di luar negeri sesuai dengan spesifikasi teknik yang dibutuhkan. Hal terpenting adalah ada produk yang dihasilkan dapat dikembangkan di Indonesia. Bangsa kitalah penguasa dan pemilik teknologi produk tersebut bukan pihak principle di luar negeri  yang bisa mendikte proses manufaktur bahkan sampai proses penjualan di dalam negeri.

Banyak contoh produk buatan suatu negara tertentu, tetapi tidak 100% komponennya di produksi secara lokal di negara bersangkutan. Sebagai salah satu contoh adalah sebagai berikut ini:

randy.newairplane.com
randy.newairplane.com
Boeing 787 Dreamliner yang dicap made in USA tetap menggunakan berbagai supplier komponen dari mancanegara. Walaupun demikian, Boeing Corp. USA tetap sebagai pihak yang men-design dan penentu spesifikasi pesawat tersebut, bahkan untuk mesin pendorong pun ada beberapa pilihan supplier tergantung keinginan customer (lihat gambar).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun