Mohon tunggu...
Ugit Rifai
Ugit Rifai Mohon Tunggu... Guru - Learn, Invent, Dedicate

Muncul dan membesar di Cirebon atau Cerbon. Pernah menetap di Bandung selama 9 tahun untuk kuliah dan bekerja. Sekarang sudah kembali dari perantauan dan menetap di Cerbon. Dengan kesibukan mengajar sehari-hari, masih sempat menyenangi membaca dan menulis. Internet adalah wadah utamanya. Karena kalau nulis di media belum tentu dimuat. hehehe...

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Ada Apa Dibalik Tulisan-tulisan Bertema Agama di Kompasiana?

23 Agustus 2012   07:39 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:25 788
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhir-akhir ini saya menemukan tulisan-tulisan bertema agama yang sekarang tidak disediakan ruang khusus oleh admin Kompasiana. Tiap orang punya motif yang berbeda dengan tulisan-tulisan yang mereka buat. Hal ini bisa kita lihat dari isi tulisan yang disajikan. Bukan hanya itu, kita juga bisa menyimpulkan motivasi mereka membuat tulisan-tulisan tersebut dari cara masing-masing menanggapi komentar-komentar kompasioner yang lain. tak dimungkiri, tulisan-tulisan bertema agama memang selalu menjadi perhatian, mengundang kepenasaran dan cenderung provokatif dan tendensius. Saya yakin setiap orang sadar akan hal ini. Itulah yang mungkin menjadi alasan utama beberapa kompasioner membuat tulisan bertema agama. Ada tulisan-tulisan yang berhasil menarik pembaca dan komentar yang dramatis (banyak sekali). Ada juga yang hanya menarik beberapa pembaca dan sedikit komentar. Sayangnya, bukan hanya jumlah pembaca dan komentar yang ditembak oleh pembuat tulisan-tulisan semacam ini. Tidak jarang tulisan-tulisan semacam ini melahirkan perdebatan sengit. Perdebatan macam ini bukan hanya perdebatan lintas agama, tetapi juga perdebatan seagama. Saya masih ingat tentang tulisan salah seorang kompasioner setahun yang lalu tentang kesalahan Arab Saudi menentukan 1 Syawal. Ribuan pembaca dan ratusan komentar terlahir bersama perdebatan tak berujung di sana. Lalu, sekarang muncul tulisan tentang muallaf palsu. Lagi-lagi, perdebatanlah yang terjadi. Terserah bagaimana masing-masing menafsirkan berbalas komentar dalam kedua tulisan yang saya sebut tadi. Tapi, saya melihatnya sebagai perdebatan. Ada apa dibalik itu? Beberapa tulisan yang sepertinya hanya ditargetkan untuk menarik pembaca, biasanya hanya berisi komentar-komentar yang biasa tanpa ada nada-nada 'tinggi'. Bahkan, pembuat tulisan juga akan menanggapi biasa saja terhadap komentar yang muncul. Berbeda dengan tulisan yang sepertinya punya target lain. Beberapa komentar terdengar 'keras' dan sering terjadi 'salingserang'. Kalau sudah begitu, setiap orang akan berusaha mempertahankan pendiriannya dan bahkan berusaha menggiring pendapat orang lain sesuai keinginannya. Apa ini? Sekitar dua minggu yang lalu saya menemukan istilah sesat-pikir (logical fallacy) dalam catatan facebook seorang teman. Catatan tersebut sebenarnya sebuah terjemahan dari tulisan singkat pada halaman web yourlogicalfallacyis.com (lihat di sini). Berikut saya salin catatan tersebut:

Anda menyalahartikan argumen seseorang agar argumen tersebut lebih mudah diserang. Anda melebih-lebihkan, menyalahartikan, atau secara total memalsukan argumen seseorang, sehingga jauh lebih mudah untuk menyatakan pendapat Anda-lah yang rasional atau benar. Jenis ketidakjujuran ini tidak hanya merusak wacana rasional, tapi juga sebenarnya membahayakan posisi Anda sendiri karena akan membuat kredibilitas Anda dipertanyakan - jika Anda berani menggambarkan ulang argumen lawan Anda secara negatif, bukankah bisa jadi Anda juga bisa saja terlalu melebih-lebihkan argumen Anda sendiri? Contoh: Setelah Will mengatakan bahwa kita harus menganggarkan lebih banyak uang untuk kesehatan dan pendidikan, Warren menanggapi dengan mengatakan ia terkejut bahwa Will sangat membenci negaranya sehingga ia ingin membuatnya tak berdaya dengan memotong anggaran militer. diterjemahkan dari http://yourlogicalfallacyis.com/strawman

Menurut situs web tersebut, logical fallacy atau sesat-pikir itu seperti trik atau ilusi pemikiran dan biasanya digunakan secara terselubung oleh media atau politisi untuk membodohi orang. Mari belajar berpikir dan jangan gampang terjebak oleh pemikiran orang lain. Salam!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun