Mohon tunggu...
Ugit Rifai
Ugit Rifai Mohon Tunggu... Guru - Learn, Invent, Dedicate

Muncul dan membesar di Cirebon atau Cerbon. Pernah menetap di Bandung selama 9 tahun untuk kuliah dan bekerja. Sekarang sudah kembali dari perantauan dan menetap di Cerbon. Dengan kesibukan mengajar sehari-hari, masih sempat menyenangi membaca dan menulis. Internet adalah wadah utamanya. Karena kalau nulis di media belum tentu dimuat. hehehe...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tertusuk Duri Lunak

18 September 2010   12:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:09 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wahai Aku yang terhormat..
Tahukah dirimu arti tenggelam?
Yaitu manakala kau merasa sedang berenang
dalam laut lepas
tanpa tahu dasar dan tak pula muncul ke permukaan.

Duhai Aku..
Apakah yang kau sebut tersesat?
Ialah mengira kau sedang melangkah di jalan yang benar
tanpa kau tahu arah mata angin.

Oh.. Aku..
Sungguhkah kau mengerti tentang salah dan benar?
Sedangkan duri masih pula kau telan.

Kau bilang ia lunak, mana mungkin ia duri?
Mana mungkin timbul sakit?
Mana mungkin bisa luka?

Ketahuilah olehmu wahai Aku yang terhormat..
Duri lunak yang kau timbun
esok hari akan mengeras
dan mata-matanya yang runcing
akan menusuk-nusuk
tepat di ulu hatimu.

Pada saatnya itu terjadi
kau sudah tak punya kesempatan
untuk menahan sakit
karena rasa itu adalah dirimu

rumah, 14 Ags '10
00.25 a.m.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun