Mohon tunggu...
Ugi Sugiyanto
Ugi Sugiyanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - KARYAWAN HONORER

SAYA SUKA OLAH RAGA MAIN BOLA

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perjalanan Panjang Hidup Sebagai Honorer Tendik Sejak Tahun 2005 Tantangan, Harapan dan Pengorbanan

6 Januari 2024   14:26 Diperbarui: 6 Januari 2024   14:33 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Sejak tahun 2005, banyak individu di Indonesia memilih jalur menjadi honorer tendik sebagai pilihan karir mereka. Honorer tendik atau tenaga pendidik dan tenaga kependidikan adalah bagian integral dari sistem pendidikan, namun perjalanan hidup mereka sering kali dipenuhi dengan tantangan dan pengorbanan. Artikel ini akan menggali lebih dalam tentang kehidupan menjadi honorer tendik sejak tahun 2005 dan bagaimana perjalanan panjang ini memengaruhi kehidupan mereka.

1. Tantangan dalam Profesi Honorer Tendik:
Sejak awal karir sebagai honorer tendik pada tahun 2005, banyak yang menghadapi berbagai tantangan. Kurangnya kepastian status pekerjaan, upah yang rendah, dan kurangnya tunjangan adalah beberapa masalah utama yang dihadapi oleh honorer tendik. Mereka bekerja dengan tekun dan penuh dedikasi, tetapi seringkali merasa tidak diakui dan kurang dihargai.

2. Pengorbanan dan Dedikasi:
Honorer tendik selalu dihadapkan pada pilihan sulit antara pengabdian terhadap pendidikan dan kebutuhan ekonomi pribadi. Banyak dari mereka yang bersedia mengorbankan waktu dan tenaga lebih untuk memberikan pendidikan terbaik kepada generasi penerus, meskipun harus menghadapi keterbatasan finansial dan ketidakpastian masa depan.

3. Perubahan Kebijakan dan Perjalanan Profesional:
Seiring berjalannya waktu, kebijakan terkait honorer tendik mengalami perubahan. Beberapa perubahan kebijakan mungkin memberikan sedikit kepastian, tetapi ada juga yang menimbulkan ketidakpastian dan ketidakjelasan. Bagaimana honorer tendik menyesuaikan diri dengan perubahan kebijakan ini dan bagaimana perjalanan profesional mereka berkembang adalah aspek menarik untuk diungkap.

4. Harapan dan Mimpi di Tengah Perjuangan:
Meskipun dihadapkan pada berbagai kesulitan, banyak honorer tendik tetap memelihara harapan dan mimpi untuk masa depan yang lebih baik. Mereka berharap dapat diberikan pengakuan yang lebih besar, mendapatkan hak-hak yang layak, dan memiliki stabilitas dalam karir mereka. Bagaimana harapan ini memotivasi mereka untuk terus maju adalah cerita yang memotivasi.

5. Perlunya Peningkatan Pengakuan dan Kesejahteraan:
Artikel ini juga menyoroti perlunya peningkatan pengakuan dan kesejahteraan bagi honorer tendik. Mereka adalah tulang punggung sistem pendidikan, dan perjuangan mereka membutuhkan perhatian lebih dari pemerintah dan masyarakat.

Kesimpulan:
Perjalanan hidup menjadi honorer tendik sejak tahun 2005 adalah kisah yang penuh dengan tantangan, pengorbanan, dan harapan. Meskipun dihadapkan pada berbagai kesulitan, honorer tendik terus melangkah maju dengan tekad untuk memberikan kontribusi terbaik bagi dunia pendidikan. Peningkatan pengakuan dan kesejahteraan bagi mereka adalah langkah penting menuju sistem pendidikan yang lebih baik di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun