Mohon tunggu...
Abdul Rahim
Abdul Rahim Mohon Tunggu... -

seorang bacah yang tinggal dikampung

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Apparalang, Destinasi Baru yang Menggiurkan

27 Agustus 2016   01:00 Diperbarui: 27 Agustus 2016   02:27 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kabupaten Bulukumba merupakan daerah yang namanya cukup familiar dan sudah mendunia bagi para traveling maupun turis mancanegara dalam dunia pariwisata. Pemandangan laut yang eksotis dengan hamparan pasir putih halus bagai terigu serta rindangnya pepohonan membuat mata seakan tak berkedip saat melintasi jalan poros bulukumba.

Di bulukumba, ada banyak destinasi pantai yang bisa jadi pilihan untuk sekedar liburan di akhir pekan, tentu yang pertama adalah Pantai Bira yang menjadi ikon wisata Sulawesi Selatan, ada pantai bara yang bersebelahan dengan pantai Bira, Lemo-lemo, pulau Kambing, Pulau Liukang dan tentunya pantai Aparalang yang akan kita bahas kali ini.

Nama Aparalang memang belum setenar Pantai Bira karena masih terbilang baru, namun pantai ini sudah menjadi lokasi syuting FTV Liontin Tanah Terlarang yang tayang di TransTV pada awal 2015 lalu. Lokasi tempat wisata ini berjarak sekitar 200 KM dari pusat kota Makassar, terletak di Desa Ara kecamatan Bontobahari, lokasi pantai ini cukup mudah ditemukan menggunakan alat bantu google maps.

Bulan lalu, saya menyempatkan diri berkunjung kesini ditemani seorang sahabat, kunjungan saya ke bumi Butta Panrita Lopi ini merupakan yang ketiga setelah sebelumnya ke Pantai Bira dan kedua di Kampung adat Tana Toa kecamatan Kajang.

Medan yang ditempuh untuk sampai ke lokasi ini sebenarnya agak berat karena masih harus melalui jalanan berbatu dan licin, namun itu bukan hambatan berarti karena kami sampai dengan selamat dan langsung dengan pemandangan laut biru dengan hamparang angin kencang. Tempat ini masih alami, belum ada bangunan-bangunan megah yang berdiri, hanya terdapat batu-batu tajam yang berserakan, pepohonan rebah yang sengaja di tebang untuk perbikan. Biaya masuknya pun tidak menguras isi dompet seperti halnya di Bantimurung, cukup Rp.10.000, per 2 kepala lengkap biaya parkirannya. Dengan tarif yang terjangkau, kita bisa menikmati semua fasilitasnya di dalam secara gratis seperti parkiran, WC, tempat istirahat kecuali ingin menyelam menikmati biota laut.

Dari segi pengunjung memang tidak terlalu ramai seperti tempat wisata lain yang semacamnya, namun entah kebetulan tapi rata-rata pengunjung yang saya jumpai berasal dari luar daerah bahkan terdapat juga rombongan wisata dalam skala besar yang berasal dari luar Sulawesi. Potensi wisata bahari Aparalang ini sangatlah menjanjikan bagi para pengusaha, investor dan pemerintah karena terdapat banyak pemandangan yang menjadi daya tarik para traveling. Berbeda dengan pantai Bira dengan pasir putihnya yang lembut seperti terigu, di Aparalang ini tidak terpat pasir sedikit pun, yang ada hanya gumpalan batu dan tebing tinggi yang membatasi air laut. Dengan pemandangan tebing-tebing tinggi dipadu dengan air laut biru serta hembusan angin sepoi-sepoi membuat pantaai ini eksotis sehingga layak memang dijuluki “Raja Ampart versi Sulawesi”.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun