Mohon tunggu...
UG DANI
UG DANI Mohon Tunggu... lainnya -

Menjadi petani kecil dan berkebun kini menjadi hobi barunya, jurnalis online dan pewarta foto pernah digelutinya, penulis kini tinggal didesa hidup bersahaja belajar mengaripi hidup bersama keluarga menikmati hari-hari indahnya hidup didesa.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Surat Pembaca Untuk Kompas

12 Februari 2012   10:38 Diperbarui: 4 April 2017   16:16 5343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_160680" align="alignleft" width="300" caption="k-link.co.id"][/caption] Kekuatan surat pembaca tidak bisa kita remehkan,terbukti ketika pelayanan publik masuk surat pembaca mereka bagai kebakaran jenggot. Bahkan surat pembaca bisa menjadi senjata untuk sebuah pelayanan masyarakat dalam memantau segala ketidak nyamanan publik. Setiap instansi agak risih jika reputasinya sudah masuk surat pembaca apalagi media nasional, segala cara untuk melakukan klarifikasi tentang apa yang diangkat oleh publik tersebut, disinilah peran publik dan media. Melihat keberadaan surat pembaca untuk komunikasi maupun berinteraksi warga terhadap hal-hal yang menyangkut masalah sosial ataupun pelayanan publik sangatlah berperan dan memang kekuatannya sama dengan pers,mungkin dari situlah citizen journalism terinfirasi. Kebaradan surat pembaca sudah tidak diragukan untuk berinteraksi dan menyalurkan ide maupun pendapat. Sehingga rubrik ini sangat perlu mendapat perhatian khusus, misalnya penampilannya dibuat menarik atau dibubuhi foto sipenulis seperti freez kompasiana yang sudah berjalan diharian kompas. Saya rasa ini sangat menarik dan sebuah warna baru untuk rubrik surat pembaca, kalau memang perlu namanya bisa diubah dengan forum pembaca kompas. Jika ini terwujud akan menggeliatkan pembaca kompas untuk bergiat menulis diforum  itu sebagai sarana warga setelah media sosial yang selama ini diramaikan oleh media sosial sejenis itu. Sayangnya media sosial yang kita kenal selama ini selalu tampil online dengan istilah " print is dead " padahal di Indonesia istilah itu belum berlaku, nyatanya pembaca lebih mengidealiskan " koran "  dari pada "online". Buat kompas sudah lebih dulu mencanangkan keterbalikan dari online ke media cetak dengan media sosialnya kompasiana. Jika kompas setuju dengan wacana saya ini akan menambah satu gebrakan lagi tentang media warga surat pembaca.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun