Sederhananya begini. Apabila Jokowi tidak searah kepentingan politik dengan FH yang juga menganut agama Islam—padahal keduanya sama-sama beragama Islam, bahkan mungkin Jokowi lebih alim dari FH. Maka kita tidak dapat menyebut Jokowi anti agama Islam. Sebab selama ini, sudah tidak dapat dihitung, mantan pengusaha mebel itu berulang kali kita lihat di layar televisi, beliau menunaikan sholat lima waktu secara berjamaah, hingga sholat idul fitri dan idul adha. Lalu bagaimana mungkin kita dapat menyebutnya memusuhi Islam?
Keempat, apabila segelintir orang yang berada di lingkaran kekuasaan itu “anti Islam dan Islamphobia,” tentu saja dalam rentang waktu empat tahun pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla, orang-orang tersebut telah memberangus umat Islam beserta properti keagamaan yang dikenakan pemeluk agama tersebut.
Nyatanya tidak demikian. Setiap hari kita masih dapat melihat di berbagai pelosok negeri, ribuan masjid didirikan; umat Islam dengan bebas menunaikan sholat lima waktu; puasa ramadan yang sangat semarak karena didukung pemerintah; pesantren berdiri megah di seluruh pulau di Indonesia, hingga muslimah dengan bebas memakai jilbab dan cadar.
Andai saja benar yang dikatakan FH, maka ekspresi keagamaan itu telah diberangus, dihentikan, bahkan seluruh umat Islam akan dihancurkan. Tetapi sampai sejauh ini, kita melihat pemerintah dengan rutin memberikan pelayanan pada umat Islam. Pelaksanaan ibadah haji berjalan dengan khidmat. Kementerian Agama bekerja tanpa kenal lelah untuk menyukseskan ritual keagamaan mulai dari haji, pernikahan, hingga urusan terkecil yang menyangkut hajat pemeluk agama Islam.
Pun demikian, ribuan buku yang membahas tentang Islam diedarkan di pasaran. Nyaris selama empat tahun ini, kita tidak pernah mendengar pemberitaan yang menyebut bahwa pemerintah menghentikan penyaluran buku yang dikarang untuk kepentingan umat Islam. Tidak ada. Kalau saya salah, mungkin FH bisa memberikan contoh yang gamblang terkait itu.
Karena itu, apakah pandangan FH tersebut erat kaitannya dengan upaya politisi yang sedang bertarung untuk mendapatkan simpati publik beragama Islam? Apakah mungkin dengan begitu, umat Islam akan tergiring untuk memuluskan langkah FH dan kelompoknya di 2019 mendatang? Semoga FH masih ingat, kita di akar rumput, sudah belajar dari Suriah yang hancur lebur karena opini yang membenturkan pemerintah dan mayoritas pemeluk agama di negara itu!
Bersambung…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H