Mohon tunggu...
Ufo Pramigi
Ufo Pramigi Mohon Tunggu... -

I'm with Dental Educational Hospital of Airlangga University as a young Dentist

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Menata Hati, menuju kehidupan lebih berarti

27 Maret 2012   15:50 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:23 591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bismillahirrohmanirrohim


“Ketahuilah bahwa di dalam tubuh ini terdapat segumpal darah. Apabila segumpal darah itu baik, maka baik pula seluruh anggota tubuhnya. Dan apabila segumpal darah itu buruk, maka buruk pula seluruh anggota tubuhnya. Segumpal darah yang aku maksudkan adalah Hati.” (Hadis Riwayat Al-Bukhari)

Hati, adalah sebuah anugerahNya, yaitu dengan adanya Hati kita dapat merasakan diluar dari panca indra kita. Hati mengajarkan orang untuk bertindak-tanduk baik dalam kehidupanHati pun mengarahkan kehidupan ini untuk menciptakan suasana yang harmonis sebagai makhluk sosial. Hati pun bagaikan seputih embun yang memberi kesejukan dan menundukkan amarah dikala manusia menggunakan akal pikirandalam menjawab kegelisahan hidup. Hati-Hatilah dengan HATI karenanya JAGALAH HATI!

Fase-fase untuk melepaskan diri dari sisi remaja nampaknya sudah diambang gerbang perpisahannya. Mau bukti?? Tentulah saat ini kita sudah tidak berkostum putih abu-abu, sebagai mahasiswa kita sudah semakin menuju fase dewasa, mulai  mencari kerja sambilan untuk menambah uang saku, sebagian sudah punya bisnis kecil-kecilan, bisnis pulsa, les privat, bisnis kuliner, hingga bisnis skala besar. Tapi mungkin sebagian masih merasakan nikmat di “ketiaki”.
Remaja adalah fase menuju pencarian jati diri yang sudah seharusnya kita temukan hari ini. Kita temukan untuk loncatan kehidupan selanjutnya yaitu fase kedewasaan. Fase menuju kedewasaan inilah jejak rekam harus  dimantapkan, mulai disiapkan tanah terbaik untuk benih agar dapat disemai,kemudian dibangunnya fasilitas pengairan sebagai penggembur hari-hari kita dengan maksud sebagai bentuk ketaatan dalam ibadah dan amaliah kepada sang Khalik, ditakarnya pupuk sebagai energi pembangun dan penyegar nutrisi harian kita dengan selalu menyerukan dalam kebenaran dan kesabaran (QS Al Ashr:3), tentunya  anti hama yang terbaik diberikan untuk dapat membentengi dariserangan perusak diri seseorang, perusak tujuan mulia seorang manusia, yaitu menuju surga Allah SWT. Lebih dalamnya  bagaimana diri ini ibarat tumbuhan hijau yang memiliki  klorofil didalamnnya sebagai pencipta dinamika kehidupan, sehingga digambarkan sebagai gambaran Hati, yang siap menjadi pusat pembangun kualitas diri.

Perumpamaan diatas tak semudah bagaimana dinyatakan dalam kehidupan. Karena siapa tahu apakah memang Hati dapat berbicara??, mengutarakan kebersihannya atau noda apa yang kita cemarkan. Apakah justru kemungkinan Hati kita telah lama beku, membiru dan tak mampu menyatakan lagi nilai-nilai kebaikan. Naudzubillahi min Dzalik.. Mulai saat inilah kita mulai perbaikan bagi para pemilik Hati menuju kedewasaan diri. Karena itulah kita sudah saatnya meninggalkan jiwa remaja. Karenanya itu maka sadarilah……


“Waktu, mengubah kita semua hal kecuali kita. Kita mungkin Menua dengan berjalannya waktu, tetapi belum tentu membijak. Kitalah yang harus mengubah diri kita sendiri.”


Sudah sesiap apakah kita mampu membangun diri kita untuk mendewasa?, jika belum, menyadarinya saat ini pun bukan kata terlambat. Karena kita bukan hidup untuk diri ini, melainkan untuk membangun tahapan selanjutnya. Memantaskan pada siapa diri ini layak untuk membangun peradaban kecil yaitu rumah pendidikan –baca:tarbiyah, rumah peradaban yaitu Keluarga. Peradaban akhirat yang didalamnya menjaga tujuan kita, membuka tabir hijab kita pada Allah SWT dan semakin mendekatkan pada akhir pencapaian JannahNya–baca: Surga. Isteri dan anak-anak kita yang akan menghiasi kebaikan rumah kita, yang mendoakan jasad kita yang sudah terbujur kaku, yang semoga kita ditetapkan dalam HATI yang bersih. “ Yaa Muqallibal quluub tsabbit quluubina ‘ alaa diinik” yang artinya Wahai Tuhan yang membolak-balikkan Hati, teguhkanlah Hatiku untuk selalu taat kepada-Mu, Rasululluah SAW pun berdoa padaNya untuk menata HATI.
Sudahkah lengkap HATI ini menjaga segala indera kita hari ini. Ada ungkapan “ghaadul bashaar ilaa ghaadul quluub” artinya menjaga pandangan untuk menjaga Hati. Seperti pada sabda Rasul sebelumnya, Allah SWT lah penguasa HATIkita. Masihkah juga akan kita nodai, kita kotori dengan perbuatan yang bukan menjadi tuntunan Rasululullah?. Atau karena kita masih mendasari keadaan masyarakat umum hari ini dengan tanpa adanya pacar hidup gak seindah yang dibayangkan, mungkin pula mudahnya iri Hati muncul, sedikit saja perasaan dengki tanpa disadari, dan hasad selalu muncul tanpa disadari akan semakin menambah hijab kehidupan kita, hijab untuk tujuan mulia kita, lagi-lagi untuk sepetak SurgaNYA kelak. Wallahu ya’ lamu ma tasna’ un


“Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”. Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya”" (QS. An-Nuur : 30-31).


Semoga sekiranya kita bisa membuktikan fase dewasa ini benar-benar dapat menjadikan kita Pria tangguh untuk Isteri dan anak-anak kita. Menjadikan diri kita Wanita terkokoh dalam menjaga lingkungan pendidikan keluarga sejak keluar dari rahimnya, dan semoga anak-anak kita kelak bisa istiqomah membuktikan bahwa dariHATI yang terjaga akan memberikan kebahagiaan dunia dan akhirat.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun