Mohon tunggu...
Lutfi (Lutfitrinoviana)
Lutfi (Lutfitrinoviana) Mohon Tunggu... -

centil

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Si Problem Solver yang Kritis dan Kreatif

29 November 2011   02:03 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:04 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rounded Rectangle: Nama : Lutfi Tri Noviana Kelas : 3A (K7110539)

Setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda – beda, ada anak yang memilki kemampuan kritis yaitu mempunyai sikap skeptis, sangat terbuka, menghargai sebuah kejujuran, mencari pandangan-pandangan lain yang berbeda, dan akan berubah sikap ketika terdapat sebuah pendapat yang dianggapnya baik. Ada pula anak yang memilki kemampun berpikir kretif yaitu anak yang mampu melahirkan sesuatu yang baru. Anak yang kreatif dapat dipicu dengan memberikan stimulasi dengan cara proses pembelajaran itu berpusat pada anak. Biarkan anak dengan bebas melakukan, memegang, menggambar, membentuk, ataupun membuat dengan caranya sendiri dan menguraikan pengalamannya sendiri berdasarkan stimulus yang diberikan. Bebaskan daya kreatif anak dengan membiarkan anak menuangkan imajinasinya.Selain kemampuan tersebut anak juga masih memiliki kemampuan yaitu problem solver. Kemampuan ini merupakan proses mental sebagai proses kognitir tingkat tinggi yang memerlukan ketrampilan lebih dalam menemukan dan membentuk pemecahan suatu masalah. Untuk menjadikan anak problem solver dapat dilakukan dengan kegiatan memberikan stimulus berupa masalah-maslah yang perlu diselesaikan kemudian memberikan kesempatan kepada anak untuk memahami nilai dan untuk bekerja sama untuk mengkolaborasikan ide-ide mereka.

Pendidikan yang dapat menjadikan anak kritis, kreatif dan problem solver adalah pendidikan yang menggunakan banyak media dan sumber belajar. Misalkan dalam kelas anak di ajak untuk berkelompok dan berdiskusi, saling tanya jawab dengan temannya, mengajak anak untuk memberikan pendapatnya dengan memberi keleluasaan berpendapat di depan teman-temanya. Pembelajaran seperti ini dapat menjadikan anak selalu ingat karena mereka melakukannya sendiri, selain itu mereka mampu menciptakan argumen serta mempertahankan argumennya. Sehingga pendidikan yang bertujuan untuk menjadikan anak yang kritis, kreatif, dan problem solver dapat terlaksana, karena dalam pembelajaran anak mampu menanggapi, menciptakan ide atau gagasannya, menyanggah, mempertahankan argumen, serta dapat memecahkan permasalahan yang diberikan.

Teori Hemisphere, Perkembangan Intelek, dan Kreativitas

Belajar yang sebenarnya yaitu belajar yang melibatkan belahan “otak kiri” dan belahan “otak kanan” secara seimbang. Otak kiri memainkan peranan dalam pemrosesan logika, kata-kata, matematika, dan urutan yang disebut pembelajaran akademis, otak kanan berurusan dengan aktitivitas kreatif.Pernyataan tersebut sesuai dengan teori hemisphere. Teori hemisphere adalah teori yang menjelaskan tentang belahan otak kanan dan belahan otak kiri. Keseimbangan otak memang sangat dibutuhkan untuk dapat mengaktifkan bagian otak lainnya secara otomatis, namun perkembangan intelektual juga perlu diperhatikan agar kita dapat memiliki kemampuan untuk memperoleh berbagai informasi dan menerapkannya. Faktor yang mempengaruhi perkembangan intelektual anak ada banyak, salah satunya yaitu faktor pembentukan yang menyangkut pendidikan dan latihan pada anak yang bersifat kognitif sehingga dapat memberikan sumbangan terhadap fungsi intelektual anak, dan faktor kebebasan psikologisyaitu anak memiliki kebebasan untuk berpendapat, tanpa disertai perasaan takut atau cemas sehingga anak dapat merangsang perkembangan kreativitas dan pola pikirnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun