Jika melihat ini mustinya kita akan optimis bahwa setidaknya Indonesia masih punya harapan akan punya banyak Singapura di nusantara, sebagaimana Tiongkok melakukannya. Deng Xiaoping, bapak pembaharu Tiongkok yang mengunjungi Lee Kwan Yew di pertengahan tahun1978 sangat takjub melihat perkembangan pembangunan yang berjalan sangat cepat dan pesat. Dalam waktu 13 tahun sejak 1965 Singapura sudah seperti London. Itu secara fisik, secara mental juga terlihat akan birokrasinya yamg mantap. Bersih dan moderen. Itulah yang menjadi acuan Tiongkok untuk mereplikasinya. Dari situlah timbul ide untuk membangun pusat-pusat pertumbuhan di wilayah China yang luas.
Indonesia jelas punya potensi. Lihatlah Singapura yang sudah sangat terlihat menjadi setengah London pada tahun ke 13 pembangunan. Lee benar-benar mewujudkan London di Singapura.
Jika Tiongkok, kini raksasa nomor 2 di perekonomian dunia, dapat sukses membangun '12 Singapura' hanya dengan sebuah inspirasi Singapura yang sedang membangun, mustinya Indonesia akan lebih sukses.
Indonesia akan menuju kejayaannya. Presiden Jokowi pasti punya obsesi yang sama terhadap Indonesia sebagaimana Lee terhadap Singapura. Beliau bisa bahu membahu dengan semua kepala daerah untuk memajukan wilayahnya masing-masing. Ini tidak berhenti hanya di era Jokowi, di era-era betikutnya kerjasama yang baik akan lebih intens.
Maka, ketika peringatan Indonesia merdeka yang ke 80 nanti, setidaknya Jakarta, Surabaya, Bandung, Makasar, Medan, Palembang, Balikpapan serta kota-kota lainnya sedang berkembang menuju ala Amsterdam, Paris, Berlin, Singapura atau kota moderen lainnya. Fisik dan mental.
Jika Singapura bisa, Tiongkok bisa, Indonesia mustinya jelas bisa. Inilah renungan di malam 70 tahun Indonesia merdeka.
Jakarta, 16 Agustus 2015 pukul 23.50 WIB.
Foto: copyright Ah Mey Cafe Pejaten Village
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H