Mohon tunggu...
ERWIN BUNGA SAPAN
ERWIN BUNGA SAPAN Mohon Tunggu... Dosen - DOSEN DAN KONTEN CREATOR

SEBAGAI DOSEN DAN KONTEN KREATOR

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Falsafah Toraja, Tallu Lolona dalam Keselarasan dengan Alam

12 Januari 2023   20:50 Diperbarui: 13 Januari 2023   06:42 1631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam The Reality of Faith, Bernard Meland menggambarkan budaya sebagai manusia yang berkembang dari struktur dan ruang yang ada, dan menjadi cara hidup yang terorganisir secara nyata dalam aktivitas imajinatif dan kreasi manusia yang terlihat melalui seni dan kerajinan, arsitektur, furnitur, dan adat istiadat. , pakaian. , bahasa dan upacara, baik publik maupun privat, sebagai bagian dari aktivitas keagamaan atau politik.  

Budaya memberikan arah karena aspirasi dan kebiasaan pendidikan, serta gagasan dan praktik keagamaan, membentuk perilaku sosial masyarakat.  Hubungan antara manusia dengan makhluk dan makhluk lain adalah hubungan pribadi, hubungan kasih dan persaudaraan.   ketidakharmonisan hubungan antara manusia, hewan dan tumbuhan dapat menimbulkan dampak negatif yaitu berkurangnya hasil panen dan ternak.  

Oleh karena itu, suku Toraja harus menjaga hubungan yang serasi dan timbal balik dengan hewan dan tumbuhan sebagai hubungan subjek-subjek dalam hubungan saudara berdasarkan ajaran dan kebenaran turun-temurun Aluk.  

Dalam konteks ini, manusia tidak boleh mengeksploitasi hewan dan tumbuhan secara sewenang-wenang dan rakus Manusia tidak boleh membunuh hewan secara berlebihan untuk visibilitas dan popularitas mereka sendiri dan penebangan liar yang tidak terkendali.  Perbuatan berlebihan berdasarkan keserakahan menimbulkan ketidakharmonisan baik secara horizontal antara manusia dengan makhluk lain maupun secara vertikal antara manusia dengan Sang Pencipta.  

Tallulolona merupakan falsafah hidup yang dianut oleh nenek moyang masyarakat Toraja secara turun-temurun dan berabad-abad. Tallulolona mengungkap awal kehidupan suku Toraja dalam kaitannya dengan alam semesta dan hewan yang harus dijaga manusia agar keharmonisan semesta selalu muncul. Memahami tradisi Toraja bahwa manusia, tumbuh-tumbuhan dan hewan menganggap nenek moyang mereka bersaudara. 

Dalam proses penciptaan Yang Maha Kuasa, mereka diciptakan dari sumber yang sama, yang dalam istilah Toraja disebut 'Sauan Sibarrung', yaitu sangserekan (saudara). Artinya manusia, hewan dan tumbuhan adalah bersaudara dalam penciptaan Puang Matua. Oleh karena itu, manusia harus menjaga kelangsungan hidup saudaranya demi menjaga keharmonisan alam semesta. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun