Kemarin tanggal 4 Agustus 2022 hari yang sangat istimewa. Masyarakat semua menyaksikan betapa luar biasanya Kapolri kita Jendral Listyo Sigit Prabowo  yang mampu membuktikan bahwa Tim Khusus yang dibentuk untuk  membongkar Skandal Duren Tiga ( Kasus Brigadir Joshua) benar-benar telah bekerja dan membuktikan hasilnya.
Konfrensi Pers yang dilakukan Kapolri dan Bareskrim melaporkan bahwa Tim Khusus telah memeriksa 25 personil Polri yang diduga telah melanggar kode etik polri dan pelanggaran lainnya. Â Ditengarai dari 25 personil tersebut ada yang tidak professional dalam menyelidik kematian Brigadir J, ada yang diduga telah menghalang-halangi proses penyidikan dan ada yang ditengarai turut melakukan tindakan pidana.
Konfrensi Pers yang luar biasa dan amat sangat bisa memenuhi ekpetasi masyarakat yang menginginkan Kasus Penembakan Brigadir J (saya istilahkan : Skandal Duren Tiga) dapat diselidiki secara professional, transparan dan memenuhi rasa keadilan.
Konfrensi Pers semalam juga diikuti langkah taktis Kapolri melakukan mutasi (mencopot jabatan)  10 perwira  polisi termasuk Irjen Sambo dan 2 Brigjen lainnya di divisi propam serta mencopot beberapa Kompol lainnya.  Ini langkah yang bukan main-main dan keputusan yang sangat tepat sekaligus sangat berani.
Listyo Sigit Prabowo berhasil menepis dugaan banyak orang yang selama ini menduga dalam tubuh Polri terdapat faksi-faksi yang kabarnya sering berani melawan perintah Kapolri hingga perintah Presiden. Faksi-faksi ini disebut-sebut sudah ada sejak lama dan kabarnya sering membuat kinerja Kepolisian kita tidak maksimal.
Dengan memutasi 10 perwira polri yang diduga terkait Skandal Duren Tiga, Listyo Sigit telah membuktikan bahwa Hirarki Polri saat ini sedang berada pada garis lurus dibawah komando Presiden. Semoga selanjutnya Hirarki Polri bisa dipertahankan sehingga bisa kembali memiliki professional yang tinggi untuk melayani masyarakat dan Negara.
SKANDAL DUREN TIGA DI MATA MASYARAKAT
Selama 3 minggu terakhir ini opini public masyarakat kita sudah terlanjur  yakin bahwa Kematian Brigadir J bukanlah akibat tembak menembak dengan Bharada E. Terlalu banyak keganjilan yang terjadi dan terlalu banyak hal yang terlihat ditutup-tutupi sehingga opini-opini yang berkembang menjadi sangat liar dengan asumsi-asumsi yang ada mengarah kepada keterlibatan Irjen Sambo.
Setidaknya ada 3 hal yang membuat orang berasumsi  mantan Kadiv Propam Irjen Sambo sebagai pihak yang turut bertanggung-jawab atas apa yang terjadi pada Brigadir J.
Yang pertama adalah Diumumkannya Kasus Brigadir J setelah 3 hari kejadian. Â Dari situ orang sudah berasumsi Kapolres Jakarta Selatan dikendalikan pihak yang lebih tinggi jabatannya (bisa jadi Irjen Sambo).