Sementara itu, Soetjipto bersama pasukannya akan bergerak menuju Pugeran, Kecamatan Gondang melewati Desa Kepuharum untuk membantu batalyon disana. Akan tetapi, usaha mereka gagal karena Belanda lebih dulu menutup akses jalan menuju Pugeran. Karena hal itu, pasukan pimpinan Soetjipto bertempur di Dusun Pandokan, Desa Kepuharum dengan Belanda dengan dibantu oleh penduduk setempat. Kepuharum yang semula hanya akses penghubung antar wilayah, kini seketika menjadi tempat pertempuran dan lautan darah manusia baik penduduk maupun tentara penjajah.
Sumber:
Cerita dari Alm. H. Saman (kakek penulis) pada tahun 2013.
Kartomihardjo, dkk. 1986. Monumen Perjuangan Jawa Timur. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Khaldun&Suparjan. 2021. Politik Diplomasi Masa Revolusi Menuju Pengakuan Kemerdekaan Indonesia (1946-1949), SOSIOHUMANIORA: Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial dan Humaniora, 7(1).
Rohman. 2019. Perjuangan KH. Ahyad Chalimy dalam Laskar Hizbullah Mojokerto dalam Memperjuangkan dan Mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1942-1950, Jurnal Avatara 7(1).
Tim Penulisan Sejarah Mojokerto. 1993. Sejarah Mojokerto: Sebuah Pendekatan Administratif dan Sosial Budaya. Mojokerto: Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Timur.
Wawancara dengan Bapak Ayuhanafiq pada 4 Desember 2021 secara online melalui direct message facebook
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H