Telah kita ketahui bersama nampaknya ada kegalauan dari pemerintah untuk menentukan sistem pendidikan kita, mulai dari dulu awal tahun 2000an kita kenal ada KBM (Kurikulum Belajar Mengajar) ada juga KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) belum lama berubah lagi menjadi KTSP terus mengalami perubahan hingga kurikulum 2013. Memang tidak ada format bakunya, berbeda negara pun berbeda pula kurikulum pendidikannya. Merujuk dari trend yang telah ada, pada prinsipnya kurikulum kita hampir mirip dengan Metode Sentra yang telah berhasil dijalankan dibeberapa negara maju.
Apakah Itu Metode Sentra?
Sebuah Pengantar
Oleh: Muhamad Saefrudin
Sejarah
Metode Sentra di Indonesia
Semula dikenal sebagai program “Beyond Centers & Circle Time (BCCT)”
Dirumus-kembangkan oleh Dr. Pamela Phelps di Creative Pre-School, Talahase Florida, USA, pada 1970.
Meramu teori-teori Charles Wolfgang,Jean Piaget, Howard Gardner, Erik Erikson, Gowen, Vygotsky, Sara Smilansky.
Diadopsi di Indonesia oleh drg Wismiarti dan dipraktikkan di Sekolah Al-Falah yang didirikannya pada 1996, di Jl. Kelapa Dua Wetan No. 4 Ciracas, Jakarta Timur.
Diadopsi Diknas
Pada 1998, Staf Ahli Menteri Diknas, Dr. Fasli Jalal, meninjau Sekolah Al-Falah dan tertarik pada Metode Sentra.
Al-Falah mengadakan seminar dengan pembicara Dr. Pamela Phelps, keynote speaker Dr. Fasli Jalal.
Pada 2002-2003, Al-Falah bekerjasama dengan Direktorat PAUD (Pendidikan Peserta Usia Dini) menerjemahkan bahan-bahan tentang Metode Sentra untuk materi pelatihan.
Pada 2004, Dr. Pamela Phelps memberikan dua kali pelatihan pada 50 orang peserta. Terpilih 20 orang untuk menjadi trainer yang akan menyebarkan Metode Sentra ke seluruh Indonesia.
Diknas mengirimkan 200 orang Mentor dari berbagai provinsi di Indonesia untuk mengikuti pelatihan.
Cara Pembelajaran
Kurikulum Diknas dialirkan melalui:
• Tema
• Sentra
• Circle Time
• Non-direct teaching
• Discipline with love
Tema
Materi Ajar dikemas dalam suatu tema, agar:
Seluruh materi dapat diberikan penuh.
Efektif/Efisien:
Ø Terukur secara Waktu
Ø Terukur secara Materi
Ø Materi dipilih yang dekat/dikenal Peserta, dan diberikan secara kongkret
Sentra-Sentra
Sentra Persiapan (Keaksaraan/Calistung)
Sentra Seni (Kreatifitas, imajinasi, motorik halus dan kasar)
Sentra Bahan Alam (Fisika, sensori motor)
Sentra Balok (konstruksi, geometri, matematika, akurasi, keseimbangan)
Sentra Imtaq (ritual dan dasar-dasar keberagamaan)
Sentra Peran Besar (pengenalan profesi, daya hidup, imajinasi, perencanaan, presentasi, kepemimpinan)
Sentra Peran Kecil (idem)
Fokus
q Kegiatan di setiap Sentra, harus terpusat pada materi yang ditetapkan dalam tema
q Kegiatan di setiap Sentra, membangun:
Ø 5 Domain:
(Anestetik, Kognisi, Afeksi, Bahasa, Sosial dan Psikomotor).
Ø 7 Kecerdasan
Ø 18 Sikap
Hal-hal Penting di Sentra
Penataan lingkungan
Aturan masing-masing Sentra
Awal dan akhir kegiatan
Beres-beres
Pengamatan Mentor pada setiap Peserta selama kegiatan Sentra berlangsung
Pijakan Mentor sebelum main, pada waktu main dan setelah main
Prinsip Pelaksanaan Kegiatan di Sentra
ü Say IQ:
Mentor menjelaskan - Peserta merespon
ü Show EQ:
Mentor memperlihatkan benda, gambar, dll
ü Check SQ:
Mentor memastikan konsep-konsep yang diterima Peserta: benar
melalui penuturan ulang (recalling) dan pengamatan hasil karya Peserta
Circle Time
Semua kegiatan dilakukan dalam posisi duduk melingkar, agar tercipta suasana sejajar dan karena itu memberikan kenyamanan.
Kegiatan dilakukan sebagai transisi dari satu kegiatan ke kegiatan lainnya.
Non-Direct Teaching
Mentor tidak berdiri di depan kelas dengan kapur dan papan tulis .
(>> Mentor duduk di lingkaran bersama Peserta).
Mentor tidak memberikan informasi secara langsung dan satu arah.
(>> Mentor bercerita dan membangun interaksi aktif dengan Peserta).
Mentor tidak bersikap sebagai “pengajar” bagi Peserta.
(>> Mentor bersikap: “hari ini mau belajar apa dari Peserta?”).
Mentor tidak memberikan materi secara “satu untuk semua”
(>> Mentor memberikan materi disesuaikan dengan tahap perkembangan masing-masing Peserta: Kurikulum Individual).
Disiplin dengan Cinta
Trainer/Mentor dilarang melakukan “3M”:
Tidak boleh Melarang IQ
Tidak boleh Menyuruh EQ
Tidak boleh Marah SQ
Tetapi, semua ada aturannya, dan setiap peraturan diterapkan dengan tegas, disesuaikan dengan tahap perkembangan Peserta.
Penegakan disiplin dilakukan melalui pendekatan bertahap, berdasarkan prinsip 5 Kontinum:
(Visualy Looking On - Non-Directive Statement – Question –
Directive Statement –– Physical Intervention)
7 Kecerdasan
Setiap Sentra membangun Kecerdasan Jamak (Gardner):
v Linguistic Intelligence (cerdas kosakata)
v Logical Mathematical Intelligence (cerdas angka dan rasional)
v Musical Intelligence (cerdas musik)
v Bodily-Kinesthetic Intelligence (cerdas raga)
v Spatial Intelligence (cerdas ruang/tempat/gambar)
v Interpersonal Intelligence (cerdas ttg orang lain)
v Intrapersonal Intelligence (cerdas diri)
v Kecerdasan naturalis (cerdas alam)
v Kecerdasan Spritual
18 Sikap (Asmaul Husna)
Setiap Sentra harus mengalirkan nilai-nilai dan pemahaman terhadap 18 Sikap dari Asmaul Husna:
1. Mutu 10. Tanggungjawab
2. Hormat 11. Khusyuk
3. Jujur 12. Rajin
4. Bersih 13. Berpikir Positif
5. Kasih Sayang 14. Ramah
6. Sabar 15. Rendah Hati
7. Syukur 16. Istiqomah
8. Ikhlas 17. Taqwa
9. Disiplin 18. Qana’ah
Hanya studi kecil yang pada prinsipnya ingin sistem pendidikan kita lebih baik ke depannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H