Mohon tunggu...
Udin 68
Udin 68 Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Menulis artikel dan cerita pengalaman

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

First True Story

15 November 2023   02:28 Diperbarui: 15 November 2023   10:16 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

" Semoga tidak ada setrum listrik -Bismillah..."- ssekk- mpakk, terkejut! 😣

Tepat-ssek- telunjuk di dasar lubang, seketika itu juga bunyi-mpakk- terasa di kepala si Mardin. Seperti petir menyambar, menempeleng keras dari atas kepala. Dan seketika itu jantungnya terkejut, terasa stop sejenak. Bersamaan itu pula telapak kakinya seperti ada yang memukul dengan keras dari arah bawah lantai. 

"Duh... Hwahh...Hammmpir!"

Untunglah hanya sekejap saja aliran listrik dalam tubuh Mardin - setrum berlalu sesat saja, tidak sampai 1 detik, bahkan 1/2 detik pun tidak juga. 

"Astagfirullah... Ceddekak mate" Gumam Mardin menyesali kelakuannya. 

"Astagfirullah... Saya hampir mati". Mardin menyesali diri sendiri, mengapa itu dilakukannya. Perkataan ampunan itu beberapa kali Mardin ucapkan dalam kesendiriannya sambil melangkah pulang ke rumah. 

Penyesalan sangat mendalam terhujam dalam hati Mardin dan bersumpah, - tidak akan main berani-beranian lagi dengan strum listrik. Takkan pernah lagi berbuat sebodoh itu. 

Rupanya peristiwa itu menjadi pengalaman jelek sekaligus juga  pengalaman yg sangat berarti bagi Mardin. Bahwa itu adalah sejelek-jeleknya percobaan, yang tak perlu dicontoh oleh siapapun juga. Sebaliknya Mardin mengerti bahayanya tegangan listrik. Betul-betul sangat bahaya! 

Pengalaman yang tidak harus diulang kedua kalinya dalam hidup. Kelakuan yang amat bodoh,dan sangat fatal. Semoga tidak ada seorang pun yang mengikuti.

 Awas bahayanya sangat dahsyat! Dapat menghanguskan seluruh tubuh, bila sengatan bertegangan tinggi. 

Bone, 15-11-2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun