" Semoga tidak ada setrum listrik -Bismillah..."- ssekk- mpakk, terkejut! 😣
Tepat-ssek- telunjuk di dasar lubang, seketika itu juga bunyi-mpakk- terasa di kepala si Mardin. Seperti petir menyambar, menempeleng keras dari atas kepala. Dan seketika itu jantungnya terkejut, terasa stop sejenak. Bersamaan itu pula telapak kakinya seperti ada yang memukul dengan keras dari arah bawah lantai.Â
"Duh... Hwahh...Hammmpir!"
Untunglah hanya sekejap saja aliran listrik dalam tubuh Mardin - setrum berlalu sesat saja, tidak sampai 1 detik, bahkan 1/2 detik pun tidak juga.Â
"Astagfirullah... Ceddekak mate" Gumam Mardin menyesali kelakuannya.Â
"Astagfirullah... Saya hampir mati". Mardin menyesali diri sendiri, mengapa itu dilakukannya. Perkataan ampunan itu beberapa kali Mardin ucapkan dalam kesendiriannya sambil melangkah pulang ke rumah.Â
Penyesalan sangat mendalam terhujam dalam hati Mardin dan bersumpah, - tidak akan main berani-beranian lagi dengan strum listrik. Takkan pernah lagi berbuat sebodoh itu.Â
Rupanya peristiwa itu menjadi pengalaman jelek sekaligus juga  pengalaman yg sangat berarti bagi Mardin. Bahwa itu adalah sejelek-jeleknya percobaan, yang tak perlu dicontoh oleh siapapun juga. Sebaliknya Mardin mengerti bahayanya tegangan listrik. Betul-betul sangat bahaya!Â
Pengalaman yang tidak harus diulang kedua kalinya dalam hidup. Kelakuan yang amat bodoh,dan sangat fatal. Semoga tidak ada seorang pun yang mengikuti.
 Awas bahayanya sangat dahsyat! Dapat menghanguskan seluruh tubuh, bila sengatan bertegangan tinggi.Â
Bone, 15-11-2023