Ah... sebentar saya test, shalat dahulu" Demikian Mardin bergumam.Â
Tetapi Mardin menaruh penasaran, apakah jaringan listrik dari tiang utama-ada-, kabelnya tidak rusak atau putus?.Â
"Bila kabel dari tiang yg dipasang pihak PLN rusak atau putus maka biar dipasang sekring, tidak akan menyala juga lampu mesjid itu" Pikir Mardin lagi, sambil melayangkan pandangan ke kabel tiang di atas.Â
Mardin berencana mengetes, ada tidaknya strum dengan jari telunjuknya. "Kalau tidak ada ya.. tentu aman-amann saja. Tapi kalau ada kan bahaya".
" Bagaimana ya?..kalau ada setrum, akankah tangan menempel, tidak lepas? Dalam hati Mardin
Mardin mencoba gerakan menonjok dinding tembok dengan telunjuk. Gerakan seperti aktor jagoan Kung fu  Bruce Lee Hongkong melepaskan jurus super cepat menonjok jidat lawan. Tangan seperti model ular kobra menjulurkan lidah dan sesekali mematok siapa mengganggunya.Â
Mardin berkali-kali latihan menonjok tembok dengan gerak kecepatan tinggi. Secepat jarum mesin jahit turun naik. Gerakan ini bermaksud  agar tangan tidak menempel ketika memasukkan telunjuk ke lubang sekring nanti.Â
Jam diding menunjukkan pukul 18.15, shalat  magrib agak telat, gara-gara latihan berhadapan tembok. Tak seorang pun melihatnya.Â
Mardin  segera azan lanjut iqomat. Lalu shalat magrib sendirian dan shalat sunat ba'dia. Doa dan dzikir diperpendek saja. Kemudian segera berdiri menuju ke posisi meteran listrik untuk melakukan aksinya. Aksi mengetes setrum listrik dengan telunjuk.Â
Setelah memperhatikan lubang tempat sekring, Mardin kembali mencoba dengan telunjuk tangan kanan, dua kali menonjok tembok dan menariknya dengan super cepat. Dia semakin yakin, bahwa tangannya takkan mungkin menempal pada dasar lubang sekring saat telunjuk dimasukkan, bila ada arus atau setrum.Â
Bersiap... segera...dites!Â