Ketika satu keterangan menyatakan bahwa pengetahuan akan diri (sendiri) akan membawa kepada pengetahuan kepada Tuhan, maka bulan Ramadan mengajarkan sebaliknya, bahwa ibadah (pengabdian) kepada Allah Swt dengan tunduk mempraktikan secara syar'i ibadah shiyam, maka kita sekaligus diajarkanNya untuk melakukan pengabdian, berempati kepada makhluk Allah Swt lainnya.Â
Dari rasa lapar, dahaga dan keletihan secara fisik atas apa yang kita jalani selama berpuasa, kita belajar berempati untuk memperhatikan makhluk sesama kita bahkan kepada hewan dan tumbuhan ketika berada dalam kondisi yang sama. Maka, kedermawanan sebagai ibadah (pengabdian) kepada sesama makluk adalah buah dari pengabdian kepada Allah Swt di bulan Ramadan. Inilah penerapan dari konsep habluminallah, habluminannas dan hablul minal 'alam.Â
Menjaga keserasian, keseimbangan dan harmonisasi dalam kehidupan sebagai tugas adam (termasuk diri kita) sebagai penerus dan pewaris bumi ini (khalifah) memerlukan kompetensi keseimbangan dalam pelayanan.
Maka selaras dengan apa yang disabdakan baginda Rasulullah Saw, bahwa manusia terbaik (bukan hanya yang menunjukkan hubungan terbaik kepada Allah) adalah yang dapat memberikan manfaat kepada manusia. Demikian juga Allah berfirman bahwa yang akan survive di muka bumi adalah sistem yang harmonis yang senantiasa memberikan kemanfaatan.
... (QS 13: 17)
Penutup
Penulis hanya berbagi 5 KOMPTENSI Personal yang dapat diraih selepas Ibadah shiyam Ramadan. Tentunya, masih banyak kompetensi lain yang dapat pembaca budiman lakukan sharing melengkapi tulisan ini.
Semoga bermanfaat!
Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H