Mohon tunggu...
setiadi ihsan
setiadi ihsan Mohon Tunggu... Dosen - Social Worker, Lecturer.

Menulis itu tentang pemahaman. Apa yang kita tulis itulah kita.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Taqwa Dimulai dari Self Awareness

1 Januari 2022   00:06 Diperbarui: 1 Januari 2022   00:10 734
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jumhur ulama membagi kelompok nafs ini, menjadi: Nafs ammarah, lawammah dan muthmainnah. Pembagian ini didasarkan kepada tingkat pengaturan baik fikiran, keyakinan dan emosi serta lingkungan sebagiamana pengertian kesadaran sendiri yang telah dijelaskan sebelumnya. Inilah perlunya kesadaran diri dalam mengenali diri dari berbagai aspek seperti kepribadian (personality), nilai (value), kebiasaan (habit) dan emosi (emotions) yang ke-4nya merupakan area kunci dari pengembangan diri. Kesuksesan pribadi ditentukan oleh integrasi ke-4 aspek ini. Dan lagi-lagi, siapa saja yang bisa mengenali, mengelola dan mengendalikan ke-4 aspek diri ini adalah mereka yang akan menjadi pribadi unggul dengan berbagai kebaikan yang akan da peroleh.

Kesadaran diri membantu siapapun untuk mengidentifikasi kesenjangan dalam keterampilan manajemen mereka, yang mendorong pengembangan keterampilan. Tetapi kesadaran diri juga dapat membantu seseorang dalam menemukan situasi di mana mereka akan menjadi paling efektif, membantu pengambilan keputusan secara intuitif, dan membantu manajemen stres dan motivasi diri sendiri dan orang lain. Dan karakteristik kesadaran yang dapat bergeser atau berubah entah itu karena faktor kesadaran lain ataupun bawah sadar yang terbukti menjadi aktivitas otak kita yang paling dominan (88%) menurut penelitian, maka pelatihan self awareness ini diperlukan untuk fokus kepada tujuan termasuk terjaga aspek God Conscious yang harus sudah terpatri dalam fikiran bawah sadar.

Di sinilah kita dapat memahami bagaimana ketaqwaan sebagai proteksi diri, sehingga kita senantiasa berhati-hati atas diri kita dan bagaimana kesadaran dan bawah sadar kita dapat senantiasa dilatih dalam membuahkan entah itu pengembangan kepribadian, nilai, keterampilan (skill dan habits), serta pengelolaan emosi.

Dengan pelatihan diri (self development) di atas, manusia diharapkan dapat mempertahankan fitrah kejadian manusia, yaitu fitrah bertauhid. Namun demikian dari aspek internal, Allah telah memberikan peringatan mengenai adanya sejumlah karakter "buruk" yang melekat pada manusia. Di sinilah perlunya PELINDUNG DIRI, berupa SELF AWARENESS dan AWARENESS of GOD.

Berikut sejumlah karakater manusia yang mesti diwaspadai sesuai dengan informasi dari al-Quranul Kariim, yaitu: Susah payah (QS 90: 4), Lemah (4: 28), Mudah Terperdaya (82: 6), Lalai (102: 1), Suka membantah (16:4), Tergesa-gesa (17:11), Kikir (17:100), Pelupa (10:12), Berpra-sangka (10:36), Berlebih-lebihan (10:12), Berangan-angan (57:72), Zhalim/Bodoh (33:72), Mengeluh (70:19-21), Tidak konsisten (89:15-16), dan Tidak Bersyukur (100:6-8).

Dengan demikian, semoga kita dapat memahami maksud ungkapan ketika kita dapat mengenali diri kita dalam bentuk kesadaran akan diri (self awareness) maka hal ini pula yang akan menuntun kita kepada Tuhan dalam bentuk taqwa sebenar-benarnya taqwa (Conscious of God).

Hal yang menarik lainnya dari taqwa ini adalah janji Allah bahwa mereka yang senantiasa menjaga kesadarannya tetap di dalam koridor God Conscious akan mendapatkan sejumlah kebaikan, sebagaimana digambarkan dalam cover tulisan ini.

Orang yang sadar, adalah mereka yang pada akhirnya mendapatkan predikat al-furqan, yang telah terlatih dalam mengidentifikasi diri, dan lingkungan sehingga perilakunya senantiasa terjaga dalam kesadaran:

"Hai orang-orang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, Kami akan memberikan kepadamu Furqaan. Dan kami akan jauhkan dirimu dari kesalahan-kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-dosa)mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar." (QS 8: 29) 

Berikutnya adalah kesuksesan (dalam alquran disebutkan sebagai "Al-muflihuun"). Salah satu ayat menjelasakan, " Maka bertakwalah kepada Allah semampumu dan dengarkanlah dan taatilah dan berinfaqlah [di jalan Allah]; itu lebih baik untuk dirimu sendiri. Dan barang siapa yang terlindung dari kekikiran jiwanya, maka mereka itulah orang-orang yang sukses."(QS 64: 16)

The last but not the least mereka yang mempunyai tingkat kesadaran yang tinggi adalah akan beroleh kesyukuran. Telah dijelaskan bahwa berbagai kebaikan termasuk kemenangan atau kesuksesan adalah buah dari kesadaran atas diri dan Tuhannya. Maka layaklah kita bersyukur atas nikmat-Nya ini, sebagaimana Allah berfirman, "Sungguh Allah telah menolong kamu dalam peperangan Badar, padahal kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah. Karena itu bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mensyukuri-Nya."(QS 3: 123)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun