Dalam kondisi seperti ini, himbauan tanpa melakukan pendekatan emosional atau merangkul perhatian terlebih dahulu, apalagi dalam massa yang banyak, bisa dianggap kesia-siaan. Belum lagi, himbauan yang hanya dilakukan sekali.
Dari pilar kejelasan pesan, himbauan yang  hanya diucapkan sekali, tanpa disertai alasan dan impact kalau pesan itu tidak diikuti, ini juga memperburuk efektivitas komunikasi.
Oh, iyaa... satu lagi yang menarik, saya tidak melihat adanya antusiasme salaman dengan Bapak Bupati yang dijelaskan pembawa acara, Pa Bupati ada didepan, dekat podium, bagi warga yang ingin bersalaman.
Saya pun salah satu yang tidak berantusian saya. heehe
Semua berhamburan mencari jalan keluar, bukan menuju podium.
Maklum, pengumuman diumumkan di saat jamaah berhamburan keluar lapangan, ini menambah point bahwa teknik
komunikasi massa tidak dimainkan sang pembawa acara.
Al-hasil dendang shalawat yang biasa menyertai prosesi salaman berjalan "cawerang"/garing tanpa greget.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H