Mohon tunggu...
Uden Patynama
Uden Patynama Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Uden Patynama merupakan seorang penulis profesional, content writer serta ahli dalam bidang kepenulisan lainnya terutama dalam bidang sosial, politik, geografi, dan kewarganegaraan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengertian Sosiologi Menurut Pitrin A. Sorokin

21 Oktober 2024   06:30 Diperbarui: 21 Oktober 2024   07:19 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pitirim A. Sorokin, seorang sosiolog Rusia-Amerika, merupakan salah satu pemikir paling berpengaruh di abad ke-20 dalam pengembangan ilmu sosial, khususnya sosiologi. Gagasannya tentang sosiologi bukan hanya mendefinisikan ilmu sosiolog sebagai kajian mengenai masyarakat, melainkan sebagai disiplin yang beragam, kaya, dan filosofis. Sorokin menerapkan sosiologi dengan kerangka yang unik , meletakkan dasar bahwa kehidupan sosial manusia bukan hanya tindakan atau interaksi sosial semata. Beliau menerapkan dimensi kultural, integrasi sosial, dan dinamika perubahan, menjadikan karyanya salah satu referensi penting bagi ilmuwan sosial di seluruh dunia.

Sosiologi Menurut Pitirim A. Sorokin Sebuah Kerangka Multidimensional

Bagi Sorokin, sosiologi bukanlah sekadar studi tentang struktur sosial atau interaksi antarmanusia, tetapi tentang relasi-relasi sosial yang saling terintegrasi dan memengaruhi satu sama lain dalam berbagai aspek. Dalam buku "Social and Cultural Dynamics", Sorokin menyajikan gagasan bahwa realitas sosial terbentuk dari proses yang dinamis antara faktor-faktor sosial dan kultural. Artinya, fenomena sosial tidak pernah statis, melainkan senantiasa berubah, mengalami transisi, dan bergerak dalam pola tertentu.

Sorokin melihat sosiologi sebagai ilmu yang bertugas memahami keterkaitan antara tindakan seseorang, norma sosial, dan budaya yang berkembang dalam masyarakat. Dalam pandangan ini, sosiologi tidak hanya fokus pada seseorang sebagai agen, tetapi juga memperhatikan pengaruh lingkungan sosial dan kultural secara keseluruhan. Baginya, masyarakat bukan hanya sekumpulan orang, tetapi juga kumpulan nilai, simbol, dan ideologi yang memengaruhi perilaku seseorang dalam kehidupan sehari-hari.

Struktur Pemikiran Sorokin Tiga Konsep Utama dalam Sosiologi

Ada tiga konsep mendasar yang menjadi pijakan pemikiran Sorokin: kultural, sosial, dan perubahan. Ketiga aspek ini tidak berdiri sendiri tetapi saling terkait dalam proses yang ia sebut sebagai dinamika sosial. Beliau menyusun kerangka ini untuk menjelaskan bagaimana perubahan sosial terjadi dari waktu ke waktu.

Interaksi dan Relasi Sosial Sorokin mendefinisikan relasi sosial sebagai hubungan timbal balik antara seseorang atau kelompok yang membentuk struktur sosial yang lebih luas. Beliau menggarisbawahi bahwa hubungan sosial ini melibatkan unsur afektif (emosi), normatif (aturan sosial), dan utilitarian (kepentingan). Dengan kata lain, hubungan dalam masyarakat tidak bisa dilihat hanya dari satu aspek, tetapi mencakup berbagai motivasi dan dimensi.

Dimensi Kultural dalam Masyarakat

Sorokin menekankan pentingnya dimensi kultural dalam analisis sosiologi. Bagi Sorokin, budaya bukan hanya sebagai latar belakang kehidupan sosial, tetapi juga sebagai salah satu pendorong utama perubahan sosial. Beliau membedakan budaya menjadi dua tipe utama:

Budaya Ideasional Berfokus pada nilai-nilai spiritual dan kebenaran absolut yang tidak terikat dengan materialisme.

Budaya Sensate: Mementingkan materialitas dan kesenangan inderawi, seperti kemakmuran ekonomi dan kenyamanan hidup.

Dalam pandangan Sorokin, masyarakat cenderung bergerak secara siklis antara dua bentuk budaya. Perubahan sosial dan krisis yang muncul sering kali merupakan hasil dari benturan antara budaya ideasional dan sensate, yang masing-masing menawarkan paradigma dan prioritas berbeda tentang kehidupan.

Dinamika dan Siklus Perubahan Sosial

Salah satu kontribusi Sorokin yang paling terkenal adalah teorinya tentang perubahan sosial sebagai suatu siklus. Beliau tidak percaya bahwa perubahan sosial bergerak secara linear menuju kemajuan yang terus meningkat, sebagaimana diklaim oleh banyak pemikir pada masanya. Sebaliknya, Sorokin menyatakan bahwa masyarakat bergerak melalui siklus naik dan turun antara dua ekstrem: idealisme dan materialisme.

Misalnya, pada suatu periode tertentu, masyarakat mungkin mengadopsi nilai-nilai ideasional dengan fokus pada spiritualitas dan moralitas. Namun, seiring berjalannya waktu, nilai-nilai tersebut dapat digantikan oleh budaya sensate, di mana masyarakat lebih terpusat pada kesenangan material dan kenyamanan fisik. Perubahan sosial ini, menurut Sorokin, bersifat tidak dapat dihindari dan selalu berulang dalam siklus sejarah.

Sorokin dan Kritik terhadap Sosiologi Modern

Sorokin tidak hanya dikenal karena teorinya tentang perubahan sosial dan budaya, tetapi juga karena kritiknya terhadap sosiologi modern. Beliau memandang bahwa ilmu sosial pada zamannya terlalu terpaku pada metode kuantitatif dan cenderung mengabaikan aspek kualitatif yang lebih penting, seperti nilai dan makna. Bagi Sorokin, sosiologi harus mampu melihat manusia bukan hanya sebagai objek statistik, tetapi sebagai makhluk bermakna yang tindakannya dipengaruhi oleh keyakinan, nilai, dan ideologi.

Kritik ini juga mencerminkan pandangan filosofis Sorokin bahwa ilmu sosial seharusnya tidak mengejar objektivitas murni tanpa mempertimbangkan faktor subjektif yang memengaruhi tindakan manusia. Beliau mengusulkan pendekatan yang lebih holistik dan humanistik dalam studi sosiologi, di mana aspek spiritual dan moral harus dipertimbangkan dalam analisis fenomena sosial.

Relevansi Pemikiran Sorokin dalam Konteks Saat Ini

Pemikiran Pitirim Sorokin tetap relevan dalam studi sosiologi dan ilmu sosial kontemporer, terutama dalam memahami perubahan sosial dan budaya di era globalisasi. Pergeseran nilai dalam masyarakat modern sering kali mengikuti pola siklis yang digambarkan oleh Sorokin. Misalnya, dalam dekade terakhir, ada kecenderungan masyarakat untuk bergerak dari budaya konsumerisme materialistis menuju pencarian makna spiritual dan kesadaran lingkungan, yang mengingatkan pada transisi antara budaya sensate dan ideasional.

Selain itu, gagasan Sorokin tentang pentingnya nilai dan moralitas dalam kehidupan sosial juga relevan di tengah maraknya krisis identitas dan fragmentasi sosial. Dalam dunia yang semakin terhubung, namun sering kali terpecah oleh perbedaan ideologi dan nilai, pendekatan integratif seperti yang diusulkan Sorokin dapat menjadi pijakan untuk mencari kedamaian sosial.

Pitirim A. Sorokin memberikan sumbangan penting dalam pengembangan sosiologi dengan pendekatannya yang multidimensional dan filosofis. Beliau tidak hanya melihat sosiologi sebagai ilmu tentang struktur dan interaksi sosial, tetapi juga sebagai kajian tentang budaya, nilai, dan perubahan yang dinamis. Teorinya tentang siklus perubahan sosial dan transisi budaya antara nilai spiritual dan materialisme membuka wawasan baru dalam memahami fenomena sosial secara holistik. Untuk mendapatkan referensi bacaan artikel mengenai sociology dan bernegara bisa kunjungi Uden Patynama.

Karya-karya Sorokin mengingatkan kita bahwa masyarakat adalah entitas yang kompleks, di mana setiap seseorang dan kelompok saling terkait dalam jaringan relasi yang dipengaruhi oleh nilai, ideologi, dan perubahan yang terus-menerus. Di tengah perkembangan ilmu sosial saat ini, gagasan Sorokin tetap memberikan panduan berharga bagi upaya memahami dan merespons dinamika sosial yang terus berkembang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun