Mohon tunggu...
Zul Hendra
Zul Hendra Mohon Tunggu... Bankir - Bankir Syariah/Akuntan/Mahasiswa

Menimba Ilmu sambil berdakwah

Selanjutnya

Tutup

Money

Sistem Ekonomi Islam "Ancaman atau Solusi" bagi Perekonomian Dunia

6 November 2019   06:34 Diperbarui: 6 November 2019   06:41 2895
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Artinya iman meliputi keyakinan sekaligus juga komitmen atau kepatuhan serta konsistensi amal shaleh. Keberadaan nilai iman dalam prilaku ekonomi manusia inilah yang kemudian membuat aktivitas perekonomian menjadi cukup berbeda antara Islam dan konvensional. Diyakini bahwa nilai inilah yang kemudian membuat ego dan faktor rasional materialisme menjadi inferior dalam memotivasi prilaku ekonomi manusia.

Sehingga selain corak dan bentuk aplikasi seperti ketentuan-ketentuan syariah berupa zakat dan pelarangan riba, fluktuasi nilai iman juga menjadi penentu jurang pembeda antara sistem ekonomi Islam dan Konvensional (kapitalis-liberalis.)

DAMPAK DARI SISTEM EKONOMI KAPITALIS-LIBERALIS

Dengan runtuhnya sistem ekonomi sosialis yang ditandai dengan kebangkrutan dan bubarnya negara komunis di belahan bumi Eropa Timur dan Uni Soviet, perekonomian kapitalis menjadi dominan berperan dalam mengatur aktivitas ekonomi dunia. Tak dipungkiri, kapitalisme telah memberikan begitu banyak hasil positif dan sumbangsih bagi peradaban umat manusia.

Kemudahan fasilitas hidup, perkembangan teknologi, variasi produk, infrastruktur, menjadi bukti bahwa kapitalisme menunjukkan perannya yang signifikan dalam sejarah peradaban ummat manusia. Namun terlepas dari hal itu semua, tak juga salah ketika ternyata dalam analisa, dibalik kesuksesan kapitalisme memberikan kemajuan ekonomi bagi manusia, ada kerancuan atau bahkan kontradiktif yang pada hakikatnya menghancurkan kesuksesan yang telah dibangun.

Selama abad 20, yaitu masa pembangunan ekonomi kapitalisme, selain megahnya pembangunan fisik ekonomi, ternyata terdapat data-data yang begitu jelas menunjukkan bahwa sistem kapitalisme memberikan goncangan ekonomi dan implikasi negatif. Jeratan utang di hampir seluruh negara berkembang, kemiskinan yang semakin meluas di negara dunia ketiga, dan krisis-krisis ekonomi khususnya sektor keuangan tak putus-putusnya menyerang perekonomian dunia.

Sehingga kekacauan ekonomi yang cenderung diciptakan oleh ekonomi kapitalis, wujud bukan hanya dalam perekonomian lokal tapi juga menggurita dalam perekonomian dunia secara menyeluruh. Ketimpangan ekonomi diantara negara-negara dunia bahkan kemudian bukan sekedar menjelma menjadi eksploitasi ekonomi tapi meluas pada wilayah hukum, sosial budaya dan bahkan politik. Kenapa krisis kini semakin sering terjadi? Jawaban yang sangat masuk akal adalah ada yang salah dengan sistem yang dianut.

Ketidakmampuan sistem ekonomi kapitalis melayani kebutuhan manusia, baik secara individu maupun kolektif, membuat beberapa kalangan terutama pakar ekonomi, merekomendasikan sebuah perubahan sistem, perubahan arsitektur, yang harus diambil oleh para pemimpin dunia atau lembaga-lembaga ekonomi dunia dalam membangun perekonomiannya.

Roy Culpeper (1999) dalam artikelnya mengatakan dengan tegas dan jelas bahwa kesalahan bukanlah terletak pada manusia-manusia dibalik pembuatan kebijakan dalam sebuah sistem perekonomian, tapi adalah sistem itu sendiri yang menjadi sumber dari semua kekacauan ekonomi.

Berikut beberapa contoh negara yang mengalami kebangkrutan efek sistem kapitalis diantaranya:

  • Pada 2001, Argentina dinyatakan bangkrut gara-gara gagal bayar utang negara USD 100 miliar.
  • Pada 2008, Zimbabwe, salah satu negara di kawasan Afrika juga mencatatkan kisah kelam dalam sejarah perekonomiannya. Kala itu, salah satu negara miskin di Afrika ini terlilit utang sebesar USD 4,5 miliar. Dengan kondisi ekonomi yang buruk, pemerintahnya juga harus berjuang mengatasi tingkat pengangguran yang semakin tak terkendali hingga mencapai 80 persen.
  • Yunani secara resmi telah menyandang status negara bangkrut sejak 30 Juni 2015 lalu. Total utang Yunani sendiri sejauh ini tercatat berjumlah USD 360 miliar atau setara Rp 5.040 triliun (kurs rupiah Rp 14.002). Kondisi ini terlihat semakin parah saat gelandangan di Yunani semakin banyak, dan mereka sangat kelaparan.
  • Krisis Venezuela juga karena terlilit utang. Pada bulan November 2017, The Economist memperkirakan utang Venezuela mencapai USD 105 miliar dan cadangannya sebesar USD 10 miliar.

GELIAT SISTEM EKONOMI ISLAM DI DUNIA SAAT INI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun