PENGANTAR:
Yuval Noah Harari dikenal sebagai seorang intelektual publik Israel, sejarawan, dan profesor di Departemen Sejarah, Hebrew University of Jerusalem. Dia dikenal sebagai penulis trilogi buku sains populer Sapiens: A Brief History of Humankind (2014), Homo Deus: A Brief History of Tomorrow (2016), dan 21 Lessons for the 21st Century (2018). Tulisannya meneliti kehendak bebas, kesadaran, kecerdasan, kebahagiaan, dan penderitaan. Buku yang berjudul Sapiens ini pertama kali diterbitkan dalam bahasa Ibrani di Israel pada tahun 2011 berdasarkan serangkaian kuliah yang diajarkan Harari di Hebrew University of Jerusalem. Tidak lama setelah itu versi bahasa Inggrisnya kemudian dirilis pada tahun 2014 dan sudah diterjemahkan ke dalam sekitar 45 bahasa.
Dalam buku Sapiens ini, Harari menulis tentang revolusi kognitif yang terjadi kira-kira 70.000 tahun yang lalu ketika Homo sapiens menggantikan saingannya Neanderthal dan spesies lain dari genus Homo, mengembangkan keterampilan bahasa dan masyarakat terstruktur. Kemudian membuatnya naik sebagai predator puncak, dibantu oleh revolusi pertanian serta dipercepat oleh revolusi sains, yang memungkinkan manusia mendekati penguasaan atas lingkungannya. Buku-bukunya juga meneliti kemungkinan konsekuensi dari dunia bioteknologi futuristik dimana organisme biologis cerdas dilampaui oleh ciptaan mereka sendiri.
BAGIAN 1: Revolusi Kognitif
Pada bagian ini Harari mencoba untuk menyampaikan bagaimana secara historis munculnya Sapiens dan kenapa hanya Sapiens saja yang dapat melanjutkan sejarah panjang ini dibandingkan dengan makhluk se-pergenusan lainnya dalam "homo" atau bahkan makhluk lainnya. Revolusi Kognitif menjadi bagian penting dalam memicu terjadinya babak-babak revolusi lain di masa selanjutnya. Revolusi kognitif juga menjadi sebab Sapiens dapat mulai memikirkan sesuatu yang abstrak hingga membuat "tatanan khayal" yang memunculkan sebuah kerja kolektif terhadap konsep abstrak yang diyakini dalam tatanan khayal tersebut.
BAGIAN 2: Revolusi Pertanian
Pada bagian ini Harari mencoba untuk menyampaikan bagaimana Sapiens mulai mencurahkan nyaris seluruh waktu dan upayanya untuk memanipulasi kehidupan segelintir spesies hewan dan tumbuhan. Konsep abstrak "tatanan khayal" yang diciptakan oleh Sapiens pun semakin dikembangkan untuk mengakomodir masyarakat yang semakin banyak. Kebutuhan dalam pengelolalan kehidupan ini pun juga memicu munculnya konsep abstrak angka yang mempermudah perbendaharaan suatu negara. Hingga pada akhirnya tatanan khayal yang dianut oleh Sapiens menciptakan bentuk-bentuk ketidakadilan yang tercatat dalam sejarah seperti status sosial di tengah masyarakat, gender, dan lain sebagainya.
BAGIAN 3: Pemersatuan Umat Manusia
Pada bagian ini Harari mencoba untuk menyampaikan bagaimana melihat sejarah dunia ini tidak hanya sekedar dengan mata elang, namun lebih dari itu yaitu melalui satelit mata-mata yang ada di luar angkasa. Peradaban yang ada di Bumi ini dari fase awal hingga saat ini jika kita lihat secara menyeluruh maka umat manusia semakin mengarah kepada "persatuan secara global". Suatu hal yang tidak dilakukan oleh spesies manapun yang ada di muka bumi, namun dilakukan oleh sapiens. Selama tiga ribu tahun terakhir, sapiens semakin berambisi dalam mewujudkan visi global tersebut. Selanjutnya dijelaskan bagaimana uang, imperium, dan agama-agama universal menyebar serta bagaimana ketiganya berperan dalam meletakkan dasar terhadap persatuan dunia masa kini.
BAGIAN 4: Revolusi Sains
Pada bagian ini Harari mencoba menyampaikan bahwasanya revolusi sains yang terjadi dikarenakan adanya dukungan dari imperium yang cukup masif, walaupun jika ditinjau tujuan imperium adalah untuk mencapai kekuasaan yang jauh lebih luas. Dalam usaha mempertahankan keberlangsungan imperium maka perkembangan sains pun bergerak pada ranah yang lebih bersifat industrialisasi yang sarat dengan sistem kapitalis. Proses industrialisasi ini pun pada akhirnya bergandengan dengan modernisasi, yang mendisrupsi banyak hal mendasar di tengah masyarakat, seperti tatanan sosial dan budaya. Sains dan teknologi pun semakin jauh melangkah hingga berada di perbatasan antara masa sekarang dan masa depan yang menuju pada titik singularitas. Keterampilan manusia dalam merekayasa semakin berkembang dengan sangat pesat, mulai dari tingkat gen, jaringan, organisme hingga siborg yang sudah berada di depan mata.