Berdasarkan fakta – fakta sejarah diatas, rasanya sudah cukup menguatkan kita untuk bertanya – tanya, kenapa daerah yang merupakan penghasil cengkeh dan pala premium sangat jarang bahkan tidak pernah menggunakan rempah – rempah tersebut di dalam masakan khasnya? Padahal pada Cengkeh dan Pala merupakan bumbu mewah pada masa itu. Bukankah budaya fashion, arsitektural, dan budaya berperilaku masyarakat Maluku Kie Raha sangat terpengaruh berbagai macam budaya yang hilir mudik pada masa itu?
Pertanyaan besarnya adalah, adakah Jejak Cengkeh dan Pala pada Kuliner khas Maluku Kie Raha? Semoga ada ahli sejarah yang berkenan untuk memberi penjelasan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H