Mohon tunggu...
Uda bara
Uda bara Mohon Tunggu... Buruh - Menulis untuk memotivasi

Tentang kisah, cerita, bahagia, tawa dan duka

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Gejolak

9 April 2022   22:45 Diperbarui: 9 April 2022   22:47 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Fikiranku bagai alfafet yang berserakan

Ku terdiam terpaku membisu penuh keheningan

Kau datang seperti punduk merindukan bulan

Kau bawakan secarik harapan

Seakan badai elektrik menerjang ragaku

Molekul molekul tubuh bergejolak mengitari hatiku

Kau ambrol semua kesedihanku

Kau temukan sumber kebahagiaanku

Berlalu angan ku mendengarmu

Bukti kedatanganmu mengemparkanku

Perlahan tangis bahagia mengiringi hela nafasku

Kau bawa tissu penghapus air mataku

Senyum simpul merona di raut wajahku

Kau balas senyum manis mewarnai sisi muka

Kau siarkan radio impianku

Terimakasih telah datang dikehidupanku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun