Mohon tunggu...
Ucu Sumardi Sastramiharja
Ucu Sumardi Sastramiharja Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Program Studi Teknologi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN UPI: Mencari Secercah Harapan dalam Ketidakpastian Ekonomi di Tengah Pandemi

27 Juli 2021   19:09 Diperbarui: 27 Juli 2021   19:13 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Kanan) Owner MOCHINOD.ID

Tahun 2020 dunia digemparkan dengan munculnya virus yang dapat menyebar dengan cepat melalui udara, setelah diindetifikasi virus ini berasal dari kora Wuhan di China pada bulan Desember 2019. Virus ini mempunyai nama Ilmiah COVID-19 (Coronavirus disease) mempunyai efek yang dirasakan berupa dari flu ringan samapi flu sangat serius penyebarannya pun sangat cepat, dengan beberapa bulan telah menyebar keseluruh belahan dunia hingga negeri kita Indonesia yang teridentifikasi pada bulan Maret 2020.

Dengan munculnya virus COVID-19 pemerintah mulai bertindak tegas dengan beberapa kebijakan ataupun peraturan tentang himbauan supaya masyarakat tidak terlalu banyak melakukan aktivitas di luar rumah, hal ini tentu untuk menghindari peningkatan penyebaran pandemi COVID-19. Kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia diantaranya PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dan PPKM (Perberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat). Walaupun kebijakan tersebut dibuat dengan harapan mengurangi cepatnya penyebaran virus, namun kebijakan tersebut memengaruhi aktivitas segala bidang terutama Ekonomi.

Bidang Ekonomi merupakan salah satu dampak yang telihat jelas dari kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia, karena kebijkan tersebut mempengaruhi aktivitas ekonomi masyarakat dengan pembatasan ruang gerak masyarakat dan belum lagi karyawan yang kena imbas PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) oleh perusahaan dengan alasan menutup kerugian yang terus berlanjut. Selain itu dampak dari penyebaran virus COVID-19 ini mencekik sektor sektor UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah), karena dengan adanya pengurangan dari sisi konsumsi yang mengakibatkan masyarakat harus memenuhi kebutuhann hidupnya tetapi pendapatan terus menurun.

Salah satu UMKM yang terkena dampak bernama MOCHINO.ID. Dalam wawancara yang dilakukan pada hari sabtu tanggal o3 Juli 2021 di daerah kecamatan Rancaekek tempat produksi dari UMKM tersebut, menjelaskan bahwa MOCHINO.ID memproduksi suatu kerajinan tangan berupa dekorasi rumah dari tali katun. Dampak yang dirasakan dari adanya virus COVID-19 terlihat pada penurunan pendapatan, karena masyarakat dibatasi mobilitasnya sehingga pembelipun fokus pada kebutuhan pokok seperti sembako ataupun vitamin dan masker. Hal tersebut membuat UMKM ini yang awalnya membuat tempat jualan di daerah mall kota Bandung harus gulung tikar dan menjadikan rumah sebagai gudangnya, setelah gulung tikar toko offline selanjutnya mempunyai ide untuk kerja sama dan membuat toko online di salah satu e-commerce bernama Shopee dan Tokopedia serta tidak lupa juga mengembangkan promosi di media sosial instagram.


Owner dari MOCHINO.ID merupakan Ibu rumah tangga lulusan SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) dan bernama Siti Rina Syahidah, menurut owner UMKM ini didirikan pada tahun 2018 dan awalnya hanya menjual secara offline dengan menyewa toko di salah satu Mall Bandung daerah Cibeunying Kidul. Selain itu mempunyai karyawan sebanyak 3 orang untuk membantu proses membuat makrame (macrame maker), setelah corona melanda ke Indonesia terpaksa tokopun tutup karena mall sering tutup dan masyarakatpun jarang keluar sehingga mau tidak mau langkah tersebut diambil serta belum lagi efek penurunan pendapatan mengakibatkan 3 orang karyawan di UMKM tersebut diberhentikan.

Memang kejam keadaan sekarang harus berusaha memenuhi kehidupan disaat dunia sedang tidak baik-baik saja, tetapi tidak membuat UMKM menyerah untuk terus berinovasi terkait produk yang sedang dijualnya. UMKM MOCHINO.ID sekarang fokus pada penjualan online dengan bantuan e-commerce Shopee, dan orderan lumayan walau tidak sebanyak pada saat sebelum ada pandemi. Tapi semua itu harus tetap di syukuri dan terus berusaha semaksimal mungkin, seperti halnya salah satu mahasiswa dari Politeknik Kesejahteraan Sosial (POLTEKESOS) Bandung yang melakukan usaha membangun UMKM dibidang makanan ringan.


(Kiri) Owner Dad Group
(Kiri) Owner Dad Group

Mahasiswa POLTEKESOS bernama Vina Amalia Zahra mencoba memulai bisnis makanan ringan berupa MORING (cimol garing) yang merupakan salah satu makanan ringan khas bandung. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada 11 Juli 2021 nama dari UMKM tersebut adalah Dad Group dan mulai dibangun pada tahun 2020, alasan Vina mencoba terjun kepada kegiatan ekonomi ini tidak lain untuk membantu perekonimian keluarga yang terkena dampak dari pandemi COVID-19. Dari awal UMKM ini berjualan secara online via Shopee dan menerima pembelian secara offline jika langsung ke rumah produksinya di daerah rancaekek, produksinyapun dilakukan oleh tangan pertama ataupun dengan diri sendiri.

Menurut owner dari Dad Grop ini dampak yang dirasakan selama dikeluarkannya kebijakan pemerintah tentang meminimalisir aktivitas masyarakat, membuat kuliah kurang efektif karena belajar secara daring (dalam jaringan) sehingga munculah tuntutan untuk membantu kondisi dirumah dengan berjualan. Karena selama kuliah daring walaupun banyak tugas tetapi lebih hemat biaya hidup dan waktu, jika belajar secara tatap langsung pengeluaran uang lebih banyak karena kebutuhan makan sehari-hari dan belum lagi uang sewa kostan yang cukup mahal. Ide awal memilih makanan ringan moring karena ownernya sendiri gemar ngemil dan seketika muncul minat berjualan setelah makan moring merk ariel yang terkenal, maka dari itu sesuai dengan minat serta banyak yang menyukai jajanan khas Bandung moring dari Dad Group di luncurkan dengan varian rasa yang memanjakan lidah. Semua itu dikerjakan demi harapan membantu perekonomian keluarga pada masa tidak pasti seperti pandemi sekarang.

Tidak ada tahu apa yang akan terjadi di masa depan, sebagai manusia hanya bisa terus berusaha dan bekerja keras untuk memenuhi kehidupan. Mencari harapan di masa pandemi memang suatu hal yang cukup sulit, kita sebagai masyarakat biasa tidak bisa mengharapkan adanya bantuan yang mencukupi kebutuhan keluarga sendiri. Maka dari itu usaha dan pergerakan nyata dari diri sendiri adalah hal yang paling penting, teruslah mencari harapan seperti halnya cerita singkat UMKM dari Rancaekek di atas yang terus mencari cara supaya proses jual-beli terus berjalan walaupun kondisi sekarang serba sulit dan menjadikan motivasi untuk kita semua supaya tetap pantang menyerah dengan keadaan. Teruslah mencari harapan dalam keadaan sesulit apapun, seperti halnya mencari setitik cahaya didalam goa yang gelap gulita.. Semangattt!...



Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun