Gunung Sindoro adalah gunung volcano aktif dengan ketinggian 3153 Mdpl yang berada di Jawa Tengah, Temanggung sebagai kota terdekat, dan dikenal sebagai gunung kembar dengan gunung Sumbing, karena letaknya yang berdekatan. Saya memilih Jalur pendakian gunung Sindoro via Kledung karena jalur ini merupakan paling favorit bagi para pendaki, menuju basecamp aksesnya tidak sulit ditemukan karena berada di pinggir jalan besar dan balai desa Kledung, dengan treknya yang menantang, dan pemandangannya yang luar biasa indah.
    Sebut saja saya ucup dan teman saya Kriwil, kita berdua berangkat dari kediaman orang tua saya di Desa Medani, Kecamatan Cluwak, kabupaten Pati. Berangkat jam 12.30 dan sampai basecame Kledung jam 18.30, selama perjalanan mengandalkan google maps yang baik hati, bijaksana dan tidak sombong. Perjalanan santai tentunya, banyak istirahatnya karena dijalan hujan dan (maaf) bokong terasa panas duduk dimotor terus. Ketika waktu sholat maghrib kami berhenti di SPBU Temanggug dan berlama-lama istirahat, makan malam dan entahlah istirahat-istirahat lainnya.
    Riang gembira rasanya sampai di basecamp yang merupakan sebuah gedung lumayan luas karna memang gedung ini adalah balai desa Kledung. Kedatangan kami langsung di sambut oleh beberapa petugas yang membuka pintu dan mempersilakan motor beserta mahluk-mahluknya masuk ke dalam basecamp, ternyata sudah banyak pendaki didalam basecamp.Â
    Di basecamp dapat melakukan persiapan, istirahat, tidur, makan, dengan fasilitas charger HP gratis, dan terdapat tempat penjualan souvenir yang buka 24 jam. Namun saya paling suka dengan kamar mandinya, entah bagaimana menggambarkannya, ternyata baru dibangun beberapa bulan yang lalu. Sangat berbeda sekali dengan di basecame gunung -- gunung yang lainnya. Di sini kamar mandinya bersih rapi dan bagus. Kami pun mengambil posisi mager (males gerak), dan saya langsung mengeluarkan sleepingbag, lalu ngorok indah mempesona.
    Jam 07.00 saya terbangun, bersiap-siap lalu sarapan. Dan tidak lupa mandi dengan air yang serasa  dari kulkas, Kriwil mengurungkan niat untuk mandi, karna tidak tahan dengan dinginnya air. Setelah beres semua, saya dan Kriwil mengurus registrasi pendaftaran. Registrasi (Simaksi) pendakian Gunung Sindoro Rp 15.000/orang, parkir motor Rp 5.000/motor.Â
    Proses registrasi tidak begitu ribet, hanya diminta mencantumkan nama-nama rombongan, menyerahkan KTP asli dari ketua rombongan dan setelah itu diberi tiket dan selembar kertas peta pendakian serta diberi pengarahan secara standar : bawa kembali sampah, batas waktu berada puncak antara jam 07.00 sd 12.00, batas terakhir mendirikan tenda di Sunrise Camp, dan nomer telpon basecamp jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
    Dari basecamp menuju Pos 1 akan disajikan dengan pemandangan yang sangat indah, yaitu dengan adanya perkebunan warga dan melewati bebatuan yang tertata rapi. Namun jika ingin memacu adrenalin dan menghemat tenaga serta waktu bisa menggunakan ojek, hanya memakan waktu 15-30 menit ke Pos 1 dengan tarif Rp. 15.000,-/orang, atau menuju Pos 1 setengah dengan tarif Rp. 25.000,-/orang. Jika berjalan kaki memakan waktu 1,5- 2 jam ke Pos 1, dan 2-2,5 jam ke Pos 1 setengah, silakan memilih sesuai selera. untuk merasakan sensasi,  ketegangan yang luar biasa memacu adrenalin dan menghemat waktu kami memutuskan menggunakan ojek.
Pos 1Â
Pos 2
    Pos 2 adalah lahan yang tidak terlalu luas, namun lumayan nyaman karena ada selter untuk berteduh. Trek menanjak didominasi tanah licin dan banyak bebatuan, masih ada beberapa pohon tumbang menghalangi jalan memaksa saya harus jalan jongkok lagi melewatinya, kadang saking malas jongkok saya hanya menunduk saja, sudah bisa di terka carrier tabrakan dengan si pohon, cover bag jadi korban lecet-lecet. Sekitar setengah perjalanan terdapat tempat bernama Batu Longko, tempat yang menggoda iman saya untuk beristirahat, walaupun sebenarnya saya tidak terlalu letih saat itu. Tak lama kemudian sampailah di pos 3.  Terhitung pendakian dan istirahat cantik dari pos 2 ke pos 3 adalah 1 jam.
Pos 3
Sunrise Camp
    Tidur mulai lelap, ditengah malam saya terbangun mendengan denguran persis dismping kuping kiri.  Ternyata itu adalah suara dengkuran babi hutan yang sedang mencari makan. Sialnya saya, alih-alih pengen tidur lelap malahan diganggu babi hutan. Untungnya tenda tidak sampai dirusak, hanya sesekali mengelilingi tenda sambil mencari makanan. Babi hutan mulai beranjak menjauh, hati sudah mulai tenang dan kembali bermimpi yang tertunda (tidur).
    kita bangun jam 03.00, bersiap-siap untuk summit. Setelah sarapan kita semua memulai pendakian, hari masih gelap, tepatnya jam 03.30 kita berangkat dari Sunrise Camp menuju puncak. Jalan langsung menanjak berbatu tiada henti, perjalanan begitu melelahkan. Sampai akhirnya kita tiba di pos 4. Pendakian dan istirahat cantik  dari sunrise camp sampai pos 4 sekitar 1 jam.
Pos 4
    Yang saya lihat di peta, terdapat hutan lamtoro sebelum puncak nyatanya tidak ada, saya baru menyadari pepohonan kering sepanjang jalur adalah pohon lamtoro yang sudah tak ada daunnya lagi. Dan Saya baru benar-benar bahagia ketika melihat hamparan tanah menanjak pilu dihiasi batu-batu kerikil dan batu-batu besar berwarna putih yang diujung itu adalah benar-benar puncaknya duh senangnya hati ini bahagia, sedih dan terharu. Pendakian dan istirahat cantik  dari sunrise camp sampai pos 4 sekitar 1 jam.
Puncak Gunung Sindoro 3153 Mdpl
    Beginilah bayaran untuk orang tabah, selalu indah pada waktunya (hahahaha). Saya dan Kriwil sibuk foto-foto, sambil menikmati sunrise dari puncak dan kita menikmati puncak dengan ngopi-ngopi, seperti biasa ala ala pendaki satu gelas untuk beramai-ramai dengan klompok pendaki lainnya.
    Pemandangan yang sangat menakjubkan terlihat jelas di depan mata. Gunung Sumbing tampak gagah berdiri, dibelakangnya berderet gunung tinggi lainnya, seperti merapi, merbabu, andong dan ungaran. dan memang sangat indah ciptaan Tuhan bila benar-benar kita syukuri. Pasti kita akan terpesona dengan ke Agungan Tuhan atas segala kekuasaannya juga ciptaannya yang luar biasa. Sindoro luar biasa, puncakya sangatlah indah, saya sangat mencintai puncak ini dan suatu saat nanti saya berharap bisa kembali lagi dipuncak yang luar biasa ini. I LOVE SINDORO!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H