Mohon tunggu...
Muhammad Yusuf
Muhammad Yusuf Mohon Tunggu... Pekerja Lingkungan dan Perikanan -

Aktif di LSM bidang perikanan, pesisir, dan lingkungan hidup

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Untuk Apa Ikan Hiu Dilindungi?

7 Februari 2016   22:33 Diperbarui: 7 Februari 2016   22:50 710
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ikan Hiu adalah salah satu jenis biota yang ditakuti di laut dan membahayakan bagi manusia.  Jika ikan Hiu hilang dari laut, apa ruginya bagi manusia.  Daging ikan Hiu tidak seenak ikan-ikan lain, sirip ikan Hiu hanyalah mitos.  Jika ikan Hiu hilang dari laut, masih banyak alternatif lain sebagai bahan makanan untuk manusia.  Untuk apa ikan Hiu dilindungi? Apakah supaya ikan Hiu ini akan tetap bisa dilihat oleh generasi mendatang? Apakah rugi kalau seseorang dimasa depan tidak pernah melihat hiu secara nyata? Pasti tidak, karena kondisinya akan seperti dinosourus, dulu ada, sekarang tidak ada. Nothing happen.

Tetapi jika ada banyak orang yang dulu bekerja dan dapat penghasilan, kemudian ikan Hiu hilang dari laut di sekitar lokasinya.  Dan beberapa waktu kemudian, mereka di-PHK. Hal ini akan menjadi isu, apa yang terjadi sebenarnya? Apa hubungannya ikan Hiu yang hilang dengan PHK? Ada cerita seperti ini dari hasil penelitian oleh Griffin et all, 2008, di Laut Atlantic Utara mengenai hilangnya ikan Hiu sehingga terjadi PHK disana.

Telah terjadi penurunan populasi 11 jenis Hiu di Laut Atlantik Utara, sehingga menyebabkan peningkatan jumlah dari 12 spesies ikan pari sampai 10 kali lipat.  Ikan pari yang memiliki habitat dan feeding ground di padang lamun dengan makanan utama adalah kerang hammerhead, telah menghilangkan kerang hammerhead ini di lokasi tersebut pada tahun 2004. Ikan pari dan beberapa predator lain di bawah level tropik ikan Hiu, mencari sumber makanan lain yaitu jenis kerang-kerangan lain, salah satunya adalah kerang ‘Quahog’.  Kerang Quahog mengalami deplesi populasi.  Jenis kerang ini adalah menu khas restoran-restoran di daerah ini, sehingga menghilangnya jenis kerang ini dari habitatnya karena predasi yang terlalu tinggi, menyebabkan keuntungan restoran menurun drastis.  Hal ini tentu saja mengakibatkan tenaga kerja restoran dari masyarakat lokal kehilangan pekerjaan karena PHK dari restoran tempat kerjanya.

Pergantian kelimpahan spesies tidak hanya konsekuensi dari hilangnya ikan Hiu sebagai top predator, tetapi laut sebagai habitat akan berubah.  Ikan pari yang lapar akan memperluas wilayah perburuannya dan akan mengganggu habitat lain.  Kerang-kerangan yang semakin habis karena dimakan oleh ikan pari menimbulkan masalah lain.  Kerang adalah biofilter di laut yang menjernihkan perairan laut dan pemakan alga.  Keberadaan kerang-kerangan akan mempertahakan kualitas perairan yang baik.  Hilangnya kerang-kerangan di habitat lamun menjadikan nursery ground ikan tidak layak lagi, akan terjadi kekeruhan perairan yang tinggi.  Alga akan blooming tidak tercontrol, terjadi dead zonas, akhirnya terjadi kerusakan ekosistem secara luas.

Pada bagian dunia lain, University of California, San Diego, Jordi et all 2005, mengembangkan unprecedent model pada ekosistem laut Caribian dengan memasukkan interaksi predator dan mangsa yang detail dan rumit.  Model ini belum pernah terjadi secara nyata, model jaring makanan yang dikembangkan ini meliputi area 1.000 Kilometer persegi yang sampai pada kedalaman 100 meter dengan memasukkan 250 spesies organisme laut.  Konsepnya adalah terjadi overfishing terhadap predator hiu yang berdampak terjadinya perubahan ‘liar’ kelimpahan ekosistem pada beberapa spesies ikan  dan berkontribusi  pada degradasi keseluruhan ekosistem karang.  Secara acak, riset pengembangan model ini menunjukkan ekosistem terumbu karang membutuhkan ikan hiu untuk memastikan stabilitas keberadaan sistem.  Pada saat ikan hiu mengalami penangkapan berlebih, efek tak menentu atau liar ini membawa deplesi grazer penting terhadap hidup tumbuhan air.  Hal ini menyebabkan hanya sedikit ikan Hiu yang memangsa organisme karnivor seperti ikan kerapu, terjadi peningkatan jumlah dan kemampuan ikan kerapu untuk memangsa ikan kakatua.  Menghilangnya pemakan tumbuhan seperti ikan kakatua mengakibatkan alga mendominasi ekosistem terumbu karang.  Alga tidak lagi bersimbiosis dan bermutualisme dengan karang.  Tapi karena alga lebih dominan, sehingga menghambat sinar matahari masuk ke kolom air dan menutupi permukaan karang, kemudian menyebabkan kerusakan dan kematian pada terumbu karang.  Kalau meminjam istilah “Terumbu karang sehat ikan belimpah”-nya Coremap, jelas sudah tidak berlaku di lokasi seperti ini.  Tidak lama setelah itu, manusia juga yang akan rugi.

Ikan Hiu memainkan sebuah peranan penting dalam rantai makanan di lautan.  Jika Hiu mengalami penurunan jumlah serius, maka perikanan komersial akan terancam.  Hal ini terjadi di Australia, sebuah perikanan lobster terancam karena penurunan jumlah Hiu yang tidak dapat mengontrol gurita yang memangsa lobster.  Rantainya adalah lobster dimakan oleh gurita, dan gurita dimakan oleh hiu.  Ikan Hiu menyebar secara global dan memainkan peranan vital untuk menjaga kesehatan ekosistem laut.

Kemudian konsep rantai makanan menjelaskan secara umum saling ketergantungan setiap individu.  Tumbuhan adalah dasar dari hampir semua rantai makanan di bumi.  Tumbuhan menggunakan sinar matahari untuk memproduksi makanannya melalui fotosintesisi.  Seperti halnya di lautan, sebagian besar organisme tergantung pada tumbuhan air sebagai makanan.  Dasar paling penting dari rantai makanan ini adalah tumbuhan fitoplankton.  Jutaan organisme tumbuhan renik ini berada di permukaan air, yang dimakan oleh zooplankton (hewan renik) dan juga oleh kerang-kerangan, karang dan ikan-ikan kecil.  ikan-ikan lebih besar memakan organisme pemakan zooplankton ini.   Jika salah satu mata rantai makanan ini hilang, ini akan menciptakan ketidakseimbangan dalam komunitas.  Jika ikan Hiu hilang dalam mata rantai ini, ikan-ikan predator besar (makanan ikan Hiu) akan mengalami ledakan populasi.  Hal ini akan menyebabkan deplesi ikan-ikan mangsa lebih kecil dan timbullah ketidakseimbangan.  Oleh karena itu, jumlah populasi spesies juga merupakan aspek penting dari hirarki ekosistem. Setiap ekosistem, tidak peduli betapa rapuhnya, saling mendukung pada setiap individu. Hiu makan ikan yang sudah lemah, sakit atau mati, adalah mekanisme yang memelihara ekosistem laut yang sehat.

Nybakken (1992) menjelaskan bahwa predator di laut dapat berfungsi mengontrol secara luas dan kuat atau hanya berfungsi kecil terhadap populasi mangasnya.  Secara umum, di beberapa ekosistem laut dunia, ikan Hiu termasuk predator yang berfungsi secara luas dan kuat mengontrol populasi mangsanya, sehingga berkurang atau hilangnya ikan Hiu dapat menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem di laut.

Melihat pentingnya peranan ikan Hiu dalam ekosistem dan hubungannya dengan kesejahteraan manusia, maka sangat sedih jika ternyata setiap tahun, manusia telah membunuh lebih dari 100 juta ekor ikan Hiu di dunia.  Sebanyak 73 juta ekor dibunuh untuk industri sirip hiu.  Basking Shark (Cetorhinus maximus), ikan Hiu terbesar kedua dengan panjang 6-12 meter, bahkan bisa lebih besar lagi, sangat rentan jika dieksploitasi karena masa dewasanya setelah 15-20 tahun, memiliki periode kehamilan 2-3 tahun dan hanya menghasilkan 4-6 anak.

Apakah hanya karena ikan Hiu tertangkap bycatch sehingga terlalu merepotkan jika dibiarkan lepas dalam keadaan hidup? Ataukah hanya mitos mengkonsumsi sirip hiu?  Sirip Hiu tidak enak dan tidak ada rasanya serta mengandung methyl mercury dalam tingkatan beracun untuk manusia.  Dan sama sekali tidak boleh membunuh ikan Hiu ini hanya alasan menakutkan di laut.  Karena lebih dari 500 species hiu di dunia, hanya 10 jenis diantaranya yang diketahui menggigit manusia.  Kemudian Nontji (1993) menyampaikan bahwa hampir tidak laporan yang menyatakan nelayan diserang oleh ikan Hiu pada saat melaut.

Di Indonesia, apa yang akan terjadi jika ikan Hiu mengalami deplesi? Nasib ekosistem laut kita akan sama dengan kondisi di atas, akhirnya akan terjadi ketidakseimbangan kemudian akan merugikan manusia.  Hanya ada satu hal keberuntungan kita di Indonesia dan negara kelautan tropis lainnya, ekosistem laut kita memiliki biodiversity (keanekaragaman) yang tinggi, sehingga memiliki resilience (daya lenting) tinggi yang mampu bertahan lebih lama jika dibandingkan dengan laut biodiversity rendah.   Tetapi ekosistem adalah sistem unpredictable jika ada gangguan atau tekanan.  Dia akan menjadi liar dan susah diprediksi keseimbangannya akan mengarah kemana.  Untuk berusaha melakukan memprediksi hal ini, kita perlu area lebih besar dari 1000 kilometer persegi, kedalaman lebih dari 100 meter dan interaksi lebih dari 250 spesies seperti di Laut Karibia untuk membuat model jaring-jaring makanan dan antisipasinya jika ada masalah. Kita akan membutuhkan sumberdaya manusia lebih pintar dan lebih banyak, serta dana dan waktu lebih banyak.  Taruhannya lebih besar jika kita tidak menjaga ikan Hiu kita, termasuk ekosistem laut lainnya sejak sekarang. Untuk apa Ikan Hiu dilindungi? Jawabannya adalah untuk Manusia.

 

Sumber tulisan:

  • Griffin, E., Miller, K.L., Freitas, B. and Hirshfield, M. July 2008. Predators as Prey: Why Healthy Oceans Need Sharks.OCEANA, Washington.
  • http://ohia.org ; Diakses: 18/10/2011 15:09.
  • http://www.sharksavers.org.  Shark Statistics.  Diakses: 18/10/2011 15:32.
  • Jordi Bascompte, Carlos Melián dan Enric Sala.  Overfishing Of Sharks Key Factor In Coral Reef Decline. Institution of Oceanography at the University of California, San Diego.  ScienceDaily (Apr. 13, 2005).
  • Nontji, A. 1993. Laut Nusantara. Djambatan, Jakarta.
  • Nybakken, W.J. 1992. Biologi Laut, Suatu pendekatan ekologis. Gramedia, Jakarta.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun