"Dari istri pertama  1 orang kerjanya di Beacukai, Istri kedua 1 orang  kerjanya di BCA, anak dengan Istri ketiga banyak, Alhamdulilah semuanya sudah kerja" Jawab Pak Arifin.
Ah Babe Rifin bikin jiwa kelakian saya merontah-rontah, bisik saya dalam hati..
Selain 2 jenis makanan tadi yang tersedia di gang ini, masih banyak lagi aneka makanan yang tersedia, bila pagi hari dengan uang 6 ribu kita bisa kenyang dengan nasi kuning, mau sedikit ketemu tukang Jus, Piscok (pisang coklat) gado gado, Bakso dan semuanya ada di Gang Waru.Â
Bagi saya gang waru merupakan anugerah buat perantau yang tinggal sebatang kara dan jauh dari keluarga. Kenapa saya hapal semua sampai keujung jalan? Â karena jalan ini rute saya lari pagi.
Suatu saat saya pasti kembali ke kampung halaman, dengan memceritakan ini akan membuat saya selalu mengingat gang Waru yang relatif dekat dengan stasiun rutinitas, Tanjung Barat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H