Hewan unggas, termasuk ayam broiler, tetap menjadi spesies yang FCR nya  adalah paling rendah (bisa mencapai 1,5%) Tidak seperti spesies lain, uanggas  itu tidaklah dilarang secara religius, itulah kenapa konsumsi unggas terus  meningkat dan pertumbuhan rata-rata pertaahunnya adalah 3%.
Meningkatkan FCR unggas dan mengurangi biaya pakan
FCR dari unggas itu pertama-tama ditentuukan oleh mode pemilihan genetik dan  berbagai kondisi pemeliharaan yang di terapkan, sebagai berikut:
Seekor ayam berlabel merah yang lambat pertumbuhannya di pelihara  outdoor dan di potong pada usia 81 hari akan meiliki FCR rata-rata antara  2,8 sampai 3,2.
 Seekor ayam broiler standar yang dipelihara di sebuah peternakan  tertutup, akan memiliki FCR antara 1,5 sampai 1,9.
Dengan membandingkan dua jenis ayam yang berbeda ini yang telah diberi pakan  dari sumber bahan makanan yang sama, diketahui bahwa ayam yang pertama akan  membutuhkan biaya dua kali lebih besar dibanding ayam yang pertama.
Meskipun memiliki perbedaan-perbedaan ini, perhitungan-perhitungan FCR itu  sangat relevan. Dengan perubahan dari FCR awal 3,2 menjadi 2,8 dalam kasus ayam  berlabel merah akan memberikan dampak penghematan pakan sebanyak 800 gram.Â
Selain jenis peternakan dan pemilihan genetik yang diterapkan, peningkatan  FCR tergantung dari berbagai faktor:
Perubahan bahan baku yang sesuai, standar-standar nutrisi dan bentuk  fisik pakan, pemilihan genetik dan cara pemeliharaan yang diterapkan.
Kondisi-kondisi pemeliharaan yang diterpkan, kenyamanan dari hewan-hewan  yang dipelihara dan kemudahan mereka untuk mengakses makanan dan air.
Semua faktor yang kemungkinan besar akan menyebabkan ketidaknyamanan,  kesulitan untuk mengakses air dan makanan, juga keengganan hewan-hewan  peliharaan terhadap suatu jenis pakan tertentu, bisa mengarah pada tingkat  pertumbuhan yang berbeda-beda, gangguan kesehatan dan pengurangan di rumah  jagal. Dampak akhirnya mungkin akan mengarah pada penurunan FCR yang signifikan.