Mohon tunggu...
Ucique Klara
Ucique Klara Mohon Tunggu... karyawan swasta -

dari Manggarai-Flores. suka membaca tulisan-tulisan di kompasiana meski jarang menulis :D

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Nasi Jagung

11 Agustus 2011   03:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:54 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia


“Kan bisa dibuat rebok..”, Roni bingung kenapa susah-susah hanya untuk membakar jagung.


Rebok hanya kut ata tu’a agu toe manga ngis, eme uwa kin hang ket latung cirang”, jawab Om tanpa ada penjelasan tambahan.


Saya menyimpulkan bahwa rebok termasuk mewah karena prosesnya cukup lama dan tak bisa diolah jika jagungnya terlampau sedikit.


“Tapi memang, nu..du darem danong stengah mati kawe dea. Ami pernah danong du koe eme darem hang ket pau


Cala manga uma pe..”


“Ruteng waktu itu masih hutan, tanaman di kebun kadang dirusak hama. Kalau malam jaga kebun supaya tidak dimakan oleh motang dan menjaga kode agar tidak mencuri isi kebun di siang hari”, mama menambahkan.


Dalam hari saya pikir: monyet juga dmakan jagung? Bukankah sering dikisahkan (dan memang nyatanya) monyet doyan pisang?


Tapi tak kuutarakan hal itu...obrolan pun terus berlanjut berkisar tentang angin badai musim kelaparan yang pernah terjadi di Manggarai. Om Frans dan  Om Kos bercerita dan saling menambahkan; bahkan mama ikut meralat kalau ada 5W 1H yang kurang jelas dari Om Frans.


Lama kelamaan tidak ada tawa lagi, sepertinya suasananya sediiiih sekali. Mungkin karena cerita yang berawal dari kisah nasi jagung mulai merembeh ke kenangan-kenangan di jaman tidak enak dalam segala bidang yang dialami angkatan para Om dan Mama. Untunglah acara makan siang selesai, dan kami bisa beranjak dari meja makan. Trio masih terus melanjutkan perjalanan ke masa lalu..saat beras adalah barang langka pun mewah. Sayup-sayup terdengar suara Om Frans: “bo ro’eng jaman ho’o ga..oke ket lise hang. Toe baen lise darem haer danong..”


Kami anak-anak hanya senyam senyum. De nde.. delek da’at mose abad 21 ho’o gah.. hanya simpung ajol toe di cek Facebook leso ho’o..


hahahahahahahahaha

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun