Mohon tunggu...
Ucique Klara
Ucique Klara Mohon Tunggu... karyawan swasta -

dari Manggarai-Flores. suka membaca tulisan-tulisan di kompasiana meski jarang menulis :D

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Sepercik Gegap Gempita Piala Dunia 2010 di Manggarai: Komedi Sekaligus Ironi

29 Juni 2010   11:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:12 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keciprat semangat yang mendunia.

Euphoria dan semangat piala dunia ternyata tidak hanya menyelimuti negara-negara yang bertanding di lapangan hijau, tapi juga menjadi wabah yang tak kalah heboh untuk negara berkembang seperti Indonesia. Walaupun Indonesia sendiri tidak ikut merumput di Johanesburg bersama tim Asia Tenggara lainnya seperti Jepang dan Korea, dari Sabang sampai Merauke tidak kurang semangat menyambut ajang empat tahunan ini dengan “nebeng” kejayaan bersama tim nasional kesayangan. Seperti dikutip dari bang wiki, Indonesia dulu waktu namanya Hindia Belanda pernah ikut Piala Dunia untuk pertama dan terakir kalinya.

Lagu Waka-waka yang dinyanyikan penyanyi seksi Shakira dan juga Wavin’ Flag-nya K’naan yang asli Afrika terus bergaung di televisi, iklan, websites gratisan maupun berbayar, radio, ring tones HP, MP3/MP4 dan lain sebagainya. Saya juga suka dan sempat terbersit dan bertanya-tanya apakah semangat ini begitu mewabah, merasuk hingga tulang, sum-sum, sel-sel darah dan DNA sehingga setiap karya yang berkaitan dengan kemegahan laga di lapangan hijau ini semuanya terdengar indah, bagus, kreatif, semangat kebersamaan sekaligus rasa iri (yang terakhir ini adalah sentimen penulis karena takjub dengan ide, kreativitas dan komitmen orang-orang di belakang layar yang tentu saja menghasilkan uang dengan digit nol paling kurang 5).

Jangan sebut Jakarta dan kota besar lainnya yang hadir di media audio (dan) visual yang tak henti-henti menayangkan ajang keramaian dan aura olah raga sepak bola yang memperebutkan si Jules Rimet, kita langsung loncat ke bagian timur indonesia, NTT-Flores-Manggarai.

….. terbersit 1 kata: sedih

Bayangkan, seluruh dunia terbakar semangat sepak bola, tetap puas walaupun tidak duduk langsung di tribun stadion karena bermodalkan televisi bisa menikmatinya di rumah bersama keluarga, teman, sambil makan camilan, tak perlu mandi/bergaya/dandan/cukur kumis/siap jaket tebal, tak perlu tambahan kocek…. hampir pasti: gratis. Sementara itu di belahan dunia lain yang dengan segala keterbatasan mencoba larut di dalam semangat olah raga yang terus membakar.

Nasib berada di bagian timur negara yang masih berkembang (namun hidup dalam budaya konsumerisme yang relatif tinggi)…

Manggarai, kabupaten paling barat yang telah dipecah menjadi tiga kabupaten memekaran (Manggarai Barat, Manggarai Tengah yang cenderung disebut Manggarai saja, dan Manggarai Timur) menjadi salah satu “korban” euphoria yang terus mendengung, seperti ari bunyiVuvuzela raksasa.

Di Ruteng, yang notabene merupakan kota ke-2 dengan tingkat perputaran uang yang tinggi di NTT setelah kupang (informasi teman saya yg kerja di BRI), hampir semua sudah tau bahwa nanti sinyal RCTI akan diacak pada saat berlangsungnya piala dunia. Nah, bagi yang berkocek tebal, suka sepak bola dan sudah memprediksikan akan “ditumpangi”oleh kaum duafa (yang tak tahu malu ngo tuntung porong tivi1 demi menonton the greatest match) segera memesan receiver Matrix Bola dengan harga berkisar antara 1,8 juta – 2,3 juta.

Bagi yang suka bola namun tak mampu berutang untuk beli matrix bola, harus kreatif. kreatif tipe 1 untuk memberdayakan modal tetap yang sudah ada seperti: parabola, receiver matrix yang bukan matrix bola, rotator (yang tdk punya rotator biasanya harus lebih kreatif lagi) dan juga jaringan sosial sumber informasi frekuensi televisi.

Untuk yang tidak punya modal tetap alias tipe 2, harus cepat mendapatkan informasi tempat yang asyik untuk nonton, misalnya: mbaru diong2, ruis ko toe3, megi ko toe ata ngara4 matrix bola, bila perlu teing kopi ko toe5.. yang terakir ini hanya tambahan penulis hehe

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun