Mohon tunggu...
ucizny
ucizny Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis yang sedang belajar

Hobi aku menyanyi, menulis, mengambar kadang suka mencari hal hal baru buat mengisi waktu luang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Prinsip Child Free yang Dianggap Lumrah oleh Sebagian Kalangan Manusia

20 April 2023   02:49 Diperbarui: 20 April 2023   04:38 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berkeluarga adalah suatu hal yang diharuskan. Sebagaimana Allah telah menciptakan hamba-nya saling berpasang-pasangngan. Child berasal bahasa inggris yang berarti anak. Begitu juga dengan free yang berarti bebas.

Child free yang diartikan bebas anak. Tanpa anak atau bebas anak adalah sebuah keputusan atau pilihan hidup untuk tidak memiliki anak, baik itu anak kandung, anak tiri, ataupun anak angkat. Sebagai manusia memiliki beberapa alasan sendiri untuk memilih tidak punya anak.

Kemungkinan bagi orang yang lebih memilih child free ialah, ingin fokus terhadap karier, hobi, ataupun cita-cita. Beberapa tanggapan orang membenarkan masalah ini, dan ada pula yang melarang pendapat ini. Konsep child free sudah banyak diterapkan di luar negeri, terutama Negara maju,

Child free adalah keputusan setiap orang yang sifatnya personal. Tentu saja, sebelum memutuskan hal tersebut, masing-masing pasangan sudah memikirkannya secara matang dengan mempertimbangan beberapa faktor. Beberapa pasangan memilih untuk child free karena menilai bahwa populasi penduduk di bumi semakin meningkat.

Beberapa manusia berargumen memiliki anak akan lebih menyusahkan, karena tidak ingin membuat beban kepada orang lain. Bagi kebanyakan masyarakat keputusan untuk menjadi child free sangatlah sulit dan tidak diharapkan. Child free menjadi pilihan di berbagai Negara maju meskipun keputusan ini mendapatkan penilaian negative bagi sebagaian masyarakat.

Meski keputusan tersebut bersifat personal, kemunculan istilah child free di Indonesia nyatanya masih sering dipandang tabu hingga banyak menerima stigma negatif dari masyarakat. Latar belakang keluarga dapat memengaruhi keputusan seseorang untuk child free.

Ketika seseorang memiliki keluarga yang memberikan kebebasan padanya untuk memilih dan memutuskan segala hal. Tumbuh dan melihata apa yang terjadi di dalam keluarganya, sehingga apa yang dilihat semasa kecil akan memengaruhi pilihannya ketika dewasa. Masalah lingkungan yang membuat orang lain memilih keputusan untuk child free.

Dampak negative pertama dari child free, merasa kesepian dan terisolasi karena tidak memiliki tempat untuk menyalurkan kasih saying. Terlebih jika tidak mendapatkan pemenuhan dukungan emosional dari pasangan. Kedua, tidak adanya dukungan sosial finansial ketika tua dari anak.

Berangkat dari berbagai dalil dari Al-Quran maupun hadist, tentu disadari bahwa childfree dalam perspektif Islam tidak diperbolehkan. Adapun jika menunda keturuan karena alasan tertentu yang dapat memberatkan dan membahayakan pasangan tersebut maka boleh saja. Kebolehan child free juga didukung jika khawatir ketika memiliki anak akan membuat anak tidak terurus disebabkan oleh aktivitas dan pekerjaan calon ayah dan ibunya yang sibuk. 

Kebolehan childfree dianologi dengan kasus Azal (pemutusan sanggama sebelum mencapai orgasme sehingga sperma suami keluar di luar lubang vagina istri). Azal ini terjadi di era Nabi Muhammad dan para sahabat. Dan sepakat suami dan istri untuk mencegah kelahiran (chidfree) pada keadan ini diqiyaskan pada azal,

Dan terkait azal, para ulama sepakat bahwa sesungguhnya hukumnya adalah boleh, apabila ada kesepakatan suami dan istri. Syariat Islam yang menyatakan bahwa prinsip pernikahan itu untuk berketurunan dan memiliki anak. Kaidah ini terdapat dalam Alquran Surah an-Nahl Ayat 72.

Memiliki anak itu anjuran, meski tidak dilarang jika tidak memilikinya. Keputusan child free tidak dianjurkan karena Allah SWT menyukai manusia memiliki keturunan. Hal ini selaras dengan hadist Nabi yang memiliki terjemahan.

"Rasulullah SAW bersabdah : Nikahilah wanita-wanita yang penyayang dan subur (banyak keturunan), karena aku kan berbangga kepada umat yang lain dengan banyaknya kalian (H.R Abu Daud)."

Tanggung jawab besar, finansial dan mental, alasan lainnya yakni, anak merupakan tanggung jawab yang besar. Beberapa pasangan beralasan dari segi finansial hingga mental belum siap memiliki anak. Daripada tidak mampu bertanggung jawab, lebih baik tidak memiliki anak.

Meski demikia, masyarakat pun tetap dapat memutuskan kehidupanya sendiri. Setiap individu berhak memutuskan jalan hidup mereka beserta konsekuennya. Hal ini cukup dengan dibicarakan antara pasangan agar keputusan child free atau tidaknya bener-bener matang sehingga tidak merugikan kedua belah pihak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun