Mohon tunggu...
ucizny
ucizny Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis yang sedang belajar

Hobi aku menyanyi, menulis, mengambar kadang suka mencari hal hal baru buat mengisi waktu luang.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mereka Alasanku Berjuang

4 Desember 2022   01:51 Diperbarui: 5 Desember 2022   02:38 602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Bahagia itu sederhana, mensyukuri semua nikmat yang telah Allah berikan itu harus". Kicauan burung pagi terdengar sangat indah seperti nada melodi yang diiringi dengan arus air diikuti tiupan angin sejuk. Seiring langkah pagi yang mengutas senyum dan seri wajah bahagia, gadis dengan seragam sekolah yang rapi, berlari kecil menuju tempat untuk ia pergi menuntut ilmu.

Sesampainya di sekolah ia disambut oleh sahabat baiknya yang bernick name Zara Alfareska yang tertera di sebalah kiri hijabnya yang panjang. Gadis remaja itu melambaikan tangan dan berlari kearah Zara dengan perasaan senang. "ALLU SINI" teriak zara membalas lambaian Allu. 

Dia adalah Alluka Ciana Nikoya, sikap yang ramah membuat orang di sekitar ikut senang berada di sampingnya tapi kadang ia sering berbuat jahil untuk mencairi suasana yang sedang panas.        

"Zara kamu kangen aku gak, udah lama loh kita gk ketemu, 2 mingguan setelah lamanya libur sekolah", ucap Allu sambil menggoda Zara. "Kamu ngomong apasi, ya kangen lah, masa gak, sama jahilan kamu setiap hari itu" jawab Zara sambil membalas godaan Allu. Zara menggandeng tangan Allu, mereka berjalan ke kelas Allu untuk meletakkan ransel yang berisi banyak buku mata pelajaran.

Mereka memang berada dikelas yang berbeda, tapi tidak luput dengan itu mereka masih saling bermain bersama dan menukar canda tawa. Persahabatan mereka tidak mengenal luka ataupun amarah, membuat orang lain ikut cemburu dengan sikap pertemanan mereka yang bertahan lama. 

"Eh udah bel tuh, baris yuk" Allu mengajak Zara. "Yahh.. tapi kan lokal kita beda, berarti tempat barisan kita beda juga dong" ucap Zara dengan nada kecewa. "Wahh tenang saja kamu, kamu seperti tidak tau Allu saja", sikap yang antusias sambil menepuk pundak Zara pelan.

 Merekapun sampai dilapangan sekolah, Allu melihat setiap pergerakan guru."Kayaknya dah aman deh..." Gumam Allu kepada dirinya. "Sini Ra kita baris disini aja, tenang aja kamu aman kok", sambil menarik tangan Zara dan berbaris ditempat yang telah Allu persiapkan untuk mereka bersama. "Baik deh, Allu emang jago kalo sat set sat set", pasrah Zara dengan sikap Allu.

Acara pagipun selesai, mereka kembali ke kelas masing masing dengan salam perpisahan khas mereka, yang telah dibuat oleh Allu. Allu berjalan ke arah kelasnya, seiring berjalan, seorang lelaki memanggilnya dari arah belakang."Allu jangan lupa nantik kita ada ekskul yah" ucap Ryuu Hatta Alfatih pelan.

"Hah" jawab Allu polos. "ALLUU NANTIK ADA EKSKUL, JANGAN LUPA IKUTT YAHHH", ucap Ryu lantang sambil berjalan mendekati Allu. "Owh itu doang, iyaa tenang aja, pasti ikut koks" jawab Allu.

Tibanya dikelas, Allu segera duduk dibangkunya. Terlihat ibuk guru yang akan mengajar dikelas Allu berjalan medekati kelas. Buk Yor Briar selaku guru matematika duduk dibangku guru, dengan raut wajah yang tenang tanpa mengeluarkan ekspresi apapun."Fiks perasaan gua gak enak kalo buk Yor tenang kayak gini", gumam Allu cemas. "Baik murid ku tercinta apakah kalian tau hari ini hari apa" ucap buk Yor dengan nada semangat. "Senin buk.." Jawab mereka serentak.

"Salah.. hari ini kalian ulangan" ucap buk Yor sambil tertawa dan membagikan soal ulangan. "Lah buk bukannya ini hari pertama sekolah, ngapa langsung ulangan buk", tanya salah satu anak murid di dalam kelas."Gak ada penolakan, kalian kerjain, mudah kok." Jawab buk Yor. "Ya Allah horor banget gurunya, tabah kan hamba mu yang imut dan cantik ini ya Allah", pasrah Allu menyemangati dirinya sambil mengelus elu dadanya tabah.

Setiap soal yang telah dikerjakan melewati angka demi angka yang menyinggahi setiap teka teki pecahan, pertemuan x dan y, serta persamaan kuadrat dari rumusan matematika yang membingungkan membuat pikiran Allu menjadi campur aduk. Lamanya selang waktu berlalu, bel istirahat pun berbunyi.

"Baik anak-anak semua, kumpulkan soal dan lembar jawaban, sudah boleh istirahat ya, semoga hari kalian menyenangkan seperti ibuk", ucap buk Yor. "Senang gak, depresot iya buk", ucap salah satu murid kelas. Allu berjalan keluar kelas untuk menemui sahabatnya dan istirahat bersama.

Mereka membeli beberapa cemilan dan minuman, setelah itu mencari tempat yang tenang untuk duduk sambil menikmati makanan yang telah mereka beli. "Halo Allu", panggil Ryu dari arah belakang.

 "Iyaa Ryu. Senang banget kamu sekarang ya" ucap Allu sambil melahap makanan yang ada di tangannya. "Allu kalo makan tu gak boleh ngomong, abisin yang dimulut kamu dulu" ujar Zara menegur. "Iyaa Zara-chan", jawab Allu. "Ryu jangan lupa latihan yah nantik", ucap Allu sambil berpaling melihat ke arah Ryu. "Lah malah ngingatin balik", gumam Ryu pelan. "Iyaa tenang aja kamu", jawab Ryu kepada Allu. 

"lucu."Gumam Ryu.

Selesai istirahat mereka kembali ke kelas masing masing. Dan melanjutkan pembelajaran, kelas yang berisi banyak anak ambisius dan rasa pejuang yang tinggi pada masing masing nya. 

Tak kenal takut maupun lelah mereka akan tetap melakukan semuanya untuk menjadi yang terbaik dikelas, seiring ibuk guru yang menerangkan, dan anak murid yang mendengar kan dengan tekun, bukti mereka ingin berusaha menjadi yang terbaik di masa depan nantiknya,
Tak terasa lamanya waktu berlalu, waktunya mereka untuk pulang. 

Tapi disisi lain Allu tetap di sekolah karena ia harus mengikuti kegiatan ekskulnya terlebih dahulu, lebih tepatnya ikut latihan. "Cape juga ya, mana harus latihan dulu, tapi gapapa seru juga sekalian healing sesudah belajar suntuk", gumam Allu. Allu berjalan ke arah kelas Zara, mereka berada di ekskul yang berbeda, Allu yang berada di ekskul musik dan Zara yang berada di ekskul lukis,  Allu berangkat ke ruang ekskul dan zara beranjak pulang ke rumah nya.

"Hallo ghais gimana kabar kalian?" Ucap Allu sambil melambai ke arah junior yang baru saja masuk ke dalam ekskul mereka. "Baik dong kak" ujar mereka serentak. "Mana Ryu katanya bakal cepet, gak ada tuh", Allu penasaran. "Dia lagi di luar sebentar" jawab Rexsaa Revalden. "Wah gitu. Selagi nunggu mereka mending nyanyi dulu, gua pinjam gitar yah" ucap Allu.

"Selalu aku lihat belakang punggung muu... disaat kau lihat belakang punggu wanita lain...." ucap Allu menyanyi sambil memetik setiap not pada gitar. "Galau mbak" ucap lelaki dari arah pintu. "Oh tidak ada galau galau, sendiri itu menyenangkan", Allu bangga. 

"Hm kalo gitu, gimana sekarang kita latihan aja, keburu sore" ucap Ryu. Mereka berlatih untuk acara yang akan diadakan di sekolah, Allu sebagai pelaku penyanyi yang diiringi dengan teman teman yang lain.
"Hufttt cape juga ya, Aku mo beli minum dulu yaa" ucap Allu sambil berlari keluar dari ruangan musik dan menuju  ke arah kantin untuk membeli minuman. "JANGAN LAMA LAMA ALLU" ucap Rexsaa.

"IYA TENANG AJA" balas Allu lantang. Sesampai di kanti Allu membeli air mineral dingin dan mencari tempat duduk untuk minum. "Cape mulu saya, pengen juga sempurna kek orang orang tanpa tuntutan dari orang tua" ucap Allu kepada dirinya. "Kapan saya bisa sempurna jadi seperti yang bunda inginkan" ujar Allu kepada dirinya sambil melihat perkebunan hijau disertai teduh dari angin yang bertiupan yang membuat hijab yang dikenakannya berantakan.

Allu pun berjalan kearah ruangan ekskulnya."Ayo mau latihan lagi gak nih mumpung belum sore banget", ucap Allu kepada teman temannya. " Ayoo dua kali lagi baru kita pulang yah" ujar Rexsaa. Selesainya mereka latihan diakhiri dengan foto bersama, Allu mengambil ranselnya lalu menyandangnya, berjalan kearah luar. "Udah mau pulang Al?", ucap Ryu. 

"Yaiyalah mau ngapain lagi", balas Allu. "Hati-hati Al dah sore", pesan Ryu kepada Allu. "Tenang aja. Yodah lah watashi pulang dulu yeah" jawab Allu..

Allu berjalan kearah rumahnya sambil memikirkan nasibnya nantik karena belum mengabarkan orang rumah."Allu kamu tuh kenapa gini teruss sih, kapan berubahnya, apa kamu gak cape gini gini mulu ha" ucap Allu memarahi dirinya. "Kamu gak sesempurna orang lain, jadi jangan sok kuat ingin bertahan, dengan begini aku harus tetap semangat, katanya mau cobain pelukan mereka, masa gak mau usaha buat dapatin itu semua." Ucap Allu menyemangati dirinya.

Tiupan angin sejuk diiringi dengan jatuhnya dedaunan hijau, Allu berjalan menuju rumahnya, derusan suara air membuat Allu merasa sedikit tenang dan berusaha untuk tidak memikirkan hal yang sama terus menerus.

Allu bersyukur karena Allah telah mengatur ceritanya sehebat ini, Allu berusaha untuk mencintai Allah seutuhnya dan menjahui segala perintahnya-nya, demikian lah cara Allu bisa bersyukur dan menikmati setiap jalan hidupnya."Ada  kejutan yang menarik yang sudah disediakan oleh Allah, jadi tetap lah bertahan orang hebat".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun