Beberapa jenis ular berbisa di Indonesia antara lain dari suku Elapidae (ular krait, ular laut) seperti jenis Bungarus candidus, B. fasciatus, Acanthophis antarcticus, A. rugosus, Micropechis ikaheka, Oxyuranus Fauna Indonesia Vol 12 (2) Desember 2013: 6-23 7 scuttelatus, Pseudechis papuanus, P. australis, Ophiophagus hannah, Naja sputatrix, N. sumtrana, Laticauda colubrina, L. laticauda. Famili Viperidae antara lain Daboia russelii, D. siamensis, Calloselasma rhodostoma, Trimeresaurus a. albolabris, T. popeiorum, T. fasciatus, Tropidolaemus wagleri, Ovophis monticola convictus, sedangkan famili Hydrophiidae yang terbagi subfamili Ephalophiinae (thick sea-snakes) misalnya Aipysurus duboisii, A. laevis, A. eydouxii, Hydrelaps darwninensis, Emydocephalus annulatus, dan Parahydrophis mertoni sedangkan subfamili Hydrophiinae (flat sea-snakes) seperti Astrotia stokesii, Enhydrina schitosa, E. zweifeli, Hydrophis atriceps, H. elegans, H. gracilis, H. vorisi, Lapemis curtus, dan Pelamis platurus (Supriatna, 1981; O’Shea, 1996; Warrell, 2010; Kartikasari et al., 2012).
- ULAR LAUT (SEA SNAKE)
Ular laut biasanya hanya hidup di lautan tropis, utamanya di Samudra Hindia bagian tengah dan utara serta bagian barat Samudra Pasifik. Mayoritas jenis dan populasi terbanyak terdapat di wilayah Benggala, seluruh perairan di Indonesia dan Filipina, perairan Australia utara dan timur, dan perairan Ocenia (Indo-Australia), khususnya di wilayah laut koral yang memiliki terumbu karang terbesar dan terpanjang di dunia
Figure 3 Anatomy of snake
Bisa ular laut sangat kuat karena memiliki kekuatan 60 kali bisa ular kobra (bahkan ada ular laut yang kekuatan bisanya mencapai 700 kali ular kobra) dan mengandung enzim-enzim perusak seperti layaknya jenis-jenis ular elapidae. Meskipun memiliki racun sangat sangat kuat, ular laut jarang menggigit manusia dikarenakan mulutnya yang sangat kecil dibandingkan dengan jenis ular lainnya. Biasanya manusia akan tergigit ular laut di daerah ujung jari. Ular ini tidak dapat menggigit manusia di lengan, kaki, atau bagian tubuh lainnya karena mulutnya yang kecil tersebut. Meskipun demikian, ular laut tetap merupakan ancaman bagi para nelayan dan penyelam karena racunnya yang sangat kuat. Pada beberapa kasus gigitan ular laut pada seorang penyelam, penyelam yang berusaha memegang dan tergigit oleh ular laut dapat mengalami kegagalan fungsi jantung dan meninggal sebelum sempat mencapai permukaan air. Walaupun sebenarnya kita tidak perlu takut berlebihan terhadap ular laut, akan tetapi kita perlu tetap waspada pada saat berada di pantai, memancing, atau menyelam
Beberapa jenis ular laut yang penting dan menyebabkan kasus gigitan ular berbisa di wilayah Asia Tenggara diantaranya H. fasciatus, H. cyanocinctus, E. schistosa, L. curtus, dan P. platurus (Warrell, 2010). Pada jenis ular laut yang berbisa seperti dari genus Laticauda dan Hydrophiinae kebanyakan mengandung ‘short-chain’ dan ‘long-chain’ post-synaptic neurotoxins, misalnya erabutoxins ditemukan pada bisa ular Laticauda spp. (Guinea et al., 1983)
Aipysurus laevis, jenis ular laut ini banyak mengandung neurotoksin (toxins Aipysurus laevis-a, -b dan -c), dan enzim PLA2 (Maeda & Tamiya, 1976; Ducancel et al., 1988), dan juga mengandung senyawa yang bersifat miotoksik dan nefrotoksik yang dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal (Ryan & Yong, 1997; Ryana & Yong, 2002)
Acalyptophis peronii atau bisa dikenal sebagai “Le spiny-headed seasnake, Peron's sea snake atau horned sea snake, merupakan salah satu jenis ular laut yang berbisa kuat. Spesies ular laut ini memiliki duri dikepalanya dan memiliki penyebaran yang cukup luas seperti terdapat di teluk Lailand, Vietnam, laut Cina selatan, pesisir pantai Guangdong dan selat Taiwan, Philippines, Indonesia, New Caledonia, Papua New Guinea, dan Australia.
Jenis E. schistosa mengandung bisa yang memiliki aktivitas neurotoksik (Carey & Wright, 1960; Gawade & Gaitonde, 1982a). Ular laut ini banyak mengandung toksin dengan aktivitas myotoksik dan menyebabkan kerusakan pada ginjal (Lind & Eaker, 1981; Gawade & Gaitonde, 1982b).
 Jenis-jenis bisa ular:
- Neurotoksin, racun atau bisa syaraf. Racun ini menyerang sel-sel dan jaringan syaraf. Kematian korban biasanya disebabkan adanya kelumpuhan di bagian alat pernapasan dan rusaknya pusat syaraf (otak).
- Hemotoksin, racun atau bisa yang menyerang sel-sel darah dan sistem sirkulasinya. Di dalam hemotoksin terdapat enzim proteolitic yang mampu memecah protein darah dan menyebabkan terjadinya penggumpalan darah. Selain itu juga terdapat enzim hyaluronidase yang menyebabkan rusaknya jaringan.
- Kardiotoksin, racun atau bisa yang menyerang otot jantung. Bisa ular yang mengandung kardiotoksin akan segera masuk ke aliran darah dan menuju jantung dan merusak otot-otot jantung, sehingga korban akan mati akibat detak jantungnya yang berhenti seketika.
- Myotoksin, racun atau bisa yang menyerang otot-otot tubuh. Korban yang terkena bisa myotoksin akan menyebabkan otot-otot tubuhnya kejang. Beberapa jenis ular seperti dari famili Elaphidae umumnya memiliki tipe neurotoksin, tetapi pada kobra dan ular-ular laut selain neurotoksin juga mempunyai bisa hemotoksin dan kardiotoksin. Sedangkan famili Viperidae umumnya memiliki bisa hemotoksin.