Apa hal yang paling penting dan terbaik bagi anak?  Hal yang paling penting dan paling utama bagi anak adalah  proses dan kejujuran. Dimana dalam hal ini anak berproses dan melakukan kejujuran dalam mendapatkan apa yang mereka lakukan.  Kebanyakan orangtua merasa kecewa dan juga mengeluh dengan nilai ulangan anak yang rendah.
Dalam buku " Anak Juga Manusia" karya Angga Setiawan, beliau melakukan kajian tentang proses dan kejujuran pada anak-anak terhadap hasil nilai disekolah, beliau menjabarkan bahwa anak orangtua yang curhan dan mengeluhkan nilai ulangan matematika anaknya yang hanya mendapatkan nilai 40 dari nilai tertinggi 100. Tentunya kita setuju bahwa nilai ini rendah. Namun, coba kita gali lebih dalam sebelum menuju ke hasil nilai ulangannya. Saya coba untuk membokar proses apa saja yang sebetulnya jauh lebih layak untuk mendapatkan nilai. Jadi, jika dijabarkan , nilai lengkapnya anak seperti berikut :
No
Bidang Studi
nilai
Matematika
40
Jika anak kita mengerjakan dengan jujur
?
Jika ia sudah berusaha dan belajar dengan tekun
?
Jika ia tahu juka nilainya buruk, tetapi masih memberanikan diri untuk memberitahu orangtuanya
?
Dari tabel tersebut tampak jelas bahwa poin 2,3 dan 4 sangatlah terabaikan. Bukan hanya terabaikan, tetapi bahkan tidak pernah terpikirkan. Jika anak kita sudah jujur, dan bertanggungjawab, lalu mau kita beri nilai berapa untuk hal-hal tersebut? Tak terhingga, bukan? Justru sebenarnya poin 2,3 dan 4 lah yang kelak berperan besar dalam kehidupan mereka.
Jika nilai matematikanya mendapatkan 100, tentunya itu adalah pelengkap yang manis, lalu apa dampaknya kelak bagi kehidupan anak. Saat besar dan selepas sekolah nanti, bidang studi poin 1, yaitu Matematika, sudah tidak ada lagi dan masyarakat cenderung mengantinya dengan kesuksesan. Herannya masih banyak yang menggangap bahwa kesuksesan sama dengan kekayaaan. Sekarang kita tahu jawaban jika ada pertanyaaan seperti ini, " mengapa bangasa kita ini banyak sekali koruptornya?" Ya sederhana saja jawababnya," karena banyak orang yang sudah tidak peduli lagi tentang bagaimana proses. Mereka lebih sibuk terhadap hasilnya, yaitu bidag studi nomor 1".
Ada pertanyaan besar lainnya," Apakah para koruptor itu sewaktu kecil diajarkan untuk berbohong, menipu dan sebagainya? Apakah kita perna mengajari anak-anak untuk berbohong?" jawabannya adalah TIDAK. Kemudian saat dewasa mengapa bisa begitu? Karena bukan pelajaran berbohonglah yang membuat seseorang berbohong, tetapi lebih kepada tidak adanya APRESIASI terhadapat KEJUJURAN yang membuat anak-anak mempunyai potensi untuk berbohong.(Setiawan, 2019)
Dalam buku tersebut penulis telah menjelaskan bahwa sangatlah penting proses dan kejujuran pada anak, sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi anak-anak dimasa depan. Karena sejak kecil sistem yang diterapkan oleh pendidikan, keluarga dan masyarakat kejujuran sangat lah jarang atau tidak ada harganya dan tidak ada nilainya dibandingkan dengan nilai matematika dan bidang- bidang lainnya.
Tugas orangtua adalah untuk membantu anak melengkapi poin-poin kehidupan pada anak dengan mengajarkan kepribadian yang jujur, tekun, bertanggung jawab, dan juga setia pada apa yang benar. Karena apa yang diajarkan oleh orangtua akan berdampak kepada anak, latilah anak dalam hal-hal tersebut, bahwa mereka perlu tahu melakukan sesuatu itu membutuhkan proses dan juga kejujuran. Anak yang berani melakukan kejujuran dan melakukan hal-hal yang benar maka orang tua hendaklah memberikan apresiasi terhadap kejujuran yang telah dilakuakan sehingga anak tidak akan merasa kecewa dengan apa yg telah mereka lakukan.
Bukankah kita akan membangun bangsa dengan baik. Maka hal yang paling utama adalah mengajarkan anak dalam proses dan kejujuran ketika melakukan sesuatu hal baik itu kecil dan besar. Anak-anak sangatlah membutuhkan sosok-sosok yang bersedia belajar bersama mereka. Dan dapat memberikan apresiasi-apresiasi yang dappat membangun rasa percaya diri anak ketika mereka melakukan sebuah proses dangan kejujuran yang telah mereka dapatkan dari didikan orangtua.
Tidak hanya orangtua saja yang berpengaruh besar dalam kejujuran anak, lingkunganpun andi besar dalam hal ini, maka orangtua haruslah sangat teliti dalam memilih lingkungan bermain anak-anak. Mendidik anak-anak bukan berarti mengajarkan kepada mereka sekumpulan ilmu pengetahuan semata. Utamanya, mendidik berarti mengajarkan kepada mereka kesanggupan untuk berjuang mengahdapi tantangan hidupnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H