Mohon tunggu...
Yusi Nur Apriyani
Yusi Nur Apriyani Mohon Tunggu... -

Pelajar SMA di daerah Purwakarta, Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rumah Kita

11 Mei 2012   11:02 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:26 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Ibu
Aku ingin rumah yang kita huni ini
Tetap berdiri kokoh
Walau banyak badai disertai hujan
-
Bapak
Aku ingin tak ada lagi pertengkaran
Yang terdengar menggema di rumah ini
Bukan karena kambing hitam ataupun siapa
Tapi ini karena kesadaran diri
-
Ibu
Aku ingin kau mengajariku tentang keadilan
Agar aku bisa tahu
Mengapa di rumah ini banyak ketidakseimbangan
-
Bapak
Aku ingin kau beli kapur barus yang banyak sekali
Atau mungkin perangkap tikus yang mematikan
Karena setiap kali ku tertidur
Selalu saja terdengar decitan-decitan aneh dari makhluk kotor yang menjijikkan
Sudah banyak korban yang dia makan dengan gigi kotornya itu
Lihat! Bunga yang kutanam dia gigit tanpa belas kasihan
Pak, akankah kau diam saja melihat mereka memakan barang-barang kita?
-
Ibu
Aku ingin melihat birunya langit dari rumah ini
Tanpa terhalang sedikitpun awan
Apalagi sesuatu yang menyerupai awan
Yang hitam dan menyesakkan
-
Ibu
Aku ingin melihat rumah kita dari atas awan
Apakah tetap hijau seperti yang kulihat dalam album kenangan?
Ataukah terlihat lebih menakjubkan?
-
Bapak
Aku ingin tahu kenapa rumah kita benar-benar tak seperti apa yang kubayangkan?
Kemana larinya rumput-rumput hijau yang menyejukkan mata?
Kenapa hanya ada tanah tandus yang tak bisa kutumbuhi bunga?
Kenapa semuanya tak seperti dulu lagi, Pak?
-
Ibu
Jika aku jadi serdadu tentara atau abri yang kuat
Akankah aku bisa menahan kokohnya rumah ini?
Ibu
Jika aku panggil seorang satpam ke rumah ini
Akankah satpam itu bisa mengatasi pertengkaran-pertengkaran yang ada di rumah ini?
Ibu
Jika aku jadi hakim pengadilan
Akankah aku bisa bersikap adil sehingga tercipta lagi keseimbangan di rumah ini?
Ibu
Jika aku menyemprotkan banyak racun mematikan pada tikus-tikus rumah ini
Akankah mereka semua mati dan tak memakan barang-barang kita lagi?
Ibu
Jika aku sirami semua tanah di rumah ini
Akankah rumah ini kembali hijau dan dinaungi birunya langit yang hanya berhiaskan awan putih?
-
Bapak
Apakah kau percaya bahwa aku bisa melakukan semuanya?
-
Melakukan apapun yang kubisa agar rumah kita tak lebih buruk dari ini.
-
Untuk rumah kita,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun