Mohon tunggu...
Yusuf Ucie
Yusuf Ucie Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

TK Lippo Cikarang Tanam Mangrove di Muaragembong

10 Juni 2015   22:05 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:07 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

  

Desa Pantai Bahagia, 10/6/2015 - Dalam agenda mempringati Hari Lingkungan Hidup 2015, siswa TK (Taman Kanak-kanak) Little be moeslem preschool and kindergarden Lippo Cikarang dikerahkan untuk menanam Pohon Bakau atau mangrove di Kp. Beting, desa Pantai Bahagia, Kec. Muaragembong, Kabupaten Bekasi, Rabu (10/6).

 

Miss Ratri, salah satu guru Pembimbing Little be moeslem preschool and kindergarden Lippo Cikarang kepada Netizen Muaragembong Ku, Rabu, menjelaskan sebanyak 15 siswa taman kanak-kanak yang ditemani Orang tua nya masing-masing dikerahkan ke kampung beting untuk menanam pohon mangrove. Menurut dia, program tanam mangrove tersebut pertama kali diadakan karena TK Little be moeslem preschool and kindergarden Lippo juga peduli tentang lingkungan hidup dan ingin juga menyelamatkan bumi terkait pemanasan global.

 

"Di samping itu, kami ingin menanamkan sesuatu yang membekas kepada siswa Dalam hal peduli terhadap lingkungan, khususnya wilayah hutan pesisir," katanya.

 

Selain itu, Kampung Beting yang merupakan wilayah utara Kabupaten Bekasi saat ini kondisi hutannya sudah rusak dan menghawatirkan hingga memicu terjadinya abrasi berkepanjangan.

"Kita prihatin dengan keadaan kampung beting seperti itu, dan kebetulan Sekolah Little be moeslem preschool and kindergarden masih di wilayah kabupaten Bekasi," katanya.

 

Wilayah utara Kabupaten Bekasi yang memang wilayah pesisir sebagian besar ditanami pohon mangrove, tetapi karna beberapa faktor, maka berakibat rusaknya hutan mangrove hingga menyebabkan banjir pasang laut (Rob) karna lahan tersebut abrasinya sudah cukup mengahawtirkan. Siswa diajak mempraktikkan apa yang didapatkan di sekolah tentang peghijauan, dan biota laut agar anak-anak tersebut mengerti tentang kondisi tersebut sehingga mereka tidak hanya mengetahui teori, tetapi langsung praktik di lahan konservasi mangrove.

 

Sementara itu, menurut, Ribah Setiawan Rusban, Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat Gerakan Masyarakat Peduli Alam dan Lingkungan Hidup (LSM-GEMPAL) mengatakan, 

Berawal dari kondisi diatas semestinya kita sebagai warga masyarakat yang berada dalam kondisi ini bangkit dan mulai mengkampanye perbaikan lingkungan. Dalam kondisi ini kita tidak lagi harus berkutat pada debat kusir mencari kambing hitam dari kerusakan yang terjadi. Melainkan bersama-sama berjabat tangan dan memberi solusi dari masalah yang di hadapi.

"Menyelesaikan masalah kerusakan hutan mangove di Muaragembong, di perlukan kerjasama banyak pihak untuk terus melakukan upaya-upaya perbaikan lingkungan berupa rehabilitasi hutan mangrove di pesisir utara Kabupaten Bekasi," pungkasnya. (uc)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun