Mereka tidak kesulitan menemukan tempat ini, karena ketua komunitas, Iwan BSN adalah penduduk daerah tersebut. Dia juga yang mengetahui, bahwa pagar tersebut bisa dibuka dengan menjulurkan tangan ke balik pagar, dan membuka kunci rantai gerbang.
Makam gadis cilik berusia 9 tahun ini dimuliakan tersebab oleh sejarah pula. Menurut riwayat, kakek gadis cilik tersebut adalah seorang tuan tanah kaya raya di daerah ini.
Pada tahun 1700 Masehi, Saimun, demikian nama laki-laki kaya tersebut, sakit parah.
Dia mengadakan sayembara dan bernazar. Siapa pun yang bisa menyembuhkan sakitnya, akan dinikahkan dengan putrinya, yang bernama Sakinah.
Seorang pemuda tampan dari negeri Yaman, Habib Abdullah bin Muhammad Aidid, berhasil menyembuhkan Saimun, dan menjadi pemenang sayembara.Â
Dari hasil pernikahan tersebut, lahirlah seorang putri bernama Fatmah. Gadis cilik ini penghapal Al-Quran alias Hafidzah. Dia menuruni talenta ayahnya, mampu menyembuhkan orang sakit.
Banyak masyarakat sudah disembuhkannya. Pada usia 9 tahun, dia mendapat haid pertama, sekaligus haid terakhirnya. Karena setelah haid bersih, dia dipanggil Sang Maka Pengasih.
Habib Abdullah memakamkan putri kesayanganya di daerah Petogogan, Kebayoran Baru ini. Dan memerintahkan para pembantunya untuk merawat makam tersebut.
Dijelaskan Iwan, treking yang dilakukan komunitas Pemangku memang tidak melulu berupa jalan jalan atau berburu kuliner. Pada banyak trek, diselipkan wisata sejarah, heritage, dan kuliner jadul. Treking yang dilakukan jumat 20 Desember 2019 lalu, diberi nama " Trek Dua Putri Suci".
Perjalanan diselingi juga dengan sarapan ringan di kantin kecil balaikota, yang terletak dekat area parkir. Amat kecil kantinnya, namun untuk kulinernya, berani direkomendasikan dalam skala bintang lima.